Citizen6, Medan: Awal 2013 adalah masa perjuangan yang harus saya tempuh mengahadapi ujian semester III. Pada 22 Januari sampai 27 Januaari, saya menghadapi ujian semester untuk melanjut ke semester IV. Ini benar-benar perjuangan yang sangat menegangkan. Setelah ujian usai, saya pulang kampung di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Sesamapainya di kampung halaman, ketegangan masih berlanjut, yaitu menantikan nilai yang akan saya dapatkan. Dengan sistem online saat itu saya bisa cepat mengetahui berapa Indeks Prestasi yang saya dapatkan semeseter III, yaitu 3,35. Saya sangat bersyukur ternyata perjuangan saya tidak sia-sia.
Dengan modal Indeks Prestasi 3,35, saya mencoba membuat permohonan penerimaan beasiswa kepada pihak jurusan. Saya sangat senang ketika berkas sudah saya lengkapi dan ketika sesi wawancara nama saya yang pertama dipanggil. Harapan saya sangat tinggi untuk mendapatkan beasiswa ini, karena akan sangat membantu kondisi keuangan keluarga yang hanya ditanggung oleh Ibu saya, karena ayah sudah meninggalkan kami pada 2011 lalu.
Namun impian itu sirna ketika melihat pengumuman nama-nama yang mendapatkan beasiswa, ternyata tidak ada nama saya di sana. Saya hanya pasrah dan percaya mungkin masih ada kesempatan di lain hari.
Saya selalu mencoba untuk mendapatkan bantuan pendidikan dari mencari informasi di internet, selebaran di dinding kampus dan pada senior-senior saya. Di Bulan Mei saya mencoba beasiswa dari sebuah bank dengan pendaftaran online. Namun nama saya tidak juga ada di daftar pengumuman lulus. Memasuki Maret 2013, berarti saya susah ada di semester IV dan perjuangan disini kembali dilanjutkan.
Di semester ini, tugas-tugas sudah mulai menumpuk, ada tugas kuliah, organisasi, dan lainnya. Karena target saya di semester ini harus lebih tinggi dari semester III, saya harus pandai dalam mengatur waktu. Tanggal 28 Juni sampai 2 Juli, ujian semester IV. Target saya di semester ini mendapat IP 3, 69. Saya tidak percaya ketika melihat Indeks Prestasi saya di semester IV adalah 3,95. Ini suatu hasil yang di impikan selama ini.
Namun saya sadar, yang terpenting dalam masa perkuliahan bukanlah nilai yang kita dapatkan, tetapi bagaimana kita menjadi pribadi yang berguna bagi sekeliling kita. Saya ingat perkataan seorang motivator di negeri ini yang berkata, "Hebatlah saat dalam berproses, di manapun berada". Perkataan ini yang memotivasi saya untuk menjadi pemenang di segala bidang yang sedang saya jalani.
Jadi, pelajaran yang saya dapatkan di 2013 ini adalah jangan cepat menyerah dan terus mencoba untuk bangkit dari setiap kekalahan dalam hidup. Bila perlu harus mencoba dan terus mencoba sampai kekalahan itu bosan datang kepada saya, hingga yang datang adalah kemenangan-kemenangan yang saya impikan.
Saya pun semakin optimis dengan hidup, bahwa di tahun dua ribu berapapun yang akan datang, hidup ini harus menjadi lebih baik, mandiri, kreatif dan membuat bangga keluarga saya. (mar)
Penulis
Wawan G.C Simbolon (@wawan_gcs)
Medan, wawan_simboxxx@outlook.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Sesamapainya di kampung halaman, ketegangan masih berlanjut, yaitu menantikan nilai yang akan saya dapatkan. Dengan sistem online saat itu saya bisa cepat mengetahui berapa Indeks Prestasi yang saya dapatkan semeseter III, yaitu 3,35. Saya sangat bersyukur ternyata perjuangan saya tidak sia-sia.
Dengan modal Indeks Prestasi 3,35, saya mencoba membuat permohonan penerimaan beasiswa kepada pihak jurusan. Saya sangat senang ketika berkas sudah saya lengkapi dan ketika sesi wawancara nama saya yang pertama dipanggil. Harapan saya sangat tinggi untuk mendapatkan beasiswa ini, karena akan sangat membantu kondisi keuangan keluarga yang hanya ditanggung oleh Ibu saya, karena ayah sudah meninggalkan kami pada 2011 lalu.
Namun impian itu sirna ketika melihat pengumuman nama-nama yang mendapatkan beasiswa, ternyata tidak ada nama saya di sana. Saya hanya pasrah dan percaya mungkin masih ada kesempatan di lain hari.
Saya selalu mencoba untuk mendapatkan bantuan pendidikan dari mencari informasi di internet, selebaran di dinding kampus dan pada senior-senior saya. Di Bulan Mei saya mencoba beasiswa dari sebuah bank dengan pendaftaran online. Namun nama saya tidak juga ada di daftar pengumuman lulus. Memasuki Maret 2013, berarti saya susah ada di semester IV dan perjuangan disini kembali dilanjutkan.
Di semester ini, tugas-tugas sudah mulai menumpuk, ada tugas kuliah, organisasi, dan lainnya. Karena target saya di semester ini harus lebih tinggi dari semester III, saya harus pandai dalam mengatur waktu. Tanggal 28 Juni sampai 2 Juli, ujian semester IV. Target saya di semester ini mendapat IP 3, 69. Saya tidak percaya ketika melihat Indeks Prestasi saya di semester IV adalah 3,95. Ini suatu hasil yang di impikan selama ini.
Namun saya sadar, yang terpenting dalam masa perkuliahan bukanlah nilai yang kita dapatkan, tetapi bagaimana kita menjadi pribadi yang berguna bagi sekeliling kita. Saya ingat perkataan seorang motivator di negeri ini yang berkata, "Hebatlah saat dalam berproses, di manapun berada". Perkataan ini yang memotivasi saya untuk menjadi pemenang di segala bidang yang sedang saya jalani.
Jadi, pelajaran yang saya dapatkan di 2013 ini adalah jangan cepat menyerah dan terus mencoba untuk bangkit dari setiap kekalahan dalam hidup. Bila perlu harus mencoba dan terus mencoba sampai kekalahan itu bosan datang kepada saya, hingga yang datang adalah kemenangan-kemenangan yang saya impikan.
Saya pun semakin optimis dengan hidup, bahwa di tahun dua ribu berapapun yang akan datang, hidup ini harus menjadi lebih baik, mandiri, kreatif dan membuat bangga keluarga saya. (mar)
Penulis
Wawan G.C Simbolon (@wawan_gcs)
Medan, wawan_simboxxx@outlook.com
Disclaimer
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 3 Desember sampai 13 desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan "Terima Kasihku untuk 2013". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
