Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan impor minyak mentah yang masih cukup besar. Salah satu wacana baru yang digulirkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) pada bus jarak jauh.
Direktur Jenderal Minyak dam Gas bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, saat ini sudah ada kendaraan alat berat yang menggunakan BBG jenis gas alam cair (liquid natural gas/LNG). Kendaraan yang dimaksud adalah angkutan milik salah satu perusahaan gas di Indonesia.
Mencontek keberhasilan perusahaan tersebut, pemerintah juga berminat untuk menerapkan penggunaan LNG sebagai bahan bakar bus jarak jauh untuk angkutan umum.
"Seperti bus besar berbahan bakar LNG seperti yang dimiliki PT Badak NGL, dalam sekalian pengisian mampu mengisi LNG sebanyak 200 liter setara premium. Jumlah ini dapat digunakan untuk perjalanan sepanjang 900 kilo meter," kata Edi seperti yang dikutip dalam situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Minggu, (8/12/2013).
Agar proyek ini dapat terlaksana dengan baik, Kementerian ESDM berjanji bakal memberikan jaminan pasokan LNG. "Sebagai alokator, kami sangat support dan betul-betul memperhatikan kebutuhan dalam negeri," tuturnya.
Pemerintah berharap penggunaan BBG pada kendaraan umum khususnya bus jarak jauh akan mampu menekan besaran impor BBM. Masyakarat juga dapat memperoleh energi yang bersih.
Program konversi BBM ke BBG untuk transportasi selama ini memang terus digencarkan. Salah satunya adalah uji coba penggunaan LNG untuk kendaraan berat seperti truk, di Bontang, Kalimantan Timur.
Setelah melakukan uji coba penggunaan LNG untuk kendaraan berat seperti truk, pada tahap selanjutnya pemerintah akan melakukan uji coba penggunaan LNG untuk bus jarak jauh yaitu dari Jakarta ke Jawa Timur.(Pew/Shd)
Direktur Jenderal Minyak dam Gas bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan, saat ini sudah ada kendaraan alat berat yang menggunakan BBG jenis gas alam cair (liquid natural gas/LNG). Kendaraan yang dimaksud adalah angkutan milik salah satu perusahaan gas di Indonesia.
Mencontek keberhasilan perusahaan tersebut, pemerintah juga berminat untuk menerapkan penggunaan LNG sebagai bahan bakar bus jarak jauh untuk angkutan umum.
"Seperti bus besar berbahan bakar LNG seperti yang dimiliki PT Badak NGL, dalam sekalian pengisian mampu mengisi LNG sebanyak 200 liter setara premium. Jumlah ini dapat digunakan untuk perjalanan sepanjang 900 kilo meter," kata Edi seperti yang dikutip dalam situs resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Minggu, (8/12/2013).
Agar proyek ini dapat terlaksana dengan baik, Kementerian ESDM berjanji bakal memberikan jaminan pasokan LNG. "Sebagai alokator, kami sangat support dan betul-betul memperhatikan kebutuhan dalam negeri," tuturnya.
Pemerintah berharap penggunaan BBG pada kendaraan umum khususnya bus jarak jauh akan mampu menekan besaran impor BBM. Masyakarat juga dapat memperoleh energi yang bersih.
Program konversi BBM ke BBG untuk transportasi selama ini memang terus digencarkan. Salah satunya adalah uji coba penggunaan LNG untuk kendaraan berat seperti truk, di Bontang, Kalimantan Timur.
Setelah melakukan uji coba penggunaan LNG untuk kendaraan berat seperti truk, pada tahap selanjutnya pemerintah akan melakukan uji coba penggunaan LNG untuk bus jarak jauh yaitu dari Jakarta ke Jawa Timur.(Pew/Shd)