Simulator Kelahiran Nantinya Bantu Persalinan Berisiko

Simulator kelahiran dari ahli komputer nantinya dapat memprediksikan secara spesifik proses kelahiran bayi normal ataukah caesar.

oleh Kusmiyati diperbarui 02 Des 2013, 17:30 WIB
Teknologi di dunia kedokteran terus mengalami perkembangan. Para ahli komputer dari University of East Anglia's School of Computer Sciences sedang melakukan penelitian yang akan membantu para dokter dan ibu dalam proses kelahiran.

Para ahli akan membuat program simulator virtual kelahiran (virtual birth simulator) yang nantinya berguna membantu para dokter dan bidan dalam mempersiapkan kelahiran yang tidak biasa atau berbahaya, dikutip Mirror, Senin (2/12/013).

Program tersebut nantinya dapat memperhitungkan bentuk tubuh ibu dan posisi bayi sehingga dapat memprediksikan secara spesifik proses kelahiran bayi normal ataukah caesar.

"Kami sedang membuat terobosan baru bidang rekayasa simulasi kelahiran bayi dengan menggunakan pembacaan ultasonografi (USG) untuk menciptakan grafis tiga dimensi. Hal ini untuk mensimulasikan step by step pergerakan bayi mulai dari rahim hingga menuju ke vagina," kata Ketua proyek penelitian dari University of East Anglia School of Computing Sciences, dr. Rudy Lapeer.

Rudy menambahkan kelak para bidan atau dokter dapat memasukkan data anatomi pasien seperti ukuran dan bentuk tulang panggul si ibu, ukuran dan bentuk kepala bayi serta ukuran dan bentuk badan bayi.

"Dengan input data semacam itu, pengguna dapat memprediksi tahapan–tahapan proses kelahiran yang sesuai dengan pasien dan bayinya,” lanjut Dr. Lapper.

Program simulasi tersebut menggunakan sensor ultrasonik untuk merekonstruksi model geometrik tulang dan tubuh bayi dalam grafis tiga dimensi. Begitu juga dengan tubuh bagian bawah si ibu serta tulang panggulnya.

Lebih hebatnya lagi, simulator tersebut juga dapat memperhitungkan seberapa besar gaya dorong yang dihasilkan oleh si ibu ketika proses persalinan. Tidak hanya itu program ini bahkan dapat memodelkan “tangan virtual” bidan atau dokter saat berinteraksi dengan kepala bayi saat proses persalinan.

Rudy berharap simulator ini membantu menghindari proses persalinan yang rumit atau berisiko untuk ibu dan bayi.

"Kami berharap simulator ini dapat membantu menghindari proses persalinan yang rumit misalnya apakah bayi akan terjebak di tulang pinggul atau tidak. Simulator ini memandu para dokter dan bidan dalam mengambil keputusan apakah proses persalinan memungkinkan berlangsung dengan normal atau perlu dilakukan prosedur operasi caesar," kata Rudy menjelaskan. (Mia/Mel)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya