PT Pertamina (Persero) bekerjasama dengan SK Energy Co. Ltd lakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan kilang aspal (Asphalt Oriented Refinery Plant) berkapasitas 1,5 juta ton per tahun.
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto dan President CEO SK energy Co. Ltd. Bong-Kyoon Park di Seoul, Korea Selatan.
Chrisna mengatakan, untuk tahap awal studi, Kilang Cilacap unit IV direncanakan dipilih untuk pengembangan pabrik aspal tersebut karena memiliki lokasi yang paling strategis ke pasar domestik maupun tujuan ekspor.
"Di samping telah memiliki pengalaman dalam memproduksi aspal yang dihasilkan dari Lube Oil Complex," kata Chrisna, dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Chrisna mengungkapkan, alasan memilih SK Energy sebagai rekan bisnis karena perusahaan energi asal Korea Selatan itu memiliki banyak tenaga ahli kelas dunia, teknologi, R&D, serta pengalaman produksi aspal berkualitas tinggi (polymer modified asphalt).
"SK Energy saat ini berada di peringkat pertama sebagai eksportir aspal terutama untuk wilayah pasar AsiaTimur," ungkapnya.
Dengan pembangunan pabrik aspal tersebut, lanjut Chrisna, akan memberikan nilai tambah bisnis bagi Pertamina, antara lain peningkatan kapasitas produksi, pemenuhan kebutuhan pasar aspal domestik dan peluang ekspor. Kerjasama ini juga bakal meningkatkan sinergi bisnis antara Pertamina dan SK energy melalui kerjasama investasi, operasi, dan pemasaran aspal, termasuk pengembangan produk baru dan produk unggulan aspal Pertamina.
"Apabila diperoleh hasil yang positif dari hasil Joint Feasibility Study tersebut, maka akan ditindaklanjuti dengan pendirian JVC (perusahaan patungan)," terang dia.
Pada 2012, konsumsi aspal nasional mencapai sekitar 1 juta ton atau tumbuh sekitar 26% dibandingkan dengan realisasi konsumsi pada 2011 yang hanya sekitar 802.850 ton. Adapun, total kapasitas produksi aspal RU IV Cilacap mencapai sekitar 321 ribu ton per tahun.
“Sehingga apabila proyek ini terealisasi, dengan rencana penambahan kapasitas produksi 1,5 juta ton, kebutuhan aspal domestik khususnya dalam upaya menggenjot pembangunan infrastruktur, akan semakin terjamin,” pungkasnya. (Pew/Ndw)
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto dan President CEO SK energy Co. Ltd. Bong-Kyoon Park di Seoul, Korea Selatan.
Chrisna mengatakan, untuk tahap awal studi, Kilang Cilacap unit IV direncanakan dipilih untuk pengembangan pabrik aspal tersebut karena memiliki lokasi yang paling strategis ke pasar domestik maupun tujuan ekspor.
"Di samping telah memiliki pengalaman dalam memproduksi aspal yang dihasilkan dari Lube Oil Complex," kata Chrisna, dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Chrisna mengungkapkan, alasan memilih SK Energy sebagai rekan bisnis karena perusahaan energi asal Korea Selatan itu memiliki banyak tenaga ahli kelas dunia, teknologi, R&D, serta pengalaman produksi aspal berkualitas tinggi (polymer modified asphalt).
"SK Energy saat ini berada di peringkat pertama sebagai eksportir aspal terutama untuk wilayah pasar AsiaTimur," ungkapnya.
Dengan pembangunan pabrik aspal tersebut, lanjut Chrisna, akan memberikan nilai tambah bisnis bagi Pertamina, antara lain peningkatan kapasitas produksi, pemenuhan kebutuhan pasar aspal domestik dan peluang ekspor. Kerjasama ini juga bakal meningkatkan sinergi bisnis antara Pertamina dan SK energy melalui kerjasama investasi, operasi, dan pemasaran aspal, termasuk pengembangan produk baru dan produk unggulan aspal Pertamina.
"Apabila diperoleh hasil yang positif dari hasil Joint Feasibility Study tersebut, maka akan ditindaklanjuti dengan pendirian JVC (perusahaan patungan)," terang dia.
Pada 2012, konsumsi aspal nasional mencapai sekitar 1 juta ton atau tumbuh sekitar 26% dibandingkan dengan realisasi konsumsi pada 2011 yang hanya sekitar 802.850 ton. Adapun, total kapasitas produksi aspal RU IV Cilacap mencapai sekitar 321 ribu ton per tahun.
“Sehingga apabila proyek ini terealisasi, dengan rencana penambahan kapasitas produksi 1,5 juta ton, kebutuhan aspal domestik khususnya dalam upaya menggenjot pembangunan infrastruktur, akan semakin terjamin,” pungkasnya. (Pew/Ndw)