Kondom memang komponen penting dari program pencegahan HIV/AIDS yang komprehensif. Tetapi kondom hanyalah salah satu komponen pencegahan kombinasi.
Seperti disampaikan Direktur WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) bidang HIV/AIDS, Dr. Kevin M. De Cock bahwa selain kondom, hal-hal berikut juga bsia mengurangi penularan HIV/AIDS
1. Mengurangi jumlah pasangan yang melakukan seks berisiko
2. Membuat strategi penting untuk kelompok usia tertentu apalagi untuk anak-anak dan remaja
Tak hanya itu, Kevin menjelaskan ada yang namanya langkah pencegahan tambahan, seperti pengujian dan konseling agar orang bisa mengetahui pasangannya menderita HIV/AIDS atau tidak.
"Ada juga langkah pengendalian infeksi menular seksual lainnya, khususnya untuk kelompok berisiko tinggi seperti pekerja seks dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Karena dalam epidemi heteroseksual, sunat bagi laki-laki dapat melindungi akuisisi HIV/AIDS," ungkap Kevin, seperti ditulis WHO, Kamis (5/12/2013).
Kevin juga menjelaskan bahwa saat ini ada beberapa teknologi yang dapat mencegah penularan HIV/AIDS seperti mikrobisida dan obat antiretroviral.
"Mikrobisida adalah senyawa yang digunakan oleh perempuan dan diterapkan dalam vagina. Biasanya senyawa ini digunakan sebelum melakukan hubungan seks," jelasnya.
Dan kemudian obat antiretroviral (ARV) sendiri yang memiliki manfaat menurunkan jumlah virus pada orang terinfeksi HIV/AIDS yang memakai obat.
"Tapi semua pendekatan ini, termasuk terapi dengan obat-obatan dan mikrobisida maupun antiretroviral masih berada di bawah studi dan belum direkomendasi WHO," tambahnya.
(Fit/Abd)
Seperti disampaikan Direktur WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) bidang HIV/AIDS, Dr. Kevin M. De Cock bahwa selain kondom, hal-hal berikut juga bsia mengurangi penularan HIV/AIDS
1. Mengurangi jumlah pasangan yang melakukan seks berisiko
2. Membuat strategi penting untuk kelompok usia tertentu apalagi untuk anak-anak dan remaja
Tak hanya itu, Kevin menjelaskan ada yang namanya langkah pencegahan tambahan, seperti pengujian dan konseling agar orang bisa mengetahui pasangannya menderita HIV/AIDS atau tidak.
"Ada juga langkah pengendalian infeksi menular seksual lainnya, khususnya untuk kelompok berisiko tinggi seperti pekerja seks dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Karena dalam epidemi heteroseksual, sunat bagi laki-laki dapat melindungi akuisisi HIV/AIDS," ungkap Kevin, seperti ditulis WHO, Kamis (5/12/2013).
Kevin juga menjelaskan bahwa saat ini ada beberapa teknologi yang dapat mencegah penularan HIV/AIDS seperti mikrobisida dan obat antiretroviral.
"Mikrobisida adalah senyawa yang digunakan oleh perempuan dan diterapkan dalam vagina. Biasanya senyawa ini digunakan sebelum melakukan hubungan seks," jelasnya.
Dan kemudian obat antiretroviral (ARV) sendiri yang memiliki manfaat menurunkan jumlah virus pada orang terinfeksi HIV/AIDS yang memakai obat.
"Tapi semua pendekatan ini, termasuk terapi dengan obat-obatan dan mikrobisida maupun antiretroviral masih berada di bawah studi dan belum direkomendasi WHO," tambahnya.
(Fit/Abd)