Keperawanan terkadang menjadi sesuatu yang sensitif bila dibicarakan di masyarakat yang menjunjung budaya ketimuran. Beredar di masyarakat dengan melakukan operasi vaginoplasty dapat mengembalikan keperawanan seorang wanita, apakah hal ini benar?.
Menurut Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Nurdadi Saleh hal tersebut tidaklah benar. "Saya belum pernah dengar kasus banyak anak muda yang ingin kembali perawan memilih operasi vaginoplasty. Lagipula vaginoplasty itu bukan mengembalikan keperawanan, jadi salah kalau yang berpikir habis operasi itu lalu perawan lagi," kata dr. Nurdadi saat diwawancarai Liputan6.com, Jumat (6/12/2013).
Nurdadi mengatakan vaginoplasty merupakan operasi mengembalikan sistem otot-otot vagina yang kendur. "Ibu yang sudah melakukan proses persalinan dengan memiliki anak tiga atau empat vaginanya kendur atau longgar dan itu perlu direparasi dikembalikan seperti semula otot-ototnya. Namun bukan berarti mengembalikan keperawanan," kata Nurdadi.
Vaginoplasty hanya dilakukan dengan alasan medis misalnya wanita yang merasa sakit saat berhubungan seksual atau memang benar-benar diperlukan.
"Setiap operasi itu kan ada risikonya, dan dilakukan operasi jug atidak smebarangan operasi tetapi kalau ada indikasi medisnya baru dilakukan operas. Kalau tidak perlu ya buat apa dilakukan operasi ini," kata Nurdadi menjelaskan.
(Mia/Abd)
Menurut Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr. Nurdadi Saleh hal tersebut tidaklah benar. "Saya belum pernah dengar kasus banyak anak muda yang ingin kembali perawan memilih operasi vaginoplasty. Lagipula vaginoplasty itu bukan mengembalikan keperawanan, jadi salah kalau yang berpikir habis operasi itu lalu perawan lagi," kata dr. Nurdadi saat diwawancarai Liputan6.com, Jumat (6/12/2013).
Nurdadi mengatakan vaginoplasty merupakan operasi mengembalikan sistem otot-otot vagina yang kendur. "Ibu yang sudah melakukan proses persalinan dengan memiliki anak tiga atau empat vaginanya kendur atau longgar dan itu perlu direparasi dikembalikan seperti semula otot-ototnya. Namun bukan berarti mengembalikan keperawanan," kata Nurdadi.
Vaginoplasty hanya dilakukan dengan alasan medis misalnya wanita yang merasa sakit saat berhubungan seksual atau memang benar-benar diperlukan.
"Setiap operasi itu kan ada risikonya, dan dilakukan operasi jug atidak smebarangan operasi tetapi kalau ada indikasi medisnya baru dilakukan operas. Kalau tidak perlu ya buat apa dilakukan operasi ini," kata Nurdadi menjelaskan.
(Mia/Abd)