Teknologi Nirkabel Infrared Pertama Kali Ditemukan Astronom

Jenis interkoneksi nirkabel infrared pertama kali ditemukan oleh seorang astronom kelahiran Jerman, William Harschel pada tahun 1800.

oleh Iskandar diperbarui 10 Des 2013, 08:22 WIB
Mengirim dan menerima data, baik itu file foto, video ataupun musik melalui perangkat mobile, kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Teknologinya pun terus berkembang, dimulai dari teknologi infrared, Bluetooth, Wireless Fidelity (Wi-Fi), hingga Near Field Communication (NFC).

Seiring perkembangan zaman, media transfer data berupa kabel dirasa kurang praktis. Dengan adanya media nirkabel (wireless), proses transfer data menjadi lebih fleksibel dan praktis.

Foto dok. Liputan6.com


Dan yang terpenting, penggunaan media wireless sebagai sarana komunikasi dan tukar-menukar data dapat dilakukan di mana saja. Hasilnya, terknologi wireless telah membawa perubahan yang signifikan dalam hal kecepatan penerimaan data.


Dikenal Luas Sejak Tahun 1997
Dalam artikel serial kali ini kami akan mengawalinya dengan membahas perkembangan teknologi nirkabel infrared, yang biasa dikenal dengan sebutan infra merah. Jenis interkoneksi nirkabel ini pertama kali ditemukan oleh seorang astronom kelahiran Jerman, William Harschel pada tahun 1800.

Dari segi fungsi, teknologi tersebut akhirnya dikembangkan menjadi thermographic, yang merupakan sebuah kamera khusus untuk melihat suhu yang lebih panas. Sedangkan di dunia telekomunikasi, infrared dikembangkan sebagai penghubung antarperangkat berjarak pendek lewat Light Emitting Diode (LED) yang ditanam.

Foto dok. Liputan6.com


Teknologi ini mulai dikenal pada tahun 1997, ketika Nokia menghadirkan ponsel seri 6110 yang menggunakan teknologi infrared di permainan 'Snake'. Kemudian, Nokia sebagai penggebrak teknologi ini menanamkan infrared hampir di seluruh perangkatnya untuk file sharing dan jaringan game.


Digunakan Untuk Remote Control
Namun jauh sebelum itu teknologi infrared digunakan untuk menjadi alat-alat pengendali yang beredar di pasaran. Sebut saja remote control yang terdapat pada perangkat televisi - dimulai sejak tahun 1950an dengan sebutan 'Flash-matic'.

Penemunya adalah seorang engineer di perusahaan pembuat televisi 'Zenith Electronics' yaitu Eugene Polley. Kini, penemuannya tersebut memberi banyak manfaat bagi jutaan penikmat televisi di dunia. Atas jasanya itu Polley mendapat julukan “The Father of the Remote Control” alias bapak pencipta remote control.

Foto dok. Liputan6.com


Infrared pada remote control memiliki prinsip kerja yang sangat sederhana. Di dalamnya terdapat prosesor kecil untuk menerjemahkan penekanan tombol menjadi instruksi bahasa mesin yang dikirimkan melalui infrared ke televisi. Kemudian data itu diterjemahkan kembali menjadi instruksi agar dapat dimengerti televisi.


Terdapat Dua Versi Infrared
Infrared sebagai sebuah media penghantar data, juga memiliki badan yang mengaturnya. Sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh konsorsium Infrared Data Association (IrDA), sinar infrared dari LED memiliki panjang gelombang sekitar 875 nanometer (nm).

Foto dok. Liputan6.com


Hingga kini infrared dibagi menjadi dua versi yaitu versi 1.0 dan 1.1. Versi 1.0 memiliki kecepatan dari 0,576 hingga 115,2 kbps, sementara versi 2.0 memiliki kecepatan 0,576 hingga 1,152 Mbps. Jangkauan dari terknologi infrared terbilang sangat pendek yaitu kurang dari 1 meter.

Selain itu kedua media harus berhadapan satu sama lain (face to face) karena infrared menggunakan sinyal terarah. Oleh karena itu penggunaannya kurang praktis terutama untuk mengirim file dengan ukuran besar. (isk/dew)


Kemudian munculah interkoneksi Bluetooth yang mengusung teknologi lebih canggih. Lebih lengkapnya, simak artikel serial selanjutnya esok hari...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya