Kuala Lumpur, Malaysia, mendapat kehormatan untuk kali pertama menguji coba penggunaan teknologi mata elang atau hawk eye dalam ajang BWF World Super Series Finals 2013, 11-15 Desember. Penggunaan teknologi ini menguntungkan pebulu tangkis lewat sistem instant review, yakni jika tidak setuju dengan keputusan hakim garis bisa mengajukan keberatan dengan mengucapkan kata challenge. Dengan menggunakan delapan kamera berteknologi, bisa dilihat tayangan ulang untuk mengetahui apakah shuttlecock ke luar atau masuk.
"Kami mendapat sambutan positif tentang sistem instant review ini, baik dari pemain maupun dari wasit," kata Peter Tarcala, Ketua Bidang Turnamen BWF, seperti dilansir Badminton Indonesia, Minggu (15/12/2013).
Dengan respon positif, Tarcala mengungkapkan BWF akan mulai mengimplementasikan sistem ini di semua putaran super series tahun depan, ditambah dengan dua event akbar BWF, yakni Piala Thomas dan Uber serta Kejuaraan Dunia.
"Kami pasti akan menambahkan perbaikan-perbaikan agar sistem ini lebih sempurna. Misalnya, nanti akan ada layar besar, kemudian kami juga akan memperbaiki komunikasi antara umpire dan referee saat pemain melakukan challenge," lanjutnya.
Selama lima hari pengujian sistem ini, memang terjadi beberapa kali kesalahan komunikasi antara umpire dan referee. Ada beberapa tanda yang justru gagal dipahami, seperti saat pertandignan Hendra/Ahsan melawan ganda Korea, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang, di penyisihan grup. Saat itu, umpire salah mengartikan simbol yang diberikan referee.
Namun tidak semua lapangan akan memiliki keuntungan dari sistem ini. Sejauh ini, teknologi mata elang akan diterapkan di lapangan utama atau tv court.
"Kami sejauh ini memang hanya akan menerapkan sistem ini di lapangan utama atau tv court, karena berkaca dari tenis, mereka pun hanya menggunakan sistem ini di tv court saja," tambah Daren Parks, event director BWF.
Dengan pengimplementasian teknologi ini, BWF berharap bulu tangkis akan menjadi tontonan menarik dan semakin mempopulerkan olahraga yang mulai di pertandingkan di Olimpiade sejak 1992 ini.(Bog)
"Kami mendapat sambutan positif tentang sistem instant review ini, baik dari pemain maupun dari wasit," kata Peter Tarcala, Ketua Bidang Turnamen BWF, seperti dilansir Badminton Indonesia, Minggu (15/12/2013).
Dengan respon positif, Tarcala mengungkapkan BWF akan mulai mengimplementasikan sistem ini di semua putaran super series tahun depan, ditambah dengan dua event akbar BWF, yakni Piala Thomas dan Uber serta Kejuaraan Dunia.
"Kami pasti akan menambahkan perbaikan-perbaikan agar sistem ini lebih sempurna. Misalnya, nanti akan ada layar besar, kemudian kami juga akan memperbaiki komunikasi antara umpire dan referee saat pemain melakukan challenge," lanjutnya.
Selama lima hari pengujian sistem ini, memang terjadi beberapa kali kesalahan komunikasi antara umpire dan referee. Ada beberapa tanda yang justru gagal dipahami, seperti saat pertandignan Hendra/Ahsan melawan ganda Korea, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang, di penyisihan grup. Saat itu, umpire salah mengartikan simbol yang diberikan referee.
Namun tidak semua lapangan akan memiliki keuntungan dari sistem ini. Sejauh ini, teknologi mata elang akan diterapkan di lapangan utama atau tv court.
"Kami sejauh ini memang hanya akan menerapkan sistem ini di lapangan utama atau tv court, karena berkaca dari tenis, mereka pun hanya menggunakan sistem ini di tv court saja," tambah Daren Parks, event director BWF.
Dengan pengimplementasian teknologi ini, BWF berharap bulu tangkis akan menjadi tontonan menarik dan semakin mempopulerkan olahraga yang mulai di pertandingkan di Olimpiade sejak 1992 ini.(Bog)