Keputusan China untuk menghentikan moratorium penawaran saham perdana/initial public offering (IPO) mendorong jumlah penawaran saham perdana melonjak hingga semester pertama 2014. Bahkan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (China) antri untuk melakukan penawaran saham perdana.
Sumber Bloomberg mengatakan, ada sejumlah perusahaan milik pemerintah China yang akan melakukan penawaran saham perdana.
Shaanxi Coal Industry Co berencana mencari dana US$ 2 miliar lewat penawaran saham perdana. Sementara itu, China Postal Express and Logistics Co juga akan mengincar dana sekitar US$ 1,5 miliar untuk ekspansi usaha.
Perusahaan lain yang akan melakukan IPO yaitu Huaibei Mining Co, produsen coking coal ini mencari dana sekitar US$ 1 miliar dari pelepasan saham ke publik. Sedangkan China Railway Materials Co mengincar dana sekitar US$ 1 miliar untuk ekspansi logistik dan jaringan operasional.
Lebih dari 760 perusahaan di China menunggu untuk melakukan penawaran saham perdana. Sebelumnya langkah mereka dihentikan ketika regulator memberlakukan moratorium pada September 2012. Hal itu dilakukan bertujuan membatasi manipulasi harga.
" Ini akan menjadi baik bagi semura pihak. China hanya bisa berinvestasi di saham domestik sehingga memutuskan untuk melonggarkan aturan tentang IPO sehingga memberikan China lebih banyak tempat untuk berinvestasi dan mudah-mudahan mengambil jalan keluar untuk gelembung properti," ujar Eric Jackson, President of Ironfire Capital LLC, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/9/2013).
Berdasarkan data Bloomberg, jumlah pengajuan penawaran saham perdana mencapai 76 perusahaan yang telah disetujui atau semakin dekat mendapatkan persetujuan untuk menjual saham di bursa saham Shanghai dan Shenzhen. Nilai penawaran saham perdana akan mencapai US$ 11 miliar.
Berdasarkan data China Securities Regulatory Commission (CSRC), ada sekitar 50 perusahaan yang akan menawarkan saham pada akhir Januari 2014.
Di antara perusahaan-perusahaan yang go public antara Juni 2009 hingga September 2012, 41% saham diperdagangkan di bawah harga penawaran sahamnya. Otoritas pasar modal China menyalahkan kesalahan harga itu karena penjamin emisi yang menyerah pada tekanan perusahaan yang menjual saham.
"Investor institusi berkolusi dengan emiten untuk menaikkan tawaran," ujar CSRC.
Otoritas pasar modal China melonggarkan aturan IPO pada 30 November 2013. Aturan ini juga untuk menghindari manipulasi harga bagi perusahaan yang akan melepas saham ke publik.
Dengan kelonggaran aturan IPO saham di China akan melindungi investor ritel. Dalam aturan baru itu setiap investor harus memiliki jumlah saham minimum dalam rekening perusahaan sekuritas.
Selain itu, penjamin emisi juga harus mengungkapkan rincian tentang penawaran saham perdana oleh perusahaan dan memberikan informasi akurat dalam prospektus. (Ahm)
Sumber Bloomberg mengatakan, ada sejumlah perusahaan milik pemerintah China yang akan melakukan penawaran saham perdana.
Shaanxi Coal Industry Co berencana mencari dana US$ 2 miliar lewat penawaran saham perdana. Sementara itu, China Postal Express and Logistics Co juga akan mengincar dana sekitar US$ 1,5 miliar untuk ekspansi usaha.
Perusahaan lain yang akan melakukan IPO yaitu Huaibei Mining Co, produsen coking coal ini mencari dana sekitar US$ 1 miliar dari pelepasan saham ke publik. Sedangkan China Railway Materials Co mengincar dana sekitar US$ 1 miliar untuk ekspansi logistik dan jaringan operasional.
Lebih dari 760 perusahaan di China menunggu untuk melakukan penawaran saham perdana. Sebelumnya langkah mereka dihentikan ketika regulator memberlakukan moratorium pada September 2012. Hal itu dilakukan bertujuan membatasi manipulasi harga.
" Ini akan menjadi baik bagi semura pihak. China hanya bisa berinvestasi di saham domestik sehingga memutuskan untuk melonggarkan aturan tentang IPO sehingga memberikan China lebih banyak tempat untuk berinvestasi dan mudah-mudahan mengambil jalan keluar untuk gelembung properti," ujar Eric Jackson, President of Ironfire Capital LLC, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/9/2013).
Berdasarkan data Bloomberg, jumlah pengajuan penawaran saham perdana mencapai 76 perusahaan yang telah disetujui atau semakin dekat mendapatkan persetujuan untuk menjual saham di bursa saham Shanghai dan Shenzhen. Nilai penawaran saham perdana akan mencapai US$ 11 miliar.
Berdasarkan data China Securities Regulatory Commission (CSRC), ada sekitar 50 perusahaan yang akan menawarkan saham pada akhir Januari 2014.
Di antara perusahaan-perusahaan yang go public antara Juni 2009 hingga September 2012, 41% saham diperdagangkan di bawah harga penawaran sahamnya. Otoritas pasar modal China menyalahkan kesalahan harga itu karena penjamin emisi yang menyerah pada tekanan perusahaan yang menjual saham.
"Investor institusi berkolusi dengan emiten untuk menaikkan tawaran," ujar CSRC.
Otoritas pasar modal China melonggarkan aturan IPO pada 30 November 2013. Aturan ini juga untuk menghindari manipulasi harga bagi perusahaan yang akan melepas saham ke publik.
Dengan kelonggaran aturan IPO saham di China akan melindungi investor ritel. Dalam aturan baru itu setiap investor harus memiliki jumlah saham minimum dalam rekening perusahaan sekuritas.
Selain itu, penjamin emisi juga harus mengungkapkan rincian tentang penawaran saham perdana oleh perusahaan dan memberikan informasi akurat dalam prospektus. (Ahm)