Pesona 11-12-13 untuk Pernikahan dan Kelahiran Bayi

Pada tanggal cantik 11-12-13 banyak orang merayakan pernikahannya atau memilih kelahiran anaknya.

oleh Melly Febrida diperbarui 11 Des 2013, 10:30 WIB
Tanggal cantik 11-12-13 menjadi terakhir kalinya kita melihat nomor berturut-turut dalam 90 tahun. Dan di tanggal cantik ini banyak orang merayakan pernikahannya atau memilih kelahiran anaknya.

Tanggal seperti 9/10/11, 10/11/12, 11/12/13, dan tanggal palindrom seperti 12/12/12 paling populer untuk menggelar pernikahan. Karena kebanyakan orang melihat peluang menikah di tanggal unik sebagai keberuntungan.

Di Australia, pendaftaran pernikahan pada tangga ini melonjak. Di Queensland , jumlahnya hampir tiga kali lipat dibanding di Brisbane.

Seorang juru bicara untuk Pendaftaran Kelahiran, Kematian, dan Pernikahan di Victoria, ada lonjakan pemesanan pernikahan.

"Normalnya jumlah pernikahan dalam pekan ini tidak tinggi. Hal ini sangat tidak biasa. Pasangan harus melihatnya sebagai keberuntungan," kata juru bicara yang tak disebutkan namanya seperti dikutip News.Au, Rabu (11/12/2013).

Namun, pernikahan bukan satu-satunya cara orang dalam memilih tanggal unik. Beberapa pasangan ingin bayinya lahir di tanggal cantik.

TimesOfIndia melaporkan, sejumlah rumah sakit telah mendapat permintaan kelahiran di hari spesial. Sejauh ini ada 9 kelahiran yang dijadwalkan pada Rabu 11-12-13.

"Kami menjadwalkan kelahiran minggu ini, tergantu kondisi kesehatan ibu. Beberap mengharapkan berlangsung pada tanggal 11 Desember, tapi kami tak mendorongnya," kata Konsultan Ginekolog Dr Beena Jaysingh.

Perempuan India bukan satu-satunya orang yang bersiap-siap untuk kelahiran. Calon ibu Australia Ling dari Melbourne juga berharap bayinya lahir di tanggal yang unik.

Kenapa Orang Tertarik?

Lantas, mengapa orang terpesona dengan tanggal berturut-turut seperti ini. Menurut Alan Lenzi, profesor studi agama di University of the Pacific melihat pola nomor itu wajar saja.

"Para ilmuwan kognitif telah menunjukkan bahwa otak kita sudah terprogram untuk mencari pola yang bermakna dalam data sensoris yang dikumpulkan dari dunia," kata Lenzi.

(Mel/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya