PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menargetkan volume penjualan 27,22 juta ton pada 2014, atau mengalami kenaikan sebesar 10% jika dibandingkan perolehan volume penjualan sebesar 24,75 juta ton di akhir tahun 2013.
"Volume penjualan perseroan diharapkan naik, volume produksi juga sama. Raihan itu akan didorong oleh hasil produksi di beberapa wilayah operasi seperti Gresik, Tonasa, Padang dan Vietnam," ujar Direktur Utama SMGR Dwi Soejipto ketika ditemui dalam acara penandatanganan kerjasama dengan KPK di Gedung East Tower, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dwi menjelaskan, tingginya kebutuhan semen yang ada di dalam negeri menjadikan perseroan berniat untuk meningkatkan target penjualan semen di tahun depan. Hal itu karena, pertumbuhan permintaan semen pada tahun depan sebesar 5%, ditambah besarnya antara kemampuan produksi dan permintaan semen yang ada di Indonesia.
Sementara itu, pertumbuhan penjualan perseroan memang mengalami perlambatan jika dibandingkan target penjualan semen sebesar 12% hingga akhir tahun ini.
Target penjualan yang menurun di tahun ini merupakan dampak dari adanya kenaikan inflasi, suku bunga acuan BI (BI Rate) dan adanya kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pembelian rumah kedua.
Lanjut Dwi, sampai akhir Oktober 2013, perseroan berakhir meningkatkan volume penjualan sebesar 15,2% menjadi 20,95 juta ton, bila dibandingkan dengan penjualan semen di perode yang sama pada tahun lalu sebesar 18,19 juta ton.
"Peningkatan volume penjualan ditopang dari penjualan domestik yang menyumbang sampai 20,66 juta ton," tutup dwi. (Dis/Ahm)
"Volume penjualan perseroan diharapkan naik, volume produksi juga sama. Raihan itu akan didorong oleh hasil produksi di beberapa wilayah operasi seperti Gresik, Tonasa, Padang dan Vietnam," ujar Direktur Utama SMGR Dwi Soejipto ketika ditemui dalam acara penandatanganan kerjasama dengan KPK di Gedung East Tower, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dwi menjelaskan, tingginya kebutuhan semen yang ada di dalam negeri menjadikan perseroan berniat untuk meningkatkan target penjualan semen di tahun depan. Hal itu karena, pertumbuhan permintaan semen pada tahun depan sebesar 5%, ditambah besarnya antara kemampuan produksi dan permintaan semen yang ada di Indonesia.
Sementara itu, pertumbuhan penjualan perseroan memang mengalami perlambatan jika dibandingkan target penjualan semen sebesar 12% hingga akhir tahun ini.
Target penjualan yang menurun di tahun ini merupakan dampak dari adanya kenaikan inflasi, suku bunga acuan BI (BI Rate) dan adanya kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pembelian rumah kedua.
Lanjut Dwi, sampai akhir Oktober 2013, perseroan berakhir meningkatkan volume penjualan sebesar 15,2% menjadi 20,95 juta ton, bila dibandingkan dengan penjualan semen di perode yang sama pada tahun lalu sebesar 18,19 juta ton.
"Peningkatan volume penjualan ditopang dari penjualan domestik yang menyumbang sampai 20,66 juta ton," tutup dwi. (Dis/Ahm)
