Hasyim: Khusus Gus Dur, PBNU Sudah Memaafkan

Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi menilai, soal restu yang didengung-dengungkan Gus Dur juga salah alamat. Menurut dia, secara struktural salah kalau NU harus meminta restu ke PKB kalau ada kadernya yang dipinang menjadi cawapres.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2004, 01:55 WIB
Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi

Liputan6.com, Jakarta: Hasyim Muzadi bersuara keras menanggapi tuduhan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kalau dirinya sudah melakukan kebohongan besar. "Khusus untuk Gus Dur, kita semua yang ada di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sudah memaafkan segalanya, baik yang dulu, sekarang maupun yang akan datang," kata Ketua Umum PBNU ini di Jakarta, Rabu (18/4) malam [baca: Gus Dur: Hasyim Muzadi Berbohong]. Hasyim menilai, soal restu yang didengung-dengungkan Gus Dur juga salah alamat. Menurut dia, secara struktural salah kalau NU harus meminta restu ke PKB kalau ada kadernya yang dipinang menjadi calon wakil presiden. Hasyim menegaskan, pucuk pimpinan tertinggi NU adalah Rois Aam, bukan PKB. "Kalau saya minta restu ke Gus Dur, mintanya saja sudah salah," tegas Hasyim dengan suara agak tinggi. Dia menambahkan, Rois Aam PBNU baru akan memutuskan boleh tidaknya dirinya menjadi cawapres pada 3 Mei mendatang. "Sebagai NU, atasannya saya Rois Aam, bukan Dewan Syuro PKB. Porsi NU di NU. Sedangkan porsi Gus Dur di PKB. Jadi tidak ada masalah restu di sini," ungkap dia. Perkara nantinya Rois Aam berbicara dengan PKB atau parpol lain, menurut Hasyim, itu beda soal. Santer kabar, Hasyim sudah direndeng Partai Golkar. Dia akan diplot dengan calon presiden dari Partai Beringin Wiranto pada pemilihan umum presiden dan wakil presiden 5 Juli mendatang. Artinya Gus Dur-Hasyim memang memilih bercerai [baca: Mahfud Md: Gus Dur-Hasyim Memilih Jalan Berbeda].(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya