Misteri... Horor Saat Sungai dan Danau Berubah Jadi `Kolam Darah`

Air sungai yang mengalir di Kota Myjava, Slovakia, berubah menjadi merah darah. Hanya dalam semalam. Fenomena serupa beberapa kali terjadi.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 05 Des 2013, 00:02 WIB
Roman Podbrezova sedang berolahraga pagi, jalan-jalan menyusuri jalan Kota Myjava, Slovakia, dekat perbatasan Republik Ceko. Saat melihat aliran sungai yang membelah pusat kota, pria 65 tahun itu kaget bukan kepalang.

Ia melihat air sungai berubah menjadi merah tua, mirip darah. "Aku tak mempercayai pandanganku saat itu," kata Roman, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, 4 Desember 2013. "Sungai itu berwarna merah tua. Seperti adegan film horor, darah mengalir melalui pusat kota."

Tak hanya warnanya yang terlihat mengerikan. Sungai itu berubah drastis hanya dalam semalam.

"Benar-benar mengerikan. Kemarin malam aku lewat sungai itu dan airnya berwarna normal," kata warga yang lain.

"Kini, seperti ada seseorang menyembelih 1.000 perawan atau sesuatu. Aku tak percaya takhayul dan tak pernah ada pembantaian atau semacamnya di sini. Tapi, ini jelas tidak normal."

Kabar pun menyebar luas dari mulut ke mulut. Rumor dan spekulasi berhembus di kota kecil yang biasanya tenang itu.

Sementara, juru bicara kepolisian, Elena Antalova mengatakan, polisi bertindak menyelidiki fenomena itu.

"Kami sedang mencari sumber darah atau apapun yang menyebabkannya," kata dia. "Saat ini kami menduga, itu disebabkan ikan-ikan yang mati atau seseorang membuang cairan yang mengandung darah ke sungai."

Elena menambahkan, diduga cairan merah -- apapun itu -- berasal dari saluran pembuangan yang berada di wilayah yang lebih tinggi, di atas sebuah museum.

Sementara, limbah dari rumah pemotongan, yang letaknya lebih tinggi dari Sungai Myjava biasanya dipompa ke kolam penampung untuk disaring sebelum dilepaskan ke sungai.

Misteri Aliran 'Darah' Sungai Beirut

Foto dok. Liputan6.com



Hal senada juga pernah menimpa Sungai Beirut (Nahr Bayrut) di Lebanon pertengahan Februari 2012. Sungai secara misterius berubah warna jadi merah darah setelah aliran cairan merah tak dikenal mulai mengalir dari tepian selatan Sungai Furn al-Shubbak. Air merah itu lalu mengalir ke Laut Mediterania, hingga warnanya memudar.

Petugas sudah berusaha mencari saluran limbah yang bertanggung jawab membuang cairan merah itu, tapi tak menemukan apapun.

Saksi mata yang bekerja di area dekat sungai mengatakan, peristiwa itu bukan kali pertamanya. Kira-kira terjadi tiap 2 bulan tanpa ada yang memperhatikan. Namun, kali itu, karena intensitas warna merah yang kuat, fenomena itu menarik perhatian banyak orang. Jadi heboh.

Menteri Lingkungan Nazem Khoury menduga, sumber air merah itu kemungkinan dari Hazmieh atau Baabda .

"Saya menyerukan kepada pemerintah kota Hazmieh dan Baabda untuk bekerja sama, agar secepatnya menemukan sumber polusi," kaya Khoury dalam sebuah pernyataan yang Liputan6.com kutip dari Daily Star.

Bisa jadi cairan merah itu adalah limbah pabrik, termasuk pabrik cat. Atau darah hewan dari rumah jagal.

Sungai Yangtze Memerah

Foto dok. Liputan6.com



Fenomena aneh terjadi di aliran Sungai Yangtze, sungai terpanjang di China. Airnya tiba-tiba berubah merah serupa warna jus tomat, jika dianggap terlalu berlebihan disamakan dengan darah.

Penduduk barat daya Kota Chongqing kali pertama menjumpai keanehan pada sungai yang dijuluki "jalur air emas" itu pada Kamis 6 September 2012 lalu.

Air berwarna merah terang itu tak hanya terkonsentrasi di sekitar Chongqing, pusat industri terbesar di barat daya China, tetapi juga di sejumlah titik lain di sepanjang sungai.

Para penyidik belum menentukan penyebab dari fenomena tak biasa itu. Namun laporan Telegraph melaporkan, pejabat lingkungan menduga, warna air menjadi merah disebabkan limbah industri. Atau mungkin disebabkan lumpur merah yang terbawa oleh banjir di hulu.

Sementara, Emily Stanley, profesor limnologi atau ilmu yang mempelajari perairan dalam dari University of Wisconsin menerangkan, satu-satunya penyebab alami dari air yang berubah merah adalah mikroorganisme air dalam jumlah besar. Misalnya ganggang merah yang mekar.

"Saat air berubah merah, pertama yang terbesit di pikiran orang yang melihatnya adalah pasang merah (red tide)," kata dia kepada situs sains Life's Little Mysteries.

Namun pendapat itu tak cocok untuk menjelaskan fenomena Sungai Yangtze. "Sebab, alga yang menyebabkan pasang merah berada di laut, bukan air tawar. Jadi sangat tidak mungkin bawah ini terkait fenomena pasang merah," kata dia.

Bisa jadi, itu ulah manusia. "Sepertinya ini fenomena polutan," katanya. "Air yang berubah warna menjadi merah dengan cepat pernah terjadi di masa lalu. Akibat orang membuang limbah pewarna ke dalam sungai."

Limbah pewarna sebelumnya juga menjelaskan mengapa aliran air sungai di Jian, China berubah merah tua Desember lalu. Para penyelidik menelusuri jejak warga hingga mengarah ke pabrik kimia ilegal yang memproduksi pewarna merah untuk pembungkus kembang api.

Danau Merah Dianggap Pertanda 'Kiamat'

Foto dok. Liputan6.com



Sebuah danau di Texas Barat, Amerika Serikat berubah warna menjadi merah darah di musim panas 2011.

Waduk OC Fisher di San Angelo State Park, yang sebelumnya populer sebagai tempat memancing dan rekreasi, mengering. Meninggalkan debit air dalam jumlah yang stagnan, dipenuhi ikan mati. Warnanya berubah menjadi merah buram. Mirip warna darah.

Untuk orang-orang yang meyakini kiamat sebentar lagi, berpendapat, fenomena di OC Fisher adalah pertanda akhir dunia.

Namun pejabat yang mengurusi taman margasatwa membantahnya. Menurut mereka, warna darah sama sekali tak ada kaitannya dengan mistis, tapi dikarenakan bakteri Chromatiaceae yang berkembang dalam air yang kehilangan oksigen. "Ini memang mengejutkan," kata Charles Cruz, salah satu staf taman margasatwa, seperti dimuat LiveScience. "Tapi tak ada kaitan dengan kiamat."

Musim panas saat itu, Texas memang mengalami kekeringan luar biasa, sekitar 75 persen wilayah ini mengalami kemarau parah, demikian menurut data Badan nasional Mitigasi Kekeringan (NDMC). (Ein/Ndy)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya