Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menginginkan Pertamina Energy Tower menggantikan Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia (HI) sebagai ikon Jakarta. Menara setinggi 530 meter tersebut bakal menjadi gedung tertinggi di Indonesia.
Ketinggian gedung ini bahkan bisa mengalahkan Petronas setinggi 452 meter. "Kalau Hotel Indonesia selalu menjadi ikon Indonesia, pada 2020 saya harap menjadi landmark dengan tinggi 530 meter," kata Karena saat meresmikan mulainya pembangunan Pertamina Energy Tower, di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Karen berharap pembangunan gedung ini dapat menjadi jembatan Pertamina sebagai perusahaan energi terbesar di Asia Tenggara pada 2025. "Pertamina harus menjadi Asean Energy Champion pada 2025, maka dari itu Pertamina butuh kegesitan dan efisiensi," ungkapnya.
Dia mengingatkan, untuk menjadi perusahaan besar membutuhkan kecekatan pegawai. Dengan adanya Pertamina Energy Tower diperkirakan dapat mendukung kinerja pekerja Pertamina.
"Makanya semua pekerja harus ditempatkan dalam satu wadah, dan tidak ada pegawai direktorat masing-masing tetapi adalah pegawai Pertamina," ujarnya.
Selain itu, Pertamina Energy Tower juga harus menjadi lambang energi, yaitu semua potensi energi terbarukan harus bisa dimanfaatkan gedung ini. "55% gedung ini akan dijadikan wilayah terbuka, sehingga dapat me-recycle air hujan," pungkasnya.
Pertamina Energy Tower melibatkan Skidmore Owing Merrill sebagai konsultan utama dan Tuner International sebagai konsultan project manajement, yang kedua terlibat dalampenggarapan proyek fenomenal gedung tertinggi di dunia Burj al Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab, serta Rider Levett Bucknall sebagai konsultan quantity surveyor.
Sementara dari dalam negeri, proyek ini melibatkan PT Airmas Asri sebagai konsultan arsitek dan PT Wiratman & Associates sebagai konsultan struktur, KSO PT Pembangunan Perumahan dan PT Hutama Karya sebagai pelaksana proyek Central Energy Plant. (Pew/Ndw)
Ketinggian gedung ini bahkan bisa mengalahkan Petronas setinggi 452 meter. "Kalau Hotel Indonesia selalu menjadi ikon Indonesia, pada 2020 saya harap menjadi landmark dengan tinggi 530 meter," kata Karena saat meresmikan mulainya pembangunan Pertamina Energy Tower, di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (9/12/2013).
Karen berharap pembangunan gedung ini dapat menjadi jembatan Pertamina sebagai perusahaan energi terbesar di Asia Tenggara pada 2025. "Pertamina harus menjadi Asean Energy Champion pada 2025, maka dari itu Pertamina butuh kegesitan dan efisiensi," ungkapnya.
Dia mengingatkan, untuk menjadi perusahaan besar membutuhkan kecekatan pegawai. Dengan adanya Pertamina Energy Tower diperkirakan dapat mendukung kinerja pekerja Pertamina.
"Makanya semua pekerja harus ditempatkan dalam satu wadah, dan tidak ada pegawai direktorat masing-masing tetapi adalah pegawai Pertamina," ujarnya.
Selain itu, Pertamina Energy Tower juga harus menjadi lambang energi, yaitu semua potensi energi terbarukan harus bisa dimanfaatkan gedung ini. "55% gedung ini akan dijadikan wilayah terbuka, sehingga dapat me-recycle air hujan," pungkasnya.
Pertamina Energy Tower melibatkan Skidmore Owing Merrill sebagai konsultan utama dan Tuner International sebagai konsultan project manajement, yang kedua terlibat dalampenggarapan proyek fenomenal gedung tertinggi di dunia Burj al Khalifa, Dubai, Uni Emirat Arab, serta Rider Levett Bucknall sebagai konsultan quantity surveyor.
Sementara dari dalam negeri, proyek ini melibatkan PT Airmas Asri sebagai konsultan arsitek dan PT Wiratman & Associates sebagai konsultan struktur, KSO PT Pembangunan Perumahan dan PT Hutama Karya sebagai pelaksana proyek Central Energy Plant. (Pew/Ndw)