Masih banyaknya pengguna jalan yang nekat menerobos palang pintu kereta menjadi penyebab utama petaka di perlintasan. Berhadapan dengan kemacetan, acap kali para pengendara tidak sabar menunggu kereta lewat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (10/12/2103), pascakecelakaan maut yang melibatkan Kereta Rel Listrik (KRL) commuter line dengan truk tangki pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM), pembenahan palang perlintasan pun dilakukan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).
Advertisement
Seperti di perlintasan kereta api Paseban, Johar Baru, Jakarta Pusat, palang yang kondisinya memprihatinkan diperbaiki petugas. Palang pintu yang tidak berfungsi baik, ditambah rendahnya kesadaran warga tidak jarang berujung petaka.
Edy, pembantu penjaga perlintasan kereta mengatakan, memang pengguna jalan sering nekat bertaruh nyawa menerobos palang perlintasan, meski alarm peringatan berbunyi dan palang pintu mulai turun. Umumnya para pengendara menerobos palang perlintasan karena tidak sabar.
Salah satu pengendara motor yang bernama Darno mengatakan, ia menerobos kereta karena terburu-buru dan enggan terjebak kemacetan.
Kondisi lalu lintas di sekitar perlintasan yang tidak teratur memperparah keadaan. Karena biasanya jalan sempit yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan. Kondisi diperparah angkutan umum yang kerap berhenti lama menanti penumpang.
Permasalahan ini tentu perlu menjadi perhatian banyak pihak agar tragedi menyedihkan seperti di perlintasan Pondok Betung, Jakarta Selatan, Senin 9 Desember kemarin tidak berulang. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Ketua DPR Minta Polisi Periksa Pengemudi Truk Tragedi Bintaro II]