Kapitalisasi pasar saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tidak masuk lima besar saham berkapitalisasi besar untuk emiten batu bara pada November 2013 di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) cenderung bergerak melemah sepanjang November 2013. Saham BUMI ditutup di level Rp 445 per saham pada 1 November 2013, dan terus melanjutkan pelemahan hingga ditutup ke level Rp 290 per saham pada 29 November 2013.
Advertisement
Kapitalisasi pasar saham PT Bumi Resources Tbk bergeser ke posisi tujuh untuk saham kapitalisasi besar emiten batu bara. Nilai kapitalisasi pasar saham BUMI sekitar Rp 6,02 triliun pada 30 November 2013.
“Harga saham BUMI cenderung tertekan pada November 2013. Penurunannya sekitar 34% sehingga membuat kapitalisasi pasar saham BUMI turun,” ujar Analis PT Samuel Sekuritas, Yualdo Prawiro saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (4/12/2013).
Yualdo menuturkan, ada sejumlah sentimen yang membuat kapitalisasi pasar saham Bumi turun yaitu proses pemisahan grup Bakrie dengan Bumi Plc yang sempat tertunda. Hal itu berdampak ke pergerakan saham BUMI. Selain itu, utang jatuh tempo Bumi sekitar US$ 200 juta pada Desember 2013 juga menjadi perhatian pelaku pasar.
Padahal harga batu bara cenderung naik pada kuartal IV 2013. Harga batu bara dari US$ 76 pada Juli 2013 menjadi US$ 83 menjelang akhir tahun ini. Meski begitu, kenaikan harga batu bara tidak membantu pergerakan harga saham BUMI.
Memang sektor saham batu bara cenderung tertekan pada 2013 ini. Namun, Yualdo melihat, sektor saham batu bara ada kenaikan pada kuartal IV 2013. Apalagi pelemahan rupiah akan memberikan sentimen positif untuk kinerja perseroan.
“Sektor saham batu bara mendapatkan sentimen positif dari kenaikan harga batu tetapi memang ini musiman karena ada musim dingin sehingga membuat harga batu bara menguat karena permintaaan naik,” kata Yualdo.
Yualdo memproyeksikan sektor saham batu bara masih tertekan pada 2014. Hal itu karena ada kemungkinan permintaan melemah dari China dan India. Sedangkan produksi batu bara masih cukup besar dari produsen batu bara terbesar yaitu Australia dan Indonesia.
"Saya masih underweight untuk batu bara. Hal ini memang persoalan permintaan dan persediaan sehingga ada kemungkinan masih tertekan. Emiten kemungkinan akan menekan biayanya," ujar Yualdo.
Adapun saham-saham batu bara yang mencatatkan kapitalisasi pasar saham besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 November 2013 antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 36,14 triliun, PT Indo Tambang Rayamegah Tbk senilai Rp 32,42 triliun, dan PT Bayan Resources Tbk senilai Rp 28,83 triliun.
Lalu kapitalisasi pasar saham PT Bukit Asam Tbk senilai Rp 27,64 triliun, PT Golden Energy Mines Tbk senilai Rp 12,05 triliun, dan saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) senilai Rp 8,92 triliun.
Kapitalisasi pasar saham PT Bumi Resources Tbk sebesar Rp 6,04 triliun, disusul kapitalisasi pasar saham PT Berau Coal Energy Tbk senilai Rp 5,86 triliun, PT Golden Eagle Energy Tbk sebesar Rp 5,17 triliun, dan PT Baramulti Suksessarana Tbk senilai Rp 4,86 triliun.
Kapitalisasi pasar saham yaitu harga saham perseroan dikalikan jumlah saham yang outstanding. (Ahm)