Untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin dan mineral pada balita, Pemerintah melalui Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan bubuk multi mikronutrient yang disebut dengan Taburia.
Direktur Bina Gizi dan KIA, Ir. Doddy Izwardy, MA mengatakan bahwa taburia mengandung 12 vitamin antara lain A,B1, B2, B3, B6, C,D,B12, dan asam folat, dan juga mineral yang dapat memenuhi kebetuhan para balita di Indonesia.
"Taburia ini berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan anak, membuat anak tidak mudah sakit, anak tumbuh dan berkembang sesuai usia, dan anak tidak kurang darah sehingga lebih cerdas dan ceria," kata Doddy Izwardy saat berbincang dengan Health Liputan6.com, ditulis Jumat (6/12/2013)
Lebih lanjut Doddy mengatakan, taburia ini ada mengingat banyaknya anak-anak yang mulai terbiasa mengemil makanan ringan yang mengandung banyak pengawet, yang membuat anak-anak itu jadi tidak menyukai sayur dan buah.
"Taburia ini perangsang. Jadi, ketika anak tersebut makan nasi, buah, sayur dan ditaburi dengan taburia ini makan mereka jadi lahap. Misalnya ibu mau ngasih makan anaknya ayam goreng buatan sendiri, taburin ini maka anak akan lahap," kata Doddy lagi.
Hal ini disampaikan Doddy dalam diskusi bertema 'Kinerja Program Gizi dan Kesehatan Ibu Anak' di Ruang Maharmardjono Kemenkes, Kuningan, Jakarta, ditulis Jumat (6/12/2013)
Saat ini taburia belum diproduksi secara massal. Rencananya, pada tahun 2014 barulah taburia ini diproduksi yang terlebih dulu ditenderkan pada bulan Maret. Jika nanti diproduksi, maka akan diberikan kepada masyarakat di sebelas provinsi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Sulawesi Utara.
"Taburia ini juga pernah diuji coba pada tahun 2006, di Sulawesi Selatan dan Jakarta. Hasilnya, nafsu makan anak semakin meningkat, dan mampu mencegah terjadinya Anemia," kata Doddy menerangkan.
Tapi yang harus diingat oleh orangtua adalah bahwa taburia tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan, agar bayi tetap mendapatkan ASI eksklusif.
Berapa jumlah taburia yang diberikan?
Dalam satu bulan, seorang anak akan mendapatkan Taburia sebanyak 15 saset selama empat bulan. Taburia diberikan pada anak, setiap dua hari sekali sebanyak 1 (satu) saset.
"Satu saset taburia sebaiknya dihabiskan sekaligus pada saat makan pagi," terang Doddy.
Dilanjutkan Doddy, sarapan pagi seorang balita yang telah dicampur taburia, dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral seorang anak. Taburia pun dapat diberikan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Masa balita merupakan masa yang paling penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.
Pada masa ini diperlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, serta daya tahan tubuh terhadap penyakit.
(Adt/Abd)
Direktur Bina Gizi dan KIA, Ir. Doddy Izwardy, MA mengatakan bahwa taburia mengandung 12 vitamin antara lain A,B1, B2, B3, B6, C,D,B12, dan asam folat, dan juga mineral yang dapat memenuhi kebetuhan para balita di Indonesia.
"Taburia ini berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan anak, membuat anak tidak mudah sakit, anak tumbuh dan berkembang sesuai usia, dan anak tidak kurang darah sehingga lebih cerdas dan ceria," kata Doddy Izwardy saat berbincang dengan Health Liputan6.com, ditulis Jumat (6/12/2013)
Lebih lanjut Doddy mengatakan, taburia ini ada mengingat banyaknya anak-anak yang mulai terbiasa mengemil makanan ringan yang mengandung banyak pengawet, yang membuat anak-anak itu jadi tidak menyukai sayur dan buah.
"Taburia ini perangsang. Jadi, ketika anak tersebut makan nasi, buah, sayur dan ditaburi dengan taburia ini makan mereka jadi lahap. Misalnya ibu mau ngasih makan anaknya ayam goreng buatan sendiri, taburin ini maka anak akan lahap," kata Doddy lagi.
Hal ini disampaikan Doddy dalam diskusi bertema 'Kinerja Program Gizi dan Kesehatan Ibu Anak' di Ruang Maharmardjono Kemenkes, Kuningan, Jakarta, ditulis Jumat (6/12/2013)
Saat ini taburia belum diproduksi secara massal. Rencananya, pada tahun 2014 barulah taburia ini diproduksi yang terlebih dulu ditenderkan pada bulan Maret. Jika nanti diproduksi, maka akan diberikan kepada masyarakat di sebelas provinsi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, NTT, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Sulawesi Utara.
"Taburia ini juga pernah diuji coba pada tahun 2006, di Sulawesi Selatan dan Jakarta. Hasilnya, nafsu makan anak semakin meningkat, dan mampu mencegah terjadinya Anemia," kata Doddy menerangkan.
Tapi yang harus diingat oleh orangtua adalah bahwa taburia tidak boleh diberikan pada bayi di bawah usia 6 bulan, agar bayi tetap mendapatkan ASI eksklusif.
Berapa jumlah taburia yang diberikan?
Dalam satu bulan, seorang anak akan mendapatkan Taburia sebanyak 15 saset selama empat bulan. Taburia diberikan pada anak, setiap dua hari sekali sebanyak 1 (satu) saset.
"Satu saset taburia sebaiknya dihabiskan sekaligus pada saat makan pagi," terang Doddy.
Dilanjutkan Doddy, sarapan pagi seorang balita yang telah dicampur taburia, dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral seorang anak. Taburia pun dapat diberikan pada anak, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Masa balita merupakan masa yang paling penting dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.
Pada masa ini diperlukan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, serta daya tahan tubuh terhadap penyakit.
(Adt/Abd)