Kereta jurusan Serpong-Tanah Abang menghantam truk berplat nomor B 9265 SEH pengangkut BBM di perlintasan kereta Pondok Betung, Jakarta Selatan. Sebelum berangkat dari Stasiun Serpong, ternyata kereta sempat menunda keberangkatan beberapa menit dari jadwal semestinya.
"Di Stasiun Sudimara harusnya berangkat jam 10.38 tapi 10.50 WIB baru berangkat. Dari Serpong harusnya 10.25 WIB kan paling 10 menit sampai Sudimara," ujar Fransiska Ninditya, salah satu penumpang kereta maut tersebut di Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013).
Perempuan berumur 26 tahun tersebut menjelaskan, keterlambatan keberangkatan tersebut diduga akibat mengalami perbaikan gerbong kereta. "Dari Serpong dah nggak mau jalan, soalnya diinformasikan lewat pengeras suara katanya perbaikan gerbong, dibatalin, dikasih tahu di Sudimara."
Namun beberapa saat kemudian, saat Fransiska hendak menumpang kereta dari Stasiun Maja, tiba-tiba petugas menginformasikan bahwa kereta commuter line bernomor seri 1131 tersebut sudah dapat digunakan dan akan segera tiba di Stasiun Sudimara.
"Saya ke arah Tanah Abang ada dari Maja maunya dari kereta itu. Tapi tahu-tahu sudah bisa jalan," ujar Fransiska.
Setelah kereta maut tersebut tiba di Stasiun Sudimara, Fransiska pun segera masuk ke dalam gerbong pertama. Beruntung, gerbong masih kosong, sehingga dia bebas memilih tempat duduk yang menurutnya nyaman. Namun nahas, saat di perlintasan Pondok Betung, Jakarta Selatan, kereta tersebut menabrak truk pengangkut BBM.
Fransiska dan sebagian penumpang lainnya pun terjatuh karena gerbong miring. Mereka berhamburan berebut pintu keluar. Fransiska sendiri harus keluar melalui kaca jendela gerbong yang nyaris ambruk tersebut.
"Gerbong pertama duduk di tengah sebelah kiri, jadi menimpa orang, kereta miring ke kanan. Alat pemecah pintu nggak ada soalnya," kenangnya.
"Nggak ada satpam. Saya pecahin kaca dengan diinjek, soalnya kursi penuh ada yang berdiri," sambung dia.
Sebagian di antara penumpang lainnya ada yang tidak dapat keluar. Di saat kondisi kepanikan tersebut, Fransiska sempat mendengar beberapa kali bunyi ledakan.
"Ada yang bisa keluar ada yang nggak. Masih di dalam sudah ngeliat asap pekat, denger letusan 3 kali di dalam pas keluar denger 2 kali lagi," ujar Fransiska yang terlihat masih shock. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Lokasi Kereta Vs Truk Berjarak 200 Meter dari Tragedi Bintaro 87]
"Di Stasiun Sudimara harusnya berangkat jam 10.38 tapi 10.50 WIB baru berangkat. Dari Serpong harusnya 10.25 WIB kan paling 10 menit sampai Sudimara," ujar Fransiska Ninditya, salah satu penumpang kereta maut tersebut di Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013).
Perempuan berumur 26 tahun tersebut menjelaskan, keterlambatan keberangkatan tersebut diduga akibat mengalami perbaikan gerbong kereta. "Dari Serpong dah nggak mau jalan, soalnya diinformasikan lewat pengeras suara katanya perbaikan gerbong, dibatalin, dikasih tahu di Sudimara."
Namun beberapa saat kemudian, saat Fransiska hendak menumpang kereta dari Stasiun Maja, tiba-tiba petugas menginformasikan bahwa kereta commuter line bernomor seri 1131 tersebut sudah dapat digunakan dan akan segera tiba di Stasiun Sudimara.
"Saya ke arah Tanah Abang ada dari Maja maunya dari kereta itu. Tapi tahu-tahu sudah bisa jalan," ujar Fransiska.
Setelah kereta maut tersebut tiba di Stasiun Sudimara, Fransiska pun segera masuk ke dalam gerbong pertama. Beruntung, gerbong masih kosong, sehingga dia bebas memilih tempat duduk yang menurutnya nyaman. Namun nahas, saat di perlintasan Pondok Betung, Jakarta Selatan, kereta tersebut menabrak truk pengangkut BBM.
Fransiska dan sebagian penumpang lainnya pun terjatuh karena gerbong miring. Mereka berhamburan berebut pintu keluar. Fransiska sendiri harus keluar melalui kaca jendela gerbong yang nyaris ambruk tersebut.
"Gerbong pertama duduk di tengah sebelah kiri, jadi menimpa orang, kereta miring ke kanan. Alat pemecah pintu nggak ada soalnya," kenangnya.
"Nggak ada satpam. Saya pecahin kaca dengan diinjek, soalnya kursi penuh ada yang berdiri," sambung dia.
Sebagian di antara penumpang lainnya ada yang tidak dapat keluar. Di saat kondisi kepanikan tersebut, Fransiska sempat mendengar beberapa kali bunyi ledakan.
"Ada yang bisa keluar ada yang nggak. Masih di dalam sudah ngeliat asap pekat, denger letusan 3 kali di dalam pas keluar denger 2 kali lagi," ujar Fransiska yang terlihat masih shock. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Lokasi Kereta Vs Truk Berjarak 200 Meter dari Tragedi Bintaro 87]