Akibat hujan lebat selama 3 hari berturut-turut, lebih dari 200 bangunan di Ibukota Kuba, Havana mengalami kerusakan.
"Rumah-rumah mengalami kerusakan sebagian atau total, akibat tiga hari hujan lebat itu," demikian diberitakan harian resmi Kuba Granma edisi Selasa 2 Desember yang dilansir dari Xinhua dan dimuat Liputan6.com, Rabu (4/12/2013).
Francisco Sanchez selaku pejabat lokal setempat mengatakan, hujan lebat mengguyur 6 kabupaten kota, di mana 26 bangunan runtuh dan 201 lainnya sebagian runtuh.
"Menewaskan 2 orang dan menyebabkan 627 keluarga kehilangan tempat tinggal," ujar Francisco seperti dikutip harian Granma.
Sejauh ini, pihak berwenang juga telah mengungsikan 841 orang untuk tempat penampungan sementara. Sekitar 1.399 warga terpaksa tinggal dengan keluarga, teman atau tetangga.
"Mereka dievakuasi dan belum diperbolehkan kembali ke rumah, sampai bangunan rumah mereka diperiksa," tambah Francisco.
Selain mempengaruhi lebih dari 700 ribu penduduk yang tinggal di Havana, beberapa situs Warisan Dunia yang didesain oleh UNESCO yang terdiri dari banyak bangunan era kolonial juga mengalami kerusakan.
"12 Persennya berada dalam kondisi memperihatinkan," ucap Francisco.
Hujan lebat mengguyur Kuba timur dari Kamis hingga Minggu pagi, 28 November hingga 1 Desember 2013. Cuaca tersebut terjadi akibat angin dingin dari utara yang bercampur dengan curah hujan di selatan.
Hanya dalam 24 jam, genangan air sebanyak 26,7 cm dari curah hujan telah merendam beberapa bagian ibukota. Dan insiden runtuhnya bangunan merupakan hal tak biasa terjadi setelah hujan dan baru kali ini.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, 85 persen dari 3 juta warga yang tinggal di Havana bukanlah kaum kaya.
"Mereka berada dalam kondisi biasa saja atau miskin," demikian ditulis BPS setempat. (Tnt/Yus)
"Rumah-rumah mengalami kerusakan sebagian atau total, akibat tiga hari hujan lebat itu," demikian diberitakan harian resmi Kuba Granma edisi Selasa 2 Desember yang dilansir dari Xinhua dan dimuat Liputan6.com, Rabu (4/12/2013).
Francisco Sanchez selaku pejabat lokal setempat mengatakan, hujan lebat mengguyur 6 kabupaten kota, di mana 26 bangunan runtuh dan 201 lainnya sebagian runtuh.
"Menewaskan 2 orang dan menyebabkan 627 keluarga kehilangan tempat tinggal," ujar Francisco seperti dikutip harian Granma.
Sejauh ini, pihak berwenang juga telah mengungsikan 841 orang untuk tempat penampungan sementara. Sekitar 1.399 warga terpaksa tinggal dengan keluarga, teman atau tetangga.
"Mereka dievakuasi dan belum diperbolehkan kembali ke rumah, sampai bangunan rumah mereka diperiksa," tambah Francisco.
Selain mempengaruhi lebih dari 700 ribu penduduk yang tinggal di Havana, beberapa situs Warisan Dunia yang didesain oleh UNESCO yang terdiri dari banyak bangunan era kolonial juga mengalami kerusakan.
"12 Persennya berada dalam kondisi memperihatinkan," ucap Francisco.
Hujan lebat mengguyur Kuba timur dari Kamis hingga Minggu pagi, 28 November hingga 1 Desember 2013. Cuaca tersebut terjadi akibat angin dingin dari utara yang bercampur dengan curah hujan di selatan.
Hanya dalam 24 jam, genangan air sebanyak 26,7 cm dari curah hujan telah merendam beberapa bagian ibukota. Dan insiden runtuhnya bangunan merupakan hal tak biasa terjadi setelah hujan dan baru kali ini.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, 85 persen dari 3 juta warga yang tinggal di Havana bukanlah kaum kaya.
"Mereka berada dalam kondisi biasa saja atau miskin," demikian ditulis BPS setempat. (Tnt/Yus)