Teriakan keras pecah saat pebalap dengan nomor start 11 masuk garis finis di lintasan balap Mount Pleasant, Naypyitaw, Jumat (13/12/2013). Itulah teriakan dari seorang Kusmawati Yazid.
Raut muka bangga terlihat jelas saat mojang Ciamis Jawa Barat mengangkat dua tangannya. Ya, inilah hasil terbaik yang diraih selama dia berkecimpung di dunia balap sepeda khususnya nomor MTB atau lintas alam.
Di garis finis, Kusmawati sudah ditunggu oleh jajaran pelatih serta pendukung dari peraih emas PON Riau itu, dan dia langsung dipeluk oleh sang Manajer Timnas balap sepeda Indonesia, Wahyudi Hidayat.
"Tekat saya mengubah perunggu menjadi emas tercapai. Butuh 10 tahun untuk meraih medali ini," kata Kusmawati Yazid setelah menyelesaikan perlombaan.
Menurut dia, medali emas ini terasa sangat istimewa karena didapat setelah jatuh bangun membangun karir di dunia balap sepeda. Pihaknya sejak awal sudah optimistis jika emas bisa diraih di Myanmar.
"Ini adalah SEA Games kelima yang saya ikuti. Akhirnya emas itu saya dapat juga. Saya sangat bersyukur dengan hasil ini," katanya dengan haru.
Kusmawati Yazid terjun pertama kali di SEA Games 2003 Vietnam, selanjutnya Filipina, Laos, Indonesia dan Myanmar. Sebelum meraih medali perunggu di SEA Games Indonesia, gadis berusia 31 tahun hanya bisa menempati posisi empat besar.
"Pelatih yang membentuk karakter saya seperti ini. Pelan tapi pasti akhirnya saya bisa menunjukkan kemampuan terbaik saya," kata pebalap dengan nomor UCI19820810 itu.
Untuk meraih emas SEA Games 2013, kata dia, membutuhkan upaya yang keras. Selain medan sepanjang 4,1 km per lap yang cukup berat juga harus menghadapi lawan yang memiliki karakter keras juga.
"Saya sempat sikut-sikutan dengan pebalap lain. Itu yang terjadi di lapangan. Tapi saya berusaha tenang dan mampu menyalip di feeding zone," kata Kusmawati dengan tenang.
Emas yang diraih oleh Kusmawati Yazid ini merupakan medali yang kedua selama turun di SEA Games 2013. Sebelumnya bersama Wihelmina, Bandi Sugito dan Candra Rafsanjani mampu mempersembahkan emas dari nomor MTB estafet campuran. (Ant)
Raut muka bangga terlihat jelas saat mojang Ciamis Jawa Barat mengangkat dua tangannya. Ya, inilah hasil terbaik yang diraih selama dia berkecimpung di dunia balap sepeda khususnya nomor MTB atau lintas alam.
Di garis finis, Kusmawati sudah ditunggu oleh jajaran pelatih serta pendukung dari peraih emas PON Riau itu, dan dia langsung dipeluk oleh sang Manajer Timnas balap sepeda Indonesia, Wahyudi Hidayat.
"Tekat saya mengubah perunggu menjadi emas tercapai. Butuh 10 tahun untuk meraih medali ini," kata Kusmawati Yazid setelah menyelesaikan perlombaan.
Menurut dia, medali emas ini terasa sangat istimewa karena didapat setelah jatuh bangun membangun karir di dunia balap sepeda. Pihaknya sejak awal sudah optimistis jika emas bisa diraih di Myanmar.
"Ini adalah SEA Games kelima yang saya ikuti. Akhirnya emas itu saya dapat juga. Saya sangat bersyukur dengan hasil ini," katanya dengan haru.
Kusmawati Yazid terjun pertama kali di SEA Games 2003 Vietnam, selanjutnya Filipina, Laos, Indonesia dan Myanmar. Sebelum meraih medali perunggu di SEA Games Indonesia, gadis berusia 31 tahun hanya bisa menempati posisi empat besar.
"Pelatih yang membentuk karakter saya seperti ini. Pelan tapi pasti akhirnya saya bisa menunjukkan kemampuan terbaik saya," kata pebalap dengan nomor UCI19820810 itu.
Untuk meraih emas SEA Games 2013, kata dia, membutuhkan upaya yang keras. Selain medan sepanjang 4,1 km per lap yang cukup berat juga harus menghadapi lawan yang memiliki karakter keras juga.
"Saya sempat sikut-sikutan dengan pebalap lain. Itu yang terjadi di lapangan. Tapi saya berusaha tenang dan mampu menyalip di feeding zone," kata Kusmawati dengan tenang.
Emas yang diraih oleh Kusmawati Yazid ini merupakan medali yang kedua selama turun di SEA Games 2013. Sebelumnya bersama Wihelmina, Bandi Sugito dan Candra Rafsanjani mampu mempersembahkan emas dari nomor MTB estafet campuran. (Ant)