Nelson Mandela mengembuskan nafas terakhir di kediamannya di Johannesburg, Afrika Selatan. Pada usia sepuh, 95 tahun.
Di saat-saat terakhirnya, ada 2 perempuan setia yang mendampinginya. Ada sang istri, Graca Machel, yang memberi kebahagiaan dan cinta di masa tuanya. Lainnya adalah wanita yang telah dikorbankan demi perjuangan -- yang juga pernah menyakitinya dengan pengkhianatan: Winnie Mandela.
Kisah pengkhianatan itu terjadi pada 1992 silam. Muncul sepucuk surat bertanggal 17 Maret, tak ada nama pengirim di sana. Hanya ada tulisan 'it's me'. Namun, dari tulisan tangannya, jelas itu milik Winnie.
Surat itu dikirim untuk seseorang bernama Dali, pengacara bernama lengkap Dali Mpofu yang usianya lebih muda 30 tahun.
Sebelum berita itu bocor di media, Mandela sudah mengetahui pengkhianatan istrinya. Ia tak bicara pada Winnie selama 5 bulan.
Dalam surat itu, Winnie menelanjangi obsesinya pada pria 'berondong' -- yang merupakan bagian dari tim pembelanya dalam persidangan kasus penculikan dan penyerangan seorang aktivis anak.
"Kamu seharusnya peduli terkait fakta aku tak lagi bicara dengan Tata (Mandela) selama 5 bulan gara-gara kamu. Tapi itu tak lagi mengkhawatirkan bagimu," demikian isi surat itu seperti dimuat The Independent, 7 September 1992.
"Aku terus mengatakan padamu, situasi memburuk di rumah, tapi kau sama sekali terganggu karena kau memuaskan diri setiap malam dengan seorang wanita, " kata surat itu. "Aku bukan orang bodoh, Dali!"
Namun, bukan soal perselingkuhan yang membuat Winnie menyesal bukan main.
Dalam surat yang sama, ia membuka borok bahwa ia telah memberikan uang 160.000 rand pada Dali Mpofu. Uang itu berasal dari kas African National Congress (ANC). Winnie mengaku takut rekening departemen kesejahteraan sosial ANC -- yang ia pimpin diselidiki.
Kurang dari sebulan kemudian, Mandela mengumumkan perpisahan dari istrinya.
Proses perceraian berlangsung 4 tahun. Pada Maret 1996, pengadilan meresmikan perceraian mereka, mengakhiri pernikahan selama 38 tahun yang selamat dari hari-hari paling gelap apartheid, runtuh karena tuduhan pezinahan.
Selama proses perceraian, Nelson Mandela mengungkap perzinahan sebagai alasan cerai. Ia bertekad mengakhiri pernikahan yang 'hanya di atas kertas.'
Mandela mengatakan, bukti perselingkuhan istrinya dia peroleh saat editor surat kabar menunjukkan padanya surat Winnie yang ditulis untuk sang kekasih gelap.
Mandela juga bersaksi di pengadilan, ketika dibebaskan dari penjara pada 1990, setelah menjalani 27 tahun dari hukuman seumur hidup, dia tinggal dengan istrinya Winnie di rumah mereka di Soweto. Namun, tak ada keintiman. Mandela merasa menjadi 'pria paling kesepian'.
"Saya menjadi orang yang paling kesepian, selama periode aku tinggal dengan dia," kata Mandela yang saat itu berusia 77 tahun.
Namun, tak ada rasa sakit hati. "Cintaku untuknya sama sekali tak berkurang. Aku bagian dari dirinya tanpa saling tuduh. Aku memberinya cinta dan kasih sayang saat di dalam maupun di luar penjara..." kata Mandela.
Dua tahun kemudian pada ulang tahunnya ke-80 Mandela menikah untuk ketiga kalinya. Ia bertemu Graca Machel, janda Presiden Mozambik, Samora Machel, pada 1990.
Graca tak kenal lelah menjaga Mandela, termasuk saat dirawat di rumah sakit pada tanggal 8 Juni. Perempuan itu termasuk sedikit dari keluarga besar Mandela yang memilih diam, menjaga martabat, di tengah perselisihan klan Mandela. [Baca juga: Roh Nelson Mandela Sulit Lepas, Tersandera Perselisihan Keluarga]
Awalnya, Winnie yang menyebut Graca dengan tudingan kasar 'selir'. Namun belakangan ia menyebutnya sebagai saudara. Dan, selalu ada tempat untuk Winnie bersama di tahun-tahun terakhir hidup Mandela. [Baca juga: Kisah di Balik 6 Nama Unik `Sang Pahlawan Afsel` Nelson Mandela] (Ein/Yus)
Di saat-saat terakhirnya, ada 2 perempuan setia yang mendampinginya. Ada sang istri, Graca Machel, yang memberi kebahagiaan dan cinta di masa tuanya. Lainnya adalah wanita yang telah dikorbankan demi perjuangan -- yang juga pernah menyakitinya dengan pengkhianatan: Winnie Mandela.
Kisah pengkhianatan itu terjadi pada 1992 silam. Muncul sepucuk surat bertanggal 17 Maret, tak ada nama pengirim di sana. Hanya ada tulisan 'it's me'. Namun, dari tulisan tangannya, jelas itu milik Winnie.
Surat itu dikirim untuk seseorang bernama Dali, pengacara bernama lengkap Dali Mpofu yang usianya lebih muda 30 tahun.
Sebelum berita itu bocor di media, Mandela sudah mengetahui pengkhianatan istrinya. Ia tak bicara pada Winnie selama 5 bulan.
Dalam surat itu, Winnie menelanjangi obsesinya pada pria 'berondong' -- yang merupakan bagian dari tim pembelanya dalam persidangan kasus penculikan dan penyerangan seorang aktivis anak.
"Kamu seharusnya peduli terkait fakta aku tak lagi bicara dengan Tata (Mandela) selama 5 bulan gara-gara kamu. Tapi itu tak lagi mengkhawatirkan bagimu," demikian isi surat itu seperti dimuat The Independent, 7 September 1992.
"Aku terus mengatakan padamu, situasi memburuk di rumah, tapi kau sama sekali terganggu karena kau memuaskan diri setiap malam dengan seorang wanita, " kata surat itu. "Aku bukan orang bodoh, Dali!"
Namun, bukan soal perselingkuhan yang membuat Winnie menyesal bukan main.
Dalam surat yang sama, ia membuka borok bahwa ia telah memberikan uang 160.000 rand pada Dali Mpofu. Uang itu berasal dari kas African National Congress (ANC). Winnie mengaku takut rekening departemen kesejahteraan sosial ANC -- yang ia pimpin diselidiki.
Kurang dari sebulan kemudian, Mandela mengumumkan perpisahan dari istrinya.
Proses perceraian berlangsung 4 tahun. Pada Maret 1996, pengadilan meresmikan perceraian mereka, mengakhiri pernikahan selama 38 tahun yang selamat dari hari-hari paling gelap apartheid, runtuh karena tuduhan pezinahan.
Selama proses perceraian, Nelson Mandela mengungkap perzinahan sebagai alasan cerai. Ia bertekad mengakhiri pernikahan yang 'hanya di atas kertas.'
Mandela mengatakan, bukti perselingkuhan istrinya dia peroleh saat editor surat kabar menunjukkan padanya surat Winnie yang ditulis untuk sang kekasih gelap.
Mandela juga bersaksi di pengadilan, ketika dibebaskan dari penjara pada 1990, setelah menjalani 27 tahun dari hukuman seumur hidup, dia tinggal dengan istrinya Winnie di rumah mereka di Soweto. Namun, tak ada keintiman. Mandela merasa menjadi 'pria paling kesepian'.
"Saya menjadi orang yang paling kesepian, selama periode aku tinggal dengan dia," kata Mandela yang saat itu berusia 77 tahun.
Namun, tak ada rasa sakit hati. "Cintaku untuknya sama sekali tak berkurang. Aku bagian dari dirinya tanpa saling tuduh. Aku memberinya cinta dan kasih sayang saat di dalam maupun di luar penjara..." kata Mandela.
Dua tahun kemudian pada ulang tahunnya ke-80 Mandela menikah untuk ketiga kalinya. Ia bertemu Graca Machel, janda Presiden Mozambik, Samora Machel, pada 1990.
Graca tak kenal lelah menjaga Mandela, termasuk saat dirawat di rumah sakit pada tanggal 8 Juni. Perempuan itu termasuk sedikit dari keluarga besar Mandela yang memilih diam, menjaga martabat, di tengah perselisihan klan Mandela. [Baca juga: Roh Nelson Mandela Sulit Lepas, Tersandera Perselisihan Keluarga]
Awalnya, Winnie yang menyebut Graca dengan tudingan kasar 'selir'. Namun belakangan ia menyebutnya sebagai saudara. Dan, selalu ada tempat untuk Winnie bersama di tahun-tahun terakhir hidup Mandela. [Baca juga: Kisah di Balik 6 Nama Unik `Sang Pahlawan Afsel` Nelson Mandela] (Ein/Yus)