Hasil visum jasad bayi bernama Khadijah Maisa Azzahra alias Zahra menunjukkan adanya tanda kekerasan di tubuhnya. Terdapat beberapa luka lama dan luka baru akibat benda tumpul di tubuhnya, termasuk sundutan rokok. Namun, polisi belum memastikan penyebab kematian bayi berumur 1,5 tahun itu.
"Penyebab kematian masih dalam proses penyelidikan. Hasilnya belum keluar," kata Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Timur Kompol Sri Bhayangkari, Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Sri mengatakan, tersangka Lambertus Langon yang tak lain ayah kandung Zahra memang sudah mengakui telah menganiaya anaknya. Namun, pihaknya butuh keterangan medis untuk menguatkan alat bukti.
"Semua harus dibuktikan. Kalau penyebab kematian harus medis yang menentukan," lanjutnya.
Sebelum meninggal, Zahra memang dalam kondisi sakit. Lambertus sudah melakukan pengobatan Zahra di klinik. Karena tidak ada biaya, Zahra hanya menjalani rawat jalan dengan meminum obat yang diberikan dokter.
Kondisi itu diperparah dengan adanya penganiayaan Lambertus sehari sebelum meninggal. Bahkan, tersangka sempat melempar Zahra ke kasur.
"Memang kondisi tubuhnya sangat kurus. Tapi tetap harus ada pernyataan medis," tandas Sri.
Zahra meninggal 2 Desember pagi setelah dilarikan ke sebuah klinik terdekat di Cipayung, Jakarta Timur. Sebelum dilarikan ke dokter, Zahra yang berada di kamar tanpa kedua orangtuanya terus menangis, tiba-tiba pucat. Di pipi kirinya terlihat merah. Diduga, Zahra mengalami penganiayaan oleh ayah kandungnya, Lambertus. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Aniaya Bayi Zahra Hingga Tewas, Ayah Kandung Mengaku Khilaf]
"Penyebab kematian masih dalam proses penyelidikan. Hasilnya belum keluar," kata Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Timur Kompol Sri Bhayangkari, Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Sri mengatakan, tersangka Lambertus Langon yang tak lain ayah kandung Zahra memang sudah mengakui telah menganiaya anaknya. Namun, pihaknya butuh keterangan medis untuk menguatkan alat bukti.
"Semua harus dibuktikan. Kalau penyebab kematian harus medis yang menentukan," lanjutnya.
Sebelum meninggal, Zahra memang dalam kondisi sakit. Lambertus sudah melakukan pengobatan Zahra di klinik. Karena tidak ada biaya, Zahra hanya menjalani rawat jalan dengan meminum obat yang diberikan dokter.
Kondisi itu diperparah dengan adanya penganiayaan Lambertus sehari sebelum meninggal. Bahkan, tersangka sempat melempar Zahra ke kasur.
"Memang kondisi tubuhnya sangat kurus. Tapi tetap harus ada pernyataan medis," tandas Sri.
Zahra meninggal 2 Desember pagi setelah dilarikan ke sebuah klinik terdekat di Cipayung, Jakarta Timur. Sebelum dilarikan ke dokter, Zahra yang berada di kamar tanpa kedua orangtuanya terus menangis, tiba-tiba pucat. Di pipi kirinya terlihat merah. Diduga, Zahra mengalami penganiayaan oleh ayah kandungnya, Lambertus. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Aniaya Bayi Zahra Hingga Tewas, Ayah Kandung Mengaku Khilaf]