Berbagai upaya dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam menekan penyakit HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus Infection Acquired Immunodeficiency Syndrome) agar tidak meningkat.
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama dua hal setidaknya bisa dilakukan, yakni pencegahan dan pengobatan.
"Sampai saat ini melalui dua upaya tersebut Kemenkes berupaya menekan pertumbuhan penyakit HIV," katanya dalam surat elektronik Liputan6.com, Senin (2/12/2013).
Selain itu, meningkatkan pengetahuan komprehensif tentang HIV AIDS melalui kampanye 'Aku Bangga Aku Tahu' (ABAT) juga merupakan upaya pencegahan demi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS dan mengurangi penyebarannya.
"Melaksanakan program pencegahan penularan dari orang tua ke anak (PPIA), menjalankan Pencegahan penularan HIV melalui transmisi seksual dan pelaksanaan program pencegahan dampak buruk akibat napza melalui layanan metadon dan layanan alat suntik steril," kata Prof. Tjandra menjelaskan.
Selain itu Kemenkes juga meningkatkan layanan Infeksi Menular Seksual (IMS) terutama didaerah hot spot dan meningkatkan akses testing dan akses pengobatan ART.
Upaya tersebut menurut Tjandra terbukti menurunkan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia.
"Dari data yang dilaporkan diketahui jumlah penderita AIDS semakin menurun dan saat ini berjumlah 5.678 (tahun 2012) dan sampai saat ini jumlahnya menjadi 2.763 ODHA," paparnya.
Sampai bulan September 2013 persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun yakni 73 persen, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 15,1 persen, dan kelompok umur 15-19 tahun jumlahnya 3,4 persen.
Menurut Tjandra, provinsi yang ODHAnya terbanyak ada di DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Jateng, Papua, Papua Barat, Sumut, Sulawesi Selatan, Riau dan Kalimantan Timur.
(Mia/Abd)
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama dua hal setidaknya bisa dilakukan, yakni pencegahan dan pengobatan.
"Sampai saat ini melalui dua upaya tersebut Kemenkes berupaya menekan pertumbuhan penyakit HIV," katanya dalam surat elektronik Liputan6.com, Senin (2/12/2013).
Selain itu, meningkatkan pengetahuan komprehensif tentang HIV AIDS melalui kampanye 'Aku Bangga Aku Tahu' (ABAT) juga merupakan upaya pencegahan demi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS dan mengurangi penyebarannya.
"Melaksanakan program pencegahan penularan dari orang tua ke anak (PPIA), menjalankan Pencegahan penularan HIV melalui transmisi seksual dan pelaksanaan program pencegahan dampak buruk akibat napza melalui layanan metadon dan layanan alat suntik steril," kata Prof. Tjandra menjelaskan.
Selain itu Kemenkes juga meningkatkan layanan Infeksi Menular Seksual (IMS) terutama didaerah hot spot dan meningkatkan akses testing dan akses pengobatan ART.
Upaya tersebut menurut Tjandra terbukti menurunkan jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia.
"Dari data yang dilaporkan diketahui jumlah penderita AIDS semakin menurun dan saat ini berjumlah 5.678 (tahun 2012) dan sampai saat ini jumlahnya menjadi 2.763 ODHA," paparnya.
Sampai bulan September 2013 persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun yakni 73 persen, diikuti kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 15,1 persen, dan kelompok umur 15-19 tahun jumlahnya 3,4 persen.
Menurut Tjandra, provinsi yang ODHAnya terbanyak ada di DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Jateng, Papua, Papua Barat, Sumut, Sulawesi Selatan, Riau dan Kalimantan Timur.
(Mia/Abd)