Pemerintah Kota Surabaya bersikeras menargetkan penutupan lokalisasi Dolly pada 2014 mendatang. Rencananya penutupan tersebut akan dilakukan paling lambat sebelum bulan Ramadan.
"Setelah ditutup lokalisasi Dolly akan diubah menjadi sentra bisnis dan keuangan," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Sonhaji, Rabu (11/12/2013).
Jalan Putat di sekitar lokalisasi Dolly, beber Sohaji, rencananya akan dilebarkan hingga 25 meter. Tujuannya, agar akses transportasi dan bisnis terbuka. Sehingga kawasan tersebut bisa lebih berkembang.
Sonhaji menambahkan, rehabilitasi lokalisasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota. Melainkan juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Pemerintah Pusat. Ketiganya akan bersinergi melaksanakan peran sesuai porsi masing-masing.
"Yang jelas, semua menggelontorkan anggaran guna mendukung penutupan lokalisasi," kata Sonhaji.
Selain itu, Sonhaji juga menerangkan bahwa langkah Pemkot merehabilitasi kawasan eks lokalisasi terbagi dalam 4 cakupan. "Yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah," tukas Sonhaji.
Wacana penutupan lokalisasi Dolly sebelumnya juga telah digaungkan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Risma mengatakan, penutupan lokalisasi itu ditujukan agar menyelamatkan generasi muda supaya tidak terjerumus ke lingkaran hitam [Baca: Tutup 3 Lokalisasi Surabaya, Walikota Risma: Tahun Depan Dolly!].
Dolly atau Gang Dolly terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Surabaya. Konon lokalisasi ini merupakan kompleks pelacuran terbesar di Asia Tenggara.
Lokalisasi ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola seorang perempuan keturunan Belanda bernama Dolly van der Mart. (Tnt/Yus)
"Setelah ditutup lokalisasi Dolly akan diubah menjadi sentra bisnis dan keuangan," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Sonhaji, Rabu (11/12/2013).
Jalan Putat di sekitar lokalisasi Dolly, beber Sohaji, rencananya akan dilebarkan hingga 25 meter. Tujuannya, agar akses transportasi dan bisnis terbuka. Sehingga kawasan tersebut bisa lebih berkembang.
Sonhaji menambahkan, rehabilitasi lokalisasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota. Melainkan juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Pemerintah Pusat. Ketiganya akan bersinergi melaksanakan peran sesuai porsi masing-masing.
"Yang jelas, semua menggelontorkan anggaran guna mendukung penutupan lokalisasi," kata Sonhaji.
Selain itu, Sonhaji juga menerangkan bahwa langkah Pemkot merehabilitasi kawasan eks lokalisasi terbagi dalam 4 cakupan. "Yakni pemberdayaan sosial, ekonomi, lingkungan, dan bantuan langsung melalui mekanisme hibah," tukas Sonhaji.
Wacana penutupan lokalisasi Dolly sebelumnya juga telah digaungkan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Risma mengatakan, penutupan lokalisasi itu ditujukan agar menyelamatkan generasi muda supaya tidak terjerumus ke lingkaran hitam [Baca: Tutup 3 Lokalisasi Surabaya, Walikota Risma: Tahun Depan Dolly!].
Dolly atau Gang Dolly terletak di daerah Jarak, Pasar Kembang, Surabaya. Konon lokalisasi ini merupakan kompleks pelacuran terbesar di Asia Tenggara.
Lokalisasi ini sudah ada sejak zaman Belanda dan dikelola seorang perempuan keturunan Belanda bernama Dolly van der Mart. (Tnt/Yus)