Rencana pengurangan stimulus moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS)/tapering telah dirasakan oleh pengusaha. Oleh karena itu antisipasi diperlukan untuk menghadapi tapering agar dampaknya tidak terlalu besar.
"Kalau dilihat dari teori tapering off itu pasti terjadi, namun hanya waktu saja yang bisa memberi kepastian tapering itu kapan terjadinya," ujar Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung, ketika ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Chairul menjelaskan, pemberlakuan tapering memang tergantung dari data ekonomi AS positif. Bank sentral Amerika Serikat akan memberlakukan tapering ketika pengangguran di bawah 7%. Pemberlakuan tapering itu membuat arus dana asing dari emerging market akan kembali ke AS.
Advertisement
"Ketika quantative easing (QE) di stop maka arus balik modal bisa balik lagi ke Amerika. Maka dia akan melakukan pemberhentian QE itu," tegasnya.
"Saya tekankan kepada kalangan pengusaha dan pemerintah. Memang tapering itu belum terjadi, namun efeknya sudah sangat terasa. Ini masalah waktu, untuk itu pasar harus mengantisipasi tapering itu, agar guncangan dan dampak tapering tidak terlalu besar," tutup Chairul. (Dis/Ahm)