Penjualan Kondom di Indonesia Tembus Angka 150 Juta

Penjualan kondom mencapai angka pemasaran sosial sebanyak 150 juta. Ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat meningkat.

oleh Kusmiyati diperbarui 04 Des 2013, 09:00 WIB
Kondom mungkin masih menjadi hal yang tabu untuk masyarakat Indonesia. Namun menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, Rohana Manggala sebagai masyarakat jangan dulu menilai negatif dan jangan tutup mata dengan kenyataan yang ada.

"Memang kalau di Indonesia masih terbilang tabu, tapi jangan dulu nilai kondom itu identik dengan hal negatif. Jangan tutup mata dengan kenyataan yang ada kalau ternyata penjualan kondom di Jakarta terbilang tinggi kok," kata Rohana.

Rohana menambahkan hal tersebut berarti kesadaran masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS meningkat. "Kalau jumlahnya saya tidak tahu pasti tapi menunjukan angkanya tinggi saya lupa berapa. Berarti kesadaran mereka akan kesehatan tinggi. Kondom dipakai oleh orang yang berisiko penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS, kalauvtidak berisiko ya buat apa pakai," katanya.

Selain KPAP, DKT juga mengatakan penjualan kondom mencapai angka pemasaran sosial sebanyak 150 juta. "Hal ini membuktikan bahwa kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penggunaan kondom meningkat," kata Country Director DKT Indonesia, Todd Callahan, Selasa (3/12/2013).

Namun menurut Todd, hasil ini masih jauh bila dibandingkan dengan populasi negeri ini. "Jika distribusi dan penggunaan kondom di Indonesia dibandingkan dengan total populasi negeriini,perjalanan masih jauh. Perlu adanya sebuah program iklan layanan masyarakat tentang seksaman secara berkesinambungan," kata Todd.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), dr. Kemal Siregarpun menambahkan, masih butuh upaya lebih keras lagi mengedukasi dan menyadarkan masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan bahaya HIV/AIDS.

"Hampir 80 persen penularan HIV berasal dari hubungan seks tidak aman. Angka ini menunjukkan masih kurangnya penggunaan kondom di kalangan lelaki berisiko tinggi. Sementara berbagai upaya untuk mempromosikan penggunaan kondom telah banyak dilakukan, namun masih dibutuhkan promosi lebih gencar lagi untuk mendorong adanya kesadaranperubahanperilaku," kata Kemal.

(Mia/Mel)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya