BEI Ingin Bangunkan 47 Saham Tidur

Hampir 10% dari 484 emiten yang sahamnya diperdagangkan di BEI berstatus saham tidur.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 12 Des 2013, 15:37 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap bisa mengangkat derajat sekitar 47 saham emiten yang jarang mengalami transaksi perdagangan. Selama ini 47 efek yang sering disebut saham tidur tersebut menghiasi papan perdagangan bursa efek bersama 484 emiten lainnya. 

Direktur Utama BEI, Ito Warsito mengatakan, untuk membangunkan saham-saham tidur tersebut, otoritas bursa kini tengah mengkaji batas minimal saham yang sudah berdedar di publik (free float).

"Kami dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini sedang menjalankan aturan itu, setelah ada penyempurnaan aturan tadi, maka saham-saham yang ada di bursa bisa liquid kembali. Karena hampir 10% emiten yang sahamnya tidur dari total emiten sebanyak 484 emiten," ujar Ito  ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Ito berharap ketentuan baru yang bakal membuat perdagangan saham lebih atraktif dapat segera diberlakukan. Kendati belum bisa memastikan waktunya, aturan itu diharapkan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia sehingga saham-saham emiten bisa terjaga dengan baik.

"Kami ingin secepatnya, namun kami harus berdiskusi dulu dengan OJK dan para emiten. Kami harapkan aturan ini bisa diterapkan dengan baik di tahun 2014," tutur Ito.

Otoritas bursa menilai, jumlah saham free float nantinya bisa menentukan tingkat likuiditas perdagangan saham di pasar modal Indonesia.

Selain ketentuan free float saham, otoritas bursa juga tengah melakukan pengaturan jumlah saham emiten yang beredar di publik. Bursa nantinya akan memberikan batasan minimal pelepasan saham oleh perusahaan yang akan menggelar penawaran umum perdana saham (IPO).

Ito mengungkapkan batasan minimal bisa saja ditentukan di level 15% atau bisa lebih besar di level 20%.(Dis/Shd)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya