Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang, Indonesia bisa mengandalkan sektor jasa untuk dapat bersaing dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan (Kemendag), Sondang Anggraini mengatakan, ada empat sektor jasa yang menjadi prioritas dalam perdagangan bebas ASEAN nantinya. Sektor jasa tersebut antara lain logistic services, e-Asean, pariwisata dan kesehatan.
Untuk sektor logistic services terdiri dari maritime cargo handling services, storage warehousing services, freight transport agency services, packaging service, courir services dan lain-lain. Untuk sektor e-ASEAN terdiri dari computer and related services dan communication services.
Untuk sektor pariwisata seperti hotel, restoran, agen perjalanan, pemandu wisata dan lain-lain. Sedangkan untuk sektor kesehatan seperti pelayanan rumah sakit, perawat, fisioterapis dan lain-lain.
Sementara itu, menurut Sondang, sektor jasa unggulan yang dapat dijadikan andalan Indonesia yaitu pariwisata, komunikasi dan kontruksi.
"Ini karena perdagangan jasa kita pada tiga sektor ini surplus, sedangkan yang lainnya defisit, sehingga necara perdagangan jasa kita defisit," ujar Sondang saat berbicara pada Seminar Nasional Standardisasi dengan tajuk 'Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN: Meningkatkan Daya Saing dalam Pasar Bersama ASEAN 2015' di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2013).
Berdasarkan data Kemendag, pendapatan dari jasa pariwisata mencapai US$ 1.553 juta, jasa komunikasi mencapai US$ 374 juta, dan jasa konstuksi mencapai US$ 231 juta pada 2012 lalu. Sedangkan sektor jasa lain seperti transportasi, asuransi, keuangan, komputer dan informasi mengalami defisit, bahkan ada yang mencapai defisit US$ 10.331 juta.
"Kenapa defisit ini makin besar? Karena yang mengalami defisit ini tidak bisa disediakan di dalam negeri," kata Sondang.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pada sektor ini, seperti kurangnya minat investasi di negara ASEAN dan ketidakjelasan arah pengembangan sektor jasa jangka menengah dan jangka panjang dalam membuat perencanaan bisnis jasa serta kurangnya pemahaman menganai paraturan bisnis bidang jasa di negara ASEAN lain.
Meski demikian, ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan seperti tenaga kerja terampil yang dapat lebih mudah untuk bekerja di negara-negara ASEAN serta akses pasar yang lebih besar saat pasar bebas tersebut. (Dny/Ahm)
Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Kementerian Perdagangan (Kemendag), Sondang Anggraini mengatakan, ada empat sektor jasa yang menjadi prioritas dalam perdagangan bebas ASEAN nantinya. Sektor jasa tersebut antara lain logistic services, e-Asean, pariwisata dan kesehatan.
Untuk sektor logistic services terdiri dari maritime cargo handling services, storage warehousing services, freight transport agency services, packaging service, courir services dan lain-lain. Untuk sektor e-ASEAN terdiri dari computer and related services dan communication services.
Untuk sektor pariwisata seperti hotel, restoran, agen perjalanan, pemandu wisata dan lain-lain. Sedangkan untuk sektor kesehatan seperti pelayanan rumah sakit, perawat, fisioterapis dan lain-lain.
Sementara itu, menurut Sondang, sektor jasa unggulan yang dapat dijadikan andalan Indonesia yaitu pariwisata, komunikasi dan kontruksi.
"Ini karena perdagangan jasa kita pada tiga sektor ini surplus, sedangkan yang lainnya defisit, sehingga necara perdagangan jasa kita defisit," ujar Sondang saat berbicara pada Seminar Nasional Standardisasi dengan tajuk 'Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN: Meningkatkan Daya Saing dalam Pasar Bersama ASEAN 2015' di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2013).
Berdasarkan data Kemendag, pendapatan dari jasa pariwisata mencapai US$ 1.553 juta, jasa komunikasi mencapai US$ 374 juta, dan jasa konstuksi mencapai US$ 231 juta pada 2012 lalu. Sedangkan sektor jasa lain seperti transportasi, asuransi, keuangan, komputer dan informasi mengalami defisit, bahkan ada yang mencapai defisit US$ 10.331 juta.
"Kenapa defisit ini makin besar? Karena yang mengalami defisit ini tidak bisa disediakan di dalam negeri," kata Sondang.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pada sektor ini, seperti kurangnya minat investasi di negara ASEAN dan ketidakjelasan arah pengembangan sektor jasa jangka menengah dan jangka panjang dalam membuat perencanaan bisnis jasa serta kurangnya pemahaman menganai paraturan bisnis bidang jasa di negara ASEAN lain.
Meski demikian, ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan seperti tenaga kerja terampil yang dapat lebih mudah untuk bekerja di negara-negara ASEAN serta akses pasar yang lebih besar saat pasar bebas tersebut. (Dny/Ahm)