Ponsel Murah Selamatkan Industri Musik Digital

Ternyata konten musik lebih diminati oleh pasar pengguna <i>feature phone</i> dibandingkan pengguna <i>smartphone</i>.

oleh Iskandar diperbarui 10 Des 2013, 18:09 WIB

Dua tahun belakangan ini industri musik digital sepertinya masih lesu dan belum bergerak dari masa jayanya setelah pemerintah dan regulator menghentikan layanan konten seluler sejak Oktober 2011 sampai akhir tahun 2012.

Namun demikian, ada secercah harapan yang setidaknya dapat membuat industri ini kembali bangkit. Dan ternyata yang membuat industri ini kembali tumbuh adalah pengguna feature phone alias ponsel terjangkau.

"Sebelumnya saya pernah menawarkan paket konten musik digital mingguan dengan biaya Rp 2.000. Saya pikir itu sangat murah, tapi ternyata itu tidak laku. Dan setelah saya membidik pasar pengguna feature phone, saya tidak menyangka kalau konten musik yang saya tawarkan sangat diminati," ujar Nukman Luthfie, CEO Musikkamu.com di sela acara Dig-In 2013, Selasa (10/12/2013) di Jakarta.

Nukman menyebut, sejak tahun 2012 hingga saat ini platform penyedia musik digitalnya sudah memiliki 3 juta subscriber dengan lebih dari 200 ribu subscriber aktif setiap minggunya.

"Saya tidak menyangka, ternyata yang mau beli musik digital adalah pengguna feature phone yang kebanyakan tinggal di daerah, bukan pengguna smartphone yang notabenenya banyak yang menetap di perkotaan," ujar Nukman.

Sementara itu Nukman mengatakan, banyaknya pelaku industri musik digital di Indonesia yang gulung tikar, salah satunya adalah karena fenomena digital di Indonesia kurang kondusif, yang mana masih maraknya pembajakan.

"Masyarakat Indonesia masih belum menghargai sebuah karya. Jumlah orang yang mau membeli lagu digital bisa dihitung. Sementara jumlah orang yang membajak lagu digital tak terhingga," pungkas Nukman. (isk/dhi)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya