Jokowi Tawarkan Lokasi Baru Pemindahan Ibukota

Jokowi menilai, sangat mungkin kawasan reklamasi pantai dijadikan sebagai ibukota atau menjadi pusat pemerintahan baru.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 12 Des 2013, 16:21 WIB
Gubernur DKI Jokowi menawarkan lokasi baru bila akhirnya ibukota RI dipindah. Lokasinya berada di utara Jakarta. Tepatnya di lahan baru seluas 5.100 hektar hasil reklamasi untuk pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa.

"Tadi kan ditanyakan, saya hanya menyampaikan ada lahan baru 5.100 hektar. Kalau pemerintah pusat memiliki keputusan politik, dan berani untuk pindahkan ibukota di sana bisa saja, tapi beli," kata Gubernur bernama lengkap Joko Widodo saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Wacana itu terlontar dari anggota komisi IV dari F-PKB Jazilul Fawaid yang mengaitkan program reklamasi pantai dengan wacana pemindahan ibukota, yang selama ini santer disuarakan oleh pemerintah pusat. Jazilul menilai pembangunan akan sia-sia karena menghabiskan dana ratusan triliunan.

Jokowi menilai, sangat mungkin kawasan reklamasi pantai dijadikan sebagai ibukota atau menjadi pusat pemerintahan baru. Namun demikian, pemerintah pusat harus mengeluarkan biaya untuk membeli lahan. Pasalnya reklamasi pantai dilakukan oleh pihak swasta.

Terlebih menurut Jokowi, pembangunan kawasan baru ini akan sangat baik. Karena semua dimulai dari awal, sehingga utilitas bisa diatur sedemikian rupa. Karena itu, akan sangat tepat bila kawasan reklamasi tersebut dijadikan sebagai pusat pemerintahan.

"Perencanannya akan bagus kalau dimulai dari awal. Kabel, gas, dan utilitas lainnya di bawah tanah. Jadi kota efisien, karena dilengkapi dengan pelabuhan, airport, pusat industri, kota jadi efisien karena ke mana-mana dekat. Industri juga akan kompetitif karena dekat dengan pelabuhaan," kata Jokowi.

Dari seluruh luas kawasan reklamasi itu, 5 persen dari luas itu atau sekitar 250 hektar akan diambil alih Pemprov DKI Jakarta. Nantinya, lahan itu akan dibangun rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) bagi para nelayan.

"Tidak hanya menjadi kawasan bisnis, kita juga akan bangun rumah susun bagi para nelayan disana. Hunian mereka nanti akan jauh lebih baik daripada yang ada saat ini," kata Jokowi.

Sedangkan untuk studi kelayakan reklamasi tersebut, Jokowi mengatakan baru akan rampung pada akhir tahun depan. Studi yang dilakukan untuk mengetahui bahwa reklamasi pantai tidak mengganggu serta merusak lingkungan, namun juga memberi manfaat bagi masyarakat.

Ia pun menilai, tidak hanya layak dijadikan sebagai pusat ibukota, Giant Sea Wall dan reklamasi pantai utara juga berguna untuk mengurangi banjir rob akibat pasang air laut di Jakarta bagian utara dan sebagai tempat penampungan cadangan air bersih bagi warga Jakarta selain Waduk Jatiluhur.

"Ya ini bisa menjadi waduk-waduk air baku. Karena sekarang kita sangat tergantung dari Waduk Jati Luhur. Jadi bisa semakin dekat, biaya operasional menurun," ucapnya. (Ein/Ism)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya