Potensi Agrowisata di Kabupaten Temanggung

Kabupaten Temanggung sebagai daerah strategis pertanian memiliki potensi alam sangat luar biasa. Salah satunya dalam hal wisata agrowisata.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Des 2013, 14:12 WIB
Citizen6, Semarang: Kabupaten Temanggung adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten Temanggung berada persis di antara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Kabupaten ini juga berbatasan dengan Kabupaten Kendal di utara, Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Wonosobo di barat, dan Kabupaten Magelang di selatan.

Sebenarnya wilayah kabupaten Temanggung merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertanian. Hal itu disebabkan karena letaknya yang berada persis di lereng gunung dengan cuaca yang juga mendukung. Curah hujan yang terjadi di kabupaten ini pun sangatlah baik untuk pertanian dengan intensitas sedang saat musim penghujan. Karena wilayahnya yang berada di lereng pegunungan, maka tak salah jika banyak orang yang ingin tinggal di sana karena udaranya yang sejuk.

Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Temanggung sebenarnya sangatlah banyak. Selain potensi budaya yang mengandung unsur sejarah yang tinggi, Kabupaten Temanggung juga menyuguhkan wisata agrowisata. Memang belum banyak orang yang kenal dengan yang namanya agrowisata atau bisa juga disebut wisata agro ini. Agrowisata adalah wisata baru yang muncul pada awal 2000-an. Dimulai dari daerah penghasil apel di Jawa Timur yaitu Kota Batu, para petani di sana mempublikasikan apa yang mereka tanam. Setelah itu banyak orang yang datang berkunjung ke kota itu untuk membeli apel dari Kota Batu yang tadinya masuk dalam Kabupaten Malang.

Pada akhirnya, para petani meraup keuntungan yang lumayan. Beberapa bulan kemudian, salah satu petani mengusulkan agar perkebunan apel yang dimilkinya dijadikan kebun wisata sehingga orang-orang dapat masuk ke dalam kebun dan memetik apel menurut keinginannya sendiri. Ide yang diusulkan tersebut tak disangka berhasil menarik simpati dari orang-orang yang datang. Maka para petani Kota Batu mengembangkan kegiatan tersebut terus-menerus sehingga terciptalah wisata pertanian. Karena pengunjung bisa merasakan sensasi berkebun dengan tangan sendiri, sehingga hilanglah kejenuhan pengunjung saat berkunjung ke dalam wisata pertanian tersebut.

Karena sukesnya cara pertanian yang ditempuh petani apel di Malang, para petani di daerah lain pun berkeinginan untuk meniru hal tersebut. Ladang dan perkebunan-perkebunan yang mereka kelola, mulai dijadikan wisata yang berbasis pertanian. Banyak dari mereka yang berhasil karena memang agrowisata sebagai wisata yang menyuguhkan pemandangan dan cara bertani sangatlah diminati oleh pengunjung, karena mereka mendapat kepuasan dan pengalaman yang tak terlupakan setelah belajar bagaimana cara bertani yang baik di wisata agro tersebut.

Kabupaten Temanggung sebagai daerah strategis pertanian sebetulnya memiliki potensi alam sangat luar biasa. Dengan letak yang ada di dataran tinggi, banyak tanaman yang dapat ditanam di sana. Misalnya saja tanaman kopi, tanaman ini adalah tanaman yang hanya bisa hidup di dataran tinggi, disukai oleh banyak orang, dan harga ekonomi yang relatif tinggi. Memang saat ini di Kabupaten Temanggung itu sendiri sudah banyak agro wisata perkebunan kopi yang didirikan. Ada 3 sentra penghasil kopi yang dikenal masyarakat saat ini. Ketiga-tiganya memiliki kesamaan produk yaitu kopi robusta. Walaupun sama, tapi tiap-tiap daerah memiliki perbedaan cara mengolahnya.

Ketiga sentra kopi tersebut adalah perkebunan kopi di Desa Gesing yang berjarak kurang lebih 12 Km dari Kota Temanggung, perkebunan Bojongrejo di Kecamatan Bejen, dan perkebunan Rowoseneng di Kecamatan Kandangan. Dari ketiga daerah sentra penghasil kopi di atas, perkebunan Rowosenenglah yang paling diminati. Perkebunan Rowoseneng banyak diminati oleh pengunjung karena memiliki nilai plus dalam segi apa yang disuguhkan. Di perkebunan Rowoseneng, pengunjung tak hanya bisa melihat dan memanen kopi, tetapi juga bisa ikut beternak sapi perah.

Hasil dari peternakan adalah susu murni, jika produk sulit dijual otomatis produsen akan membuat produk lain yang berbahan dasar susu misalnya yoghurt dan keju. Taktik jitu pengelola juga sangat menyelamatkan dikala harga kopi mulai turun di pasaran, mereka membuat kopi bubuk sendiri dengan menambahkan aroma-aroma tertentu seperti moka. Perkebunan Rowoseneng juga membuat roti yang terbuat dari keju untuk menambah hasil perkebunan mereka.

Agrowisata sendiri sebenarnya tidak berkutat pada hasil pertanian seperti kopi dan buah tetapi juga mengandalkan hasil peternakan dan perikanan. Jadi, hasil agrowisata tersebut tidak hanya dari produk tumbuhan saja. Pengembangan agro wisata harus tetap dilakukan terus menerus. Pengembangan harus bersifat dinamis dan tidak hanya berkutat dengan membenahi kawasan perkebunan itu sendiri. Pemerintah kabupaten harusnya tanggap dengan sarana dan prasarana pendukung yang tersedia. Perbaikan seperti akses jalan, tempat istirahat, tempat menginap, sarana komunikasi, dan sarana penting lainnya harus ada agar pengunjung semakin tertarik dengan agro wisata yang disuguhkan.

Dengan adanya keuntungan dari alam, seharusnya kita bisa lebih mengambil manfaat dari potensi yang ada. Di sini, Sumber Daya Manusia(SDM) sangatlah diperlukan untuk pengembangan SDA yang akan dijadikan agrowisata. Pengelolaan yang buruk akan berdampak buruk pula pada hasil yang didapat. Pencarian bahan untuk dijadikan wisata agropun harusnya terus dilakukan untuk menambah variasi.

Dengan dibukanya pasar agrowisata di daerah Soropadan, Pringsurat, harusnya kabupaten Temanggung dapat diuntungkan karena produk agrowisata Temanggung dapat terpublikasi lewat acara Soropadan Agro Expo yang rutin dilaksanakan. Dengan demikian, semakin muluslah pengembangan wisata agro di Temanggung. Namun, bisa saja agrowisata Temanggung tidak berkembang gara-gara pengelola yang tidak mengelola agrowisata Temanggung dengan baik. Kembali ke persoalan tadi bahwa SDM sangatlah penting bagi perkembangan wisata agro Kabupaten Temanggung. SDM haruslah dididik mulai dini, tentang bagaimana mengelola hasil-hasil agrowisata yang ada, karena agrowisata adalah sebuah investasi daerah yang sangat baik adanya. (mar)

Penulis
Ixnatius Nugroho Adhi Santoso
Mahasiswa Undip Semarang, xn.nugxxxx@gmail.com

Disclaimer

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya