Kubur `Pengawal Alam Baka`, Kaisar China Terinspirasi Yunani?

Kaisar Pertama China, Qin Shi Huangdi membuat 8 ribu patung pengawal untuk makamnya. Sesuatu yang dianggap tabu.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 11 Des 2013, 06:00 WIB
Kaisar Pertama China, Qin Shi Huangdi tetap ingin berkuasa dan dilayani di alam baka. Ia pun menyiapkan makam megah yang konon bertahtakan permata.

Sang kaisar juga dikawal Terracotta Warriors, para ksatria terakota -- berupa patung seukuran manusia dari tanah liat, yang uniknya, masing-masing punya penampakan dan raut wajah berbeda. Jumlahnya sekitar 8.000 buah. Ada patung prajurit infantri, kavaleri, pemanah, para juru mudi kereta kuda, dan para jenderal, yang terkubur teratur kurang dari 1 mil dari makam penguasa.

Tak ketinggalan, lubang berisi patung para pemain akrobat, orang-orang perkasa, penari, dan para pegawai negeri juga ditemukan di dekat makam. Dimaksudkan untuk menghibur dan menjalankan perintah sang kaisar di dunia sana.

Baru-baru ini, para ilmuwan menduga, ada pengaruh Yunani kuno di makam Qin Shi Huangdi.

"Sangat mungkin bahwa patung di makam kaisar pertama adalah hasil dari pengaruh hubungan awal antara Yunani dan China," kata  Lukas Nickel dari School of Oriental and African Studies di University of London, seperti dimuat
situs sains, LiveScience, 10 Desember 2013.

Bukan tanpa dasar untuk mencetuskan dugaan itu. Nickel membeberkan sejumlah bukti, termasuk catatan kuno yang baru-baru ini berhasil diterjemahkan. Tentang  kisah fantastis terkait patung raksasa yang "muncul" di ujung barat -- yang menjadi inspirasi sang kaisar untuk membuat duplikatnya yang dipajang di depan istananya.

Kisah itu dianggap sebagai bukti kontak awal China dan dunia Barat. Dan tak hanya menduplikasi 12 patung itu, Qin Shi Huangdi lalu membangun pasukan raksasa pengawal terakota.

Sebelum masa pemerintahan Kaisar Pertama, patung seukuran manusia tidak pernah dibuat di China. Diduga itu pengaruh dari kampanye yang dilakukan Alexander Agung.

'Raksasa` di Barat

Nickel menerjemahkan catatan China kuno yang mengisahkan tentang 12 patung raksasa dengan jubah asing di Lintao -- yang saat itu adalah wilayah paling barat China.

Catatan itu tak menjelaskan bagaimana patung itu bisa ada di sana, siapa yang membawa, dan figur siapa yang digambarkan dalam patung. Hanya menyebut bahwa patung itu sangat besar, dengan tinggi sekitar 11,5 meter. Saking terkesannya, sang kaisar memutuskan membuat 12 duplikatnya, dengan bahan perunggu dari senjata-senjata perang yang dilebur atau dilelehkan.

Duplikat tersebut dibuat semirip patung aslinya yang ada di Lintao. Demikian dicatat oleh Yan Shigu, yang hidup 1.400 tahun lalu yang menggunakan data dari sumber tertulis sebelumnya.

Apa yang dilakukan kaisar, dengan menduplikasi patung-patung itu dianggap tabu. "Mereka yang sembarangan mengikuti cara asing akan menghadapi bencana," tulis Ban Gu, seorang sejarawan dari masa hampir 2.000 tahun yang lalu. Ban Gu bekerja untuk dinasti yang menggulingkan dinasti Qin Shi Huangdi.

Petung duplikat tersebut kini tak ada lagi, dihancurkan beberapa abad setelah kematian Kaisar Pertama. Sementara, patung-patung dari tanah liat selamat dari kerasnya zaman hingga saat ini karena terkubur dalam tanah. Meski, tak ada catatan soal mereka yang selamat.

Penari Setengah Telanjang

Beberapa lusin patung pemain akrobat dan penari setengah telanjang juga ditemukan dalam lubang terpisah di dekat makam Kaisar Pertama .

"Di sini para pematung berusaha untuk membuat struktur tulang, otot, dan urat untuk menggambarkan seseorang yang sedang melakukan gerakan," tulis Nickel. "Mendekati pemahaman tentang tubuh manusia yang diterapkan masa itu dalam budaya Helenistik (yang dipengaruhi Yunani) di Eropa dan Asia."

Tak mungkin pematung bisa menghasilkan karya seperti itu tanpa mempelajarinya. "Peniruan tubuh manusia dipercaya adalah keahlian generasi pematung Yunani. Itu adalah proses artistik dan intelektual yang kompleks yang tidak terjadi dalam semalam," kata Nickel.

Misteri lain, setelah kematian Kaisar Pertama, penguasa selanjutnya, Dinasti Han , berhenti membuat patung seukuran manusia. Mereka lebih memilih menciptakan miniatur orang, hewan, dan obyek lain.

Salah satu alternatif penjelasan adalah, diduga kemampuan untuk membuat patung besar sangat rumit. Bisa jadi ketika penguasa Han membangun makam, para pematung yang ahli sudah meninggal. Atau, sesuai dengan apa yang dikatakan sejarawan Ban Gu: dianggap tabu.

Dua belas patung raksasa berjubah asing dan Terracotta Warriors yang dikubur mungkin mewakili gambaran asing.

"Patung dari masa awal Cina memang hanya memainkan peran kecil dalam sejarah," kata Nickel. "Untuk warga China setelahnya itu pasti terlihat cukup asing. "

Penguasa Han diduga ingin menyingkirkan pengaruh Kaisar Pertama dan seleranya yang luar negerinya. Dan memutuskan tak membuat patung serupa.

Anak Raja Kecil Jadi Kaisar

Kompleks makam dan istana Kaisar Qin Shi Huangdi ditemukan tahun 1974, ketika seorang petani yang sedang menggali sumur menemukan sebuah patung prajurit yang dibuat dari tanah liat. Satu dari 8.000 patung yang diperkirakan sengaja disiapkan Qin Shi Huangdi untuk menjaganya di alam baka.

Patung prajurit terakota itu dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987.

Qin Shi Huangdi  lahir pada 259 Sebelum Masehi, ia adalah putra mahkota Qin -- satu dari enam kerajaan yang ada kala itu.

Ia bertahta pada usia belia, 13 tahun. Pada 221 SM, Sang Kaisar dan bala tentaranya mengalahkan kerajaan lain, dan menyatukan enam negara yang saling berperang menjadi satu kekaisaran feodal pertama dalam sejarah China.

Dinasti Qin digulingkan pada 206 SM, tak lama setelah kematian Qin Shi Huangdi  itu. Dinasti berikutnya, Han, bertahan hingga tahun 220 Masehi. [Baca juga: Misteri Harta Karun & Perangkap Mematikan Istana Kaisar China] (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya