Tragedi Bintaro II yang melibatkan kereta Commuter Line 1131 dengan truk pengangkut BBM di Pondok Betung, Jakarta Selatan kemarin menyisakan duka bagi keluarga korban tewas yang sebagian besar merupakan petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI). Salah satunya keluarga Darman Prasetyo, sang masinis kereta maut.
Anak ketiga pasangan Suroto dan Suratmi itu meninggal pada usia muda, 24 tahun. Keluarga Darman masih tak percaya dengan kepergian tragis sang tulang punggung keluarga. Namun, mereka berusaha mengikhlaskan, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (10/12/2013). Kini tenda dan kursi telah terpasang di rumah Suroto, Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Darman yang bekerja sebagai masinis sejak 2008 itu meninggalkan istri dan seorang anak yang tinggal di Tegal, Jawa Tengah. Istri korban yang tiba di rumah duka masih tampak syok.
Awan duka juga menyelimuti rumah orangtua Agus Suroto, asisten masinis di Blora, Jawa Tengah. Meski sangat terpukul dengan kepergian putranya, sang ayah Singo Sarjan, berusaha tegar. Sementara ibundanya, Suminah, memilih mengurung diri di dalam kamar.
Selama ini Agus mengontrak rumah di Depok, Jawa Barat. Setiap 2 bulan sekali, Agus pulang ke kampung halaman. 4 Hari lalu merupakan saat terakhir Agus menghubungi pihak keluarga melalui ponsel. Biasanya dalam teleponnya, dia menanyakan kabar orangtuanya.
Duka yang sama terlihat di kediaman Sofyan Hadi, mekanik KRL maut 1131, Jalan Kartini, Gang Mawar 3 RT 02/02, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kakak dan ibundanya tak dapat menahan derai air mata setiap kali memandang foto Sofyan.
Almarhum baru 3 bulan bekerja di PT KAI sebagai teknisi AC di PT KAI. Petugas Jasa Raharja mendatangi rumah duka untuk memberikan uang santunan kepada orangtua Sofyan.
Semua keluarga korban meninggal berharap, jenazah dipulangkan segera untuk dimakamkan secepatnya. (Ndy/Sss)
Anak ketiga pasangan Suroto dan Suratmi itu meninggal pada usia muda, 24 tahun. Keluarga Darman masih tak percaya dengan kepergian tragis sang tulang punggung keluarga. Namun, mereka berusaha mengikhlaskan, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (10/12/2013). Kini tenda dan kursi telah terpasang di rumah Suroto, Desa Jenar Wetan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Darman yang bekerja sebagai masinis sejak 2008 itu meninggalkan istri dan seorang anak yang tinggal di Tegal, Jawa Tengah. Istri korban yang tiba di rumah duka masih tampak syok.
Awan duka juga menyelimuti rumah orangtua Agus Suroto, asisten masinis di Blora, Jawa Tengah. Meski sangat terpukul dengan kepergian putranya, sang ayah Singo Sarjan, berusaha tegar. Sementara ibundanya, Suminah, memilih mengurung diri di dalam kamar.
Selama ini Agus mengontrak rumah di Depok, Jawa Barat. Setiap 2 bulan sekali, Agus pulang ke kampung halaman. 4 Hari lalu merupakan saat terakhir Agus menghubungi pihak keluarga melalui ponsel. Biasanya dalam teleponnya, dia menanyakan kabar orangtuanya.
Duka yang sama terlihat di kediaman Sofyan Hadi, mekanik KRL maut 1131, Jalan Kartini, Gang Mawar 3 RT 02/02, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kakak dan ibundanya tak dapat menahan derai air mata setiap kali memandang foto Sofyan.
Almarhum baru 3 bulan bekerja di PT KAI sebagai teknisi AC di PT KAI. Petugas Jasa Raharja mendatangi rumah duka untuk memberikan uang santunan kepada orangtua Sofyan.
Semua keluarga korban meninggal berharap, jenazah dipulangkan segera untuk dimakamkan secepatnya. (Ndy/Sss)
