Indonesian Heritage Agency Gelar Program dan Pameran Seni, Budaya, hingga Sejarah di Februari 2024

Indonesian Heritage Agency (IHA) atau Museum dan Cagar Budaya bersama deretan unit museumnya menghadirkan dua pameran menarik yang mencerminkan kekayaan seni, budaya, dan sejarah Tanah Air pada Februari 2024.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Feb 2024, 17:44 WIB
Indonesian Heritage Agency (IHA) atau Museum dan Cagar Budaya bersama deretan unit museumnya menghadirkan dua pameran menarik yang mencerminkan kekayaan seni, budaya, dan sejarah Tanah Air pada Februari 2024. (Foto: Dok. Instagram @kempinskibali)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesian Heritage Agency (IHA) atau Museum dan Cagar Budaya bersama deretan unit museumnya menghadirkan dua pameran menarik yang mencerminkan kekayaan seni, budaya, dan sejarah Tanah Air pada Februari 2024.

Hal itu dilakukan mengingat perannya sebagai pengelola museum dan cagar budaya di Indonesia.

"Pameran ini tidak hanya menjadi wadah apresiasi bagi para pecinta musik dan penggemar batik, tetapi juga menjadi upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai budaya dan warisan nusantara yang berharga," ujar Plt Kepala Indonesian Heritage Agency (IHA) atau Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra melalui keterangan tertulis, Senin (5/2/2024).

Dia memaparkan, dalam rangka memperingati setengah abad perjalanan karirnya, God Bless akan menggelar Pameran Koleksi Masterpiece God Bless 50 Tahun di Galeri Nasional Indonesia.

"Pameran ini, yang akan berlangsung mulai 16 Februari hingga 1 Maret 2024, menghadirkan sejumlah besar koleksi bersejarah, termasuk koleksi busana, gitar, bass, keyboard, mixer, kaset, CD, piringan hitam, dan barang lain yang menjadi saksi perjalanan mereka dalam dunia musik rock Indonesia," ucap Ahmad Mahendra.

Menurut dia, Galeri Nasional Indonesia dan God Bless mengundang para pecinta musik dan masyarakat umum untuk hadir dan merayakan warisan musik rock Indonesia yang telah memberikan inspirasi selama setengah abad.

"Selain itu, pameran ini juga akan berkolaborasi dengan perupa seni kontemporer Indonesia yaitu Eldwin Pradipta dan Muhammad Akbar," papar Ahmad Mahendra.

 


Pameran Hulu ke Hilir

Pengunjung belajar membatik di Rumah Batik Palbatu, Jakarta, Minggu (2/10/2022). Dalam rangka memeriahkan Hari Batik Nasional, Rumah Batik Palbatu menggelar pelatihan membatik kepada masyarakat umum sebagai upaya meningkatkan minat terutama bagi generasi milenial dalam melestarikan seni kriya tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu, digelar pula 'Pameran Hulu ke Hilir: Ekosistem Batik di Museum Batik Indonesia'.

"Museum Batik Indonesia turut mempersembahkan pameran temporer berjudul 'Hulu ke Hilir: Ekosistem Batik'. Pameran ini berfokus pada edukasi untuk memberikan pandangan mendalam tentang nilai-nilai di balik selembar kain batik, mulai dari penyediaan bahan baku, proses pembuatan, hingga menjadi karya seni batik utuh dan digunakan oleh masyarakat," terang Ahmad Mahendra.

Berlangsung hingga 29 Februari 2024, pameran ini menjadi wadah untuk memahami perjalanan panjang kreasi cipta warisan budaya batik Indonesia.

"Museum Batik Indonesia mengajak masyarakat untuk merasakan pengalaman edukatif dan interaktif di museum secara gratis," ucap dia.

 


Gelar Festival Al-Banjari Pelajar U-19

Video Mapping berisi seni grafis mengambil pola batik menyuguhkan suasana berbeda bagi pengunjung Trupark Museum Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Kemudian, digelar pula Festival Al-Banjari Pelajar U-19 Tingkat Nasional di Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari Festival Al-Banjari yang diselenggarakan oleh Kumpulan Banjari dan Hadrah Tebuireng (Kubah Ireng) bekerja sama dengan Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asy'ari dalam rangka merayakan Milad KUBAHIRENG yang ke-8.

Acara ini merupakan kesempatan bagi pelajar Islam yang berminat dan berbakat dalam seni Islam Al-Banjari untuk berpartisipasi dalam kompetisi di tingkat nasional.

"Kami terus berkomitmen untuk terus mendukung pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan seni, budaya, dan sejarah Indonesia," kata Ahmad Mahendra.

"Kami mengundang semua lapisan masyarakat, termasuk media, komunitas seni, dan pecinta budaya, untuk menghadiri berbagai kegiatan di museum tidak hanya untuk edukasi tetapi juga untuk hiburan," tandas dia.

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya