Baru saja akan memulai tugasnya sebagai pelatih Timnas Senior Indonesia, PSSI sudah berjanji bakal memberikan apresiasi tinggi kepada Alfred Riedl. Apresiasi tersebut akan diberikan jika pelatih asal Wina, Austria, itu mampu membawa Indonesia menjuarai Piala AFF 2014.
Sekjen PSSI Joko Driyono mengatakan, apresiasi itu akan ditunjukkan dengan menaikkan gaji Riedl. "Tapi harga dan nilai kontraknya sudah kita buat tiga tahun. Dalam pembicaraan, jika menang di piala AFF 2014 apresiasi akan kami tunjukkan dengan menaikkan gaji," ucap Joko usai penandatanganan kontrak Riedl di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (7/12/2013).
PSSI mengontrak Riedl selama tiga tahun. Pelatih berusia 64 tahun itu diberikan target juara Piala AFF tahun depan. Akan tetapi, kontrak dua tahun berikutnya baru akan diberikan jika ia mampu memenuhi target tersebut.
"Dia harus juara AFF, kalau tidak juara kontraknya diputus, melihat tidak ada pilihan lain selain menjadi juara di AFF 2014," ucap Joko.
Riedl mengakui tugasnya tidak mudah. Ia tak ingin mengulang kesalahan pada 2010 yang gagal membawa Indonesia menjadi juara setelah di final takluk dari Malaysia. "Untuk itu, butuh kerja sama yang baik dari seluruh elemen mulai dari pelatih, pemain, pengurus, dan dukungan suporter," ujarnya.(Bog)
Sekjen PSSI Joko Driyono mengatakan, apresiasi itu akan ditunjukkan dengan menaikkan gaji Riedl. "Tapi harga dan nilai kontraknya sudah kita buat tiga tahun. Dalam pembicaraan, jika menang di piala AFF 2014 apresiasi akan kami tunjukkan dengan menaikkan gaji," ucap Joko usai penandatanganan kontrak Riedl di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (7/12/2013).
PSSI mengontrak Riedl selama tiga tahun. Pelatih berusia 64 tahun itu diberikan target juara Piala AFF tahun depan. Akan tetapi, kontrak dua tahun berikutnya baru akan diberikan jika ia mampu memenuhi target tersebut.
"Dia harus juara AFF, kalau tidak juara kontraknya diputus, melihat tidak ada pilihan lain selain menjadi juara di AFF 2014," ucap Joko.
Riedl mengakui tugasnya tidak mudah. Ia tak ingin mengulang kesalahan pada 2010 yang gagal membawa Indonesia menjadi juara setelah di final takluk dari Malaysia. "Untuk itu, butuh kerja sama yang baik dari seluruh elemen mulai dari pelatih, pemain, pengurus, dan dukungan suporter," ujarnya.(Bog)
