Pengusaha Keluhkan Rencana Kenaikan Tarif Listrik 2014

Rencana untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk golongan B2 dan B3 pada 2014 diyakini akan semakin memberatkan para pelaku industri.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Des 2013, 09:15 WIB
Rencana untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk golongan B2 dan B3 pada 2014 diyakini akan semakin memberatkan para pelaku industri. Hal tersebut lantaran industri akan semakin terbebani oleh ongkos produksi yang juga akan meningkat dengan kenaikan tarif ini.

"Kenaikan ini pasti berat buat pengusaha, apalagi dengan rupiah melemah, kenaikan itu memang memberatkan," ujar CEO Panasonic Gobel Rahmat Gobel di Jakarta, seperti ditulis Kamis (5/12/2013).

Dia mengatakan, kenaikan tarif listrik bagi industri ini seharusnya juga dibarengi dengan penghapusan subsidi pada sektor lain yang justru tidak memberikan nilai produktifitas untuk perekonomian Indonesia.

"Subsidi sektor lain juga harus segera dihapuskan, yang membuat kita tidak efisien dan tidak produktif, penggunaan energi yang malah disalahgunakan atau malah dibuang-buang seperti BBM bersubsidi itu malah dipakai anak-anak muda naik motor kebut-kebutan," lanjutnya.

Meskipun demikian menurutnya kenaikan tarif listrik ini juga akan memberikan dampak positif bagi pengusaha dimana para pelaku industri tersebut akan mulai berpikir untuk mengevaluasi penggunaan listrik akan lebih hemat energi serta akan memicu penggunaan energi alternatif lain yang selama ini tidak populer dikalangan pelaku industri.

"Tidak apa-apa selama subsidi dihapuskan. Tapi ada bagusnya, artinya kita melakukan evaluasi bagaimana melakukan penghematan energi, solusinya bagaimana menggunakan produk-produk yang hemat energi dan akan ada pengembangan energi alternatif terbarukan, pasti akan kearah sana," jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah berencana untuk melakukan penghapusan subsidi listrik bagi kalangan industri paling besar yang masuk golongan I.4 dengan penggunaan listrik mencapai 70 kilovolt ampere (kVa) sampai dengan 150 kVA. (Dny/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya