Citizen6, Banyumas: Falsafah Jawa mengatakan, "Sing temen bakal tinemu". Ini artinya siapa yang berusaha sungguh-sungguh, ia akan mendapatkan yang ia usahakan.
Peribahasa di atas sangat menggambarkan kehidupan saya di 2013. Banyak hal yang saya alami di tahun ini. Di awal Januari, untuk pertama kalinya saya bertemu dengan teman lama sewaktu di SMA. Banyak perubahan yang terjadi di dirinya yang membuat saya terkejut. Rumahnya pun sangat dekat dengan tempat saya bekerja, jadi silaturahmi masih sering kami lakukan saat pulang kerja.
Februari dan Maret 2013, saya bertemu dengan idolaku dari Bandung. Dengan modal nekad saya datangi hotel daerah yang sedang didatangi idolaku itu tepatnya di Purwokerto. Setelah 2 jam menunggu, akhirnya bisa bertemu dengannya. Ketika sang idola di Cilacap, jalan pun dimudahkan. Ketika sedang menunggu di jalan, mobilnya lewat di depan kami
Aku harus menunggu 2 jam untuk bertemu dengannya. Ketika sang idola di Cilacap, jalan pun dimudahkan. Ketika sedang menunggu di jalan, mobilnya lewat di depan kami yang sedang menunggu. Langsung saja, saya ambil kunci motor dan membuntutinya hingga sampai di hotel. Usaha pun terbayar dengan bisa berfoto bersama dan mendapatkan tanda tangannya.
Juni dan Juli 2103, kembali saya dipertemukan denganya di daerah Purwokerto dan Cilacap. Seperti pengalaman terdahulu, modalku menemui idolaku hanya dengan keyakinan dan doa. Akhirnya aku dapatkan foto bareng, tanda tangan, dan stiker.
Agustus adalah bulan yang penuh berkah bagi keluarga besar saya. Kurang 1 minggu, sebelum hari raya Idul Fitri, saya mendapatkan adik ke-2 dengan selisih umur 23 tahun. Seperti mimpi rasanya, karena jarak usia kami yang begitu jauh.
Cita-cita seseorang pada waktu kecil tak selalu dapat terwujud di waktu ia sudah dewasa. Bisa jadi seseorang menemui hal lain yang mengubah cita-citanya tersebut. Pekerjaan yang mungkin ditemui di waktu dewasa, tak selalu selaras dengan keinginan masa kecilnya. Ada yang menjadi guru tetapi ia bukan dari dunia pendidikan. Ketika kuliah ada yang mengambil jurusan pendidikan, tetapi pekerjaan yang digeluti sekarang di dunia bisnis. Begitu juga dengan saya, dulu ingin menjadi fotografer dan wartawan, seiring berjalannya waktu akhirnya kini menjadi guru di salah satu sekolah dasar di daerah tempat tinggal saya.
Berat memang ketika menjalani sesuatu yang bukan keinginan kita. Hati ini rasanya tak mau menerima kenyataan. Bertahun-tahun cita-cita yang saya impikan hanya sebuah bayangan. Terinspirasi dari pengalaman sebelumnya, jika aku berusaha sungguh-sungguh aku juga akan mendapatkannya. Akhirnya pada Desember 2013 ini, saya mulai mengembangkan keinginan dengan menggeluti dunia fotografi. Hingga mendapat juara 1 untuk lomba foto jadul dan beberapa kali tulisan saya juga dimuat di surat kabar lokal.
Senang rasanya, saya bisa jadi guru yang mendidik anak-anak di sebuah kota, bisa menjadi wartawan yang mengabarkan keadaan sekitar, juga mengabadikan moment di kelas dengan berfotografi. Itulah keistimewaan yang saya alami di 2103 yang istimewa ini. Keistimewaan ini akan saya jadikan sebagai pelajaran berharga di masa depan dan akan menjadi kenangan yang paling istimewa. (bnu/*)
Penulis
Annisa Rahayu
Banyumas, niisha.setiaxxxx@gmail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Peribahasa di atas sangat menggambarkan kehidupan saya di 2013. Banyak hal yang saya alami di tahun ini. Di awal Januari, untuk pertama kalinya saya bertemu dengan teman lama sewaktu di SMA. Banyak perubahan yang terjadi di dirinya yang membuat saya terkejut. Rumahnya pun sangat dekat dengan tempat saya bekerja, jadi silaturahmi masih sering kami lakukan saat pulang kerja.
Februari dan Maret 2013, saya bertemu dengan idolaku dari Bandung. Dengan modal nekad saya datangi hotel daerah yang sedang didatangi idolaku itu tepatnya di Purwokerto. Setelah 2 jam menunggu, akhirnya bisa bertemu dengannya. Ketika sang idola di Cilacap, jalan pun dimudahkan. Ketika sedang menunggu di jalan, mobilnya lewat di depan kami
Aku harus menunggu 2 jam untuk bertemu dengannya. Ketika sang idola di Cilacap, jalan pun dimudahkan. Ketika sedang menunggu di jalan, mobilnya lewat di depan kami yang sedang menunggu. Langsung saja, saya ambil kunci motor dan membuntutinya hingga sampai di hotel. Usaha pun terbayar dengan bisa berfoto bersama dan mendapatkan tanda tangannya.
Juni dan Juli 2103, kembali saya dipertemukan denganya di daerah Purwokerto dan Cilacap. Seperti pengalaman terdahulu, modalku menemui idolaku hanya dengan keyakinan dan doa. Akhirnya aku dapatkan foto bareng, tanda tangan, dan stiker.
Agustus adalah bulan yang penuh berkah bagi keluarga besar saya. Kurang 1 minggu, sebelum hari raya Idul Fitri, saya mendapatkan adik ke-2 dengan selisih umur 23 tahun. Seperti mimpi rasanya, karena jarak usia kami yang begitu jauh.
Cita-cita seseorang pada waktu kecil tak selalu dapat terwujud di waktu ia sudah dewasa. Bisa jadi seseorang menemui hal lain yang mengubah cita-citanya tersebut. Pekerjaan yang mungkin ditemui di waktu dewasa, tak selalu selaras dengan keinginan masa kecilnya. Ada yang menjadi guru tetapi ia bukan dari dunia pendidikan. Ketika kuliah ada yang mengambil jurusan pendidikan, tetapi pekerjaan yang digeluti sekarang di dunia bisnis. Begitu juga dengan saya, dulu ingin menjadi fotografer dan wartawan, seiring berjalannya waktu akhirnya kini menjadi guru di salah satu sekolah dasar di daerah tempat tinggal saya.
Berat memang ketika menjalani sesuatu yang bukan keinginan kita. Hati ini rasanya tak mau menerima kenyataan. Bertahun-tahun cita-cita yang saya impikan hanya sebuah bayangan. Terinspirasi dari pengalaman sebelumnya, jika aku berusaha sungguh-sungguh aku juga akan mendapatkannya. Akhirnya pada Desember 2013 ini, saya mulai mengembangkan keinginan dengan menggeluti dunia fotografi. Hingga mendapat juara 1 untuk lomba foto jadul dan beberapa kali tulisan saya juga dimuat di surat kabar lokal.
Senang rasanya, saya bisa jadi guru yang mendidik anak-anak di sebuah kota, bisa menjadi wartawan yang mengabarkan keadaan sekitar, juga mengabadikan moment di kelas dengan berfotografi. Itulah keistimewaan yang saya alami di 2103 yang istimewa ini. Keistimewaan ini akan saya jadikan sebagai pelajaran berharga di masa depan dan akan menjadi kenangan yang paling istimewa. (bnu/*)
Penulis
Annisa Rahayu
Banyumas, niisha.setiaxxxx@gmail.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.