Kiper top Italia Gianluigi Buffon sempat mengalami getirnya sebagai pemain profesional bersama Juventus. Ketika itu, Juve didegradasi paksa ke Serie B akibat terganjal skandal pengaturan skor calciopoli 2006 silam.
Gigi panggilan akrab Gianluigi Buffon galau. Di satu sisi, penampilannya sedang berada di level terbaik. Namun di sudut yang lain, klubnya terkena masalah serius. Sementara di luaran, klub-klub besar terus menawarinya tempat. Godaan itu begitu kuat.
Bangkit dari Jurang Degradasi
Tapi Gigi ternyata tak sekadar pemain profesional. Lebih dari itu, dia juga sangat loyal terhadap klubnya. Ia tetap memilih berjuang dan bangkit bersama Juventus, di saat teman-temannya hengkang begitu tahu I Bianconeri terjerembab di jurang degradasi, turun kasta bermain di Serie B.
Sebut saja sejumlah pemain top Juve, ada Zlatan Ibrahimovic, Patrick Vieira, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Emerson, dan Gianluca Zambrotta. Mereka semua kabur meninggalkan Juve yang terjerembab turun kasta. Para pemain top dunia itu memilih pindah ke klub-klub kaya yang menawarkan tempat bagi mereka. Waktu itu, klub-klub raksasa seperti Barcelona dan AC Milan amat menginginkan Gigi Buffon.
Sementara Buffon bersama Alessandro Del Piero, David Trezeguet, dan Mauro Camoranesti terus setia berjuang bersama Juve merangkaki laga Serie B.
Buffon mengatakan dirinya merasa memiliki utang budi pada Juve. Itulah alasannya mengapa dirinya tetap tinggal.
"Juve membantu saya menjadi juara dunia dan oleh karena itu saya berutang banyak pada mereka," katanya dalam wawancara dengan Four Four Two.
Pengaruh Orangtua Amat Besar
Gigi juga masih ingat pesan kedua orangtuanya tentang kesetiaan dan bagaimana seharusnya membina hubungan baik dengan orang lain. Didikan orangtuanya, sang ayah Adriano dan ibundanya Maria Stella Buffon sangat berperan dalam keputusannya tetap bertahan bersama Juve.
"Mungkin saya memiliki pendidikan berbeda dari pemain lain, terutama dari kedua orangtuaku. Yakni dalam hal cara kita bersikap, menyangkut hubungan dengan orang lain," ujar Gigi.
Perjuangan Buffon dan teman-teman ternyata berbuah manis. Mereka berhasil melangkah lagi ke Serie A dan bahkan hanya membutuhkan waktu semusim untuk memboyong gelar juara Liga Serie A. Buffon kini jadi legenda hidup bagi Juventus dengan segudang prestasinya.
Sesungguhnya, kasus calciopoli sempat menyeret nama Buffon. Ketika itu 12 Mei 2006, sang kiper andalan Juve itu sempat dituding ikut serta melakukan judi ilegal pada pertandingan Serie A. Mendengar tuduhan tersebut, Buffon langsung secara tegas membantah dirinya bersalah.
Buktikan Diri Tak Terlibat
Buffon pun membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. Salah satunya dengan memberikan waktu sepenuhnya secara kooperatif dirinya diperiksa penegak hukum. Gara-gara tudingan itu, dirinya nyaris gagal tampil di ajang Piala Dunia 2006 yang saat itu digelar di Jerman. Untunglah, Gigi Buffon berhasil ikut membawa Timnas Italia menggondol gelar juara dunia. Gianluigi Buffon akhirnya dinyatakan tidak bersalah secara hukum 27 Juni 2007.
Di ajang pesta sepakbola sejagad Laga Piala Dunia 2006 Jerman, Buffon tampil gemilang. Sepanjang pertandingan di turnamen paling bergengsi itu, Gigi hanya kebobolan 2 gol. Jadi total selama 453 menit bermain membela negaranya Italia tak pernah kemasukan gol. Kala itu, ada aksi penyelamatan gawang yang amat penting sebagai penentu kemenangan Tim Azzurri saat bintang Prancis Zinedine Zidane menyundul bola ke arah gawang pada masa perpanjangan waktu.
Raih Prestasi
Suami Alena Seredova itu akhirnya juga meraih penghargaan Yashin Award dari FIFA. Pada tahun yang sama, 2006, Gianluigi Buffon berada di posisi kedua peraih gelar Ballon d'Or. Dia kalah dari Cannavaro.
Buffon mengaku dirinya puas bisa meraih prestasi gemilang di saat klubnya sedang dirundung masalah serius.
"Ini mimpi yang jadi kenyataan. Saya merasa sangat beruntung. Senang dapat membuat negara saya bahagia," tutur Buffon dengan nada bangga.
Gigi sukses bangkit bersama klub kesayangannya Juventus. Bagaimana dengan kehidupan pribadi bersama keluarganya? Bagaimana cerita cinta bertemu dengan model Alena Seredova yang cantik itu? Ikuti terus Kisah Buffon: Karier dan Cinta selanjutnya. (Vin)
Gigi panggilan akrab Gianluigi Buffon galau. Di satu sisi, penampilannya sedang berada di level terbaik. Namun di sudut yang lain, klubnya terkena masalah serius. Sementara di luaran, klub-klub besar terus menawarinya tempat. Godaan itu begitu kuat.
Bangkit dari Jurang Degradasi
Tapi Gigi ternyata tak sekadar pemain profesional. Lebih dari itu, dia juga sangat loyal terhadap klubnya. Ia tetap memilih berjuang dan bangkit bersama Juventus, di saat teman-temannya hengkang begitu tahu I Bianconeri terjerembab di jurang degradasi, turun kasta bermain di Serie B.
Sebut saja sejumlah pemain top Juve, ada Zlatan Ibrahimovic, Patrick Vieira, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Emerson, dan Gianluca Zambrotta. Mereka semua kabur meninggalkan Juve yang terjerembab turun kasta. Para pemain top dunia itu memilih pindah ke klub-klub kaya yang menawarkan tempat bagi mereka. Waktu itu, klub-klub raksasa seperti Barcelona dan AC Milan amat menginginkan Gigi Buffon.
Sementara Buffon bersama Alessandro Del Piero, David Trezeguet, dan Mauro Camoranesti terus setia berjuang bersama Juve merangkaki laga Serie B.
Buffon mengatakan dirinya merasa memiliki utang budi pada Juve. Itulah alasannya mengapa dirinya tetap tinggal.
"Juve membantu saya menjadi juara dunia dan oleh karena itu saya berutang banyak pada mereka," katanya dalam wawancara dengan Four Four Two.
Pengaruh Orangtua Amat Besar
Gigi juga masih ingat pesan kedua orangtuanya tentang kesetiaan dan bagaimana seharusnya membina hubungan baik dengan orang lain. Didikan orangtuanya, sang ayah Adriano dan ibundanya Maria Stella Buffon sangat berperan dalam keputusannya tetap bertahan bersama Juve.
"Mungkin saya memiliki pendidikan berbeda dari pemain lain, terutama dari kedua orangtuaku. Yakni dalam hal cara kita bersikap, menyangkut hubungan dengan orang lain," ujar Gigi.
Perjuangan Buffon dan teman-teman ternyata berbuah manis. Mereka berhasil melangkah lagi ke Serie A dan bahkan hanya membutuhkan waktu semusim untuk memboyong gelar juara Liga Serie A. Buffon kini jadi legenda hidup bagi Juventus dengan segudang prestasinya.
Sesungguhnya, kasus calciopoli sempat menyeret nama Buffon. Ketika itu 12 Mei 2006, sang kiper andalan Juve itu sempat dituding ikut serta melakukan judi ilegal pada pertandingan Serie A. Mendengar tuduhan tersebut, Buffon langsung secara tegas membantah dirinya bersalah.
Buktikan Diri Tak Terlibat
Buffon pun membuktikan bahwa dirinya tak bersalah. Salah satunya dengan memberikan waktu sepenuhnya secara kooperatif dirinya diperiksa penegak hukum. Gara-gara tudingan itu, dirinya nyaris gagal tampil di ajang Piala Dunia 2006 yang saat itu digelar di Jerman. Untunglah, Gigi Buffon berhasil ikut membawa Timnas Italia menggondol gelar juara dunia. Gianluigi Buffon akhirnya dinyatakan tidak bersalah secara hukum 27 Juni 2007.
Di ajang pesta sepakbola sejagad Laga Piala Dunia 2006 Jerman, Buffon tampil gemilang. Sepanjang pertandingan di turnamen paling bergengsi itu, Gigi hanya kebobolan 2 gol. Jadi total selama 453 menit bermain membela negaranya Italia tak pernah kemasukan gol. Kala itu, ada aksi penyelamatan gawang yang amat penting sebagai penentu kemenangan Tim Azzurri saat bintang Prancis Zinedine Zidane menyundul bola ke arah gawang pada masa perpanjangan waktu.
Raih Prestasi
Suami Alena Seredova itu akhirnya juga meraih penghargaan Yashin Award dari FIFA. Pada tahun yang sama, 2006, Gianluigi Buffon berada di posisi kedua peraih gelar Ballon d'Or. Dia kalah dari Cannavaro.
Buffon mengaku dirinya puas bisa meraih prestasi gemilang di saat klubnya sedang dirundung masalah serius.
"Ini mimpi yang jadi kenyataan. Saya merasa sangat beruntung. Senang dapat membuat negara saya bahagia," tutur Buffon dengan nada bangga.
Gigi sukses bangkit bersama klub kesayangannya Juventus. Bagaimana dengan kehidupan pribadi bersama keluarganya? Bagaimana cerita cinta bertemu dengan model Alena Seredova yang cantik itu? Ikuti terus Kisah Buffon: Karier dan Cinta selanjutnya. (Vin)