Ospek Maut ITN Malang, 1 Mahasiswa Baru Hadapi Seorang Penyidik

Pemeriksaan yang dilakukan di lantai 2 gedung kuliah jurusan Kimia itu dijaga ketat.

oleh Eko Huda Setyawan diperbarui 16 Des 2013, 11:10 WIB
Pemeriksaan mahasiswa baru jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berlangsung tertutup. Pemeriksaan untuk mengusut penyebab kematian Fikri Dolasmantya Surya dalam Kemah Bakti Desa itu dilakukan di lantai 2 gedung kuliah jurusan Kimia.

"Maaf, pesan Pak Rektor dan kepolisian, tak ada yang boleh naik. Saya hanya menjalankan perintah," kata salah seorang petugas keamanan kampus ITN Malang, Sulkhan, Senin (16/12/2013).

Tempat pemeriksaan pun dijaga ketat. Saat ini, masih dilangsungkan proses pemeriksaan. Menurut dia, 14 mahasiswa baru menjalani pemeriksaan. "Satu orang mahasiswa berhadapan dengan satu orang penyidik," ucap Sulkhan.

Sementara, Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan mengatakan proses pemeriksaan mahasiswa baru ITN itu dilakukan dalam suasana yang nyaman.

"Sehingga kami mohon pengertiannya pada kawan-kawan untuk tak mengambil gambar proses pemeriksaan. Daripada nanti mahasiswa baru itu malah tegang," tutur dia.

Rencananya, pagi ini Polres Malang memeriksa 114 mahasiswa baru peserta Kemah Bakti Desa (KBD) Jurusan Planologi ITN Malang. Sebanyak 30 penyidik diterjunkan untuk mempercepat proses pemeriksaan. "Sudah ada koordinasi dan izin dari Rektor ITN untuk penyidikan pagi ini," ujar Adi.

Kirim Polisi

Adi menambahkan, Polres Malang juga mengirim 2 perwira ke rumah orangtua Fikri di Mataram, Nusa Tenggara Barat, untuk memberi penjelasan agar diberi izin melakukan otopsi. Memang, keluarga Fikri masih menolak otopsi.

"Pagi ini juga kita berangkatkan dua perwira menemui orang tua Fikri di Mataram untuk minta izin dilakukan otopsi," ujar dia.

Menurut dia, otopsi Fikri sangat penting. Sebab, hasil otopsi merupakan bagian alat bukti yang harus didapatkan polisi untuk mengungkap kematian Fikri.

"Kami berharap pihak keluarga mengerti dan membantu proses penyidikan ini. Tapi kami juga menghormati tradisi setempat dan apapun kemauan pihak keluarga," tandas Adi.

Paman almarhum Fikri, Nurhadi, mengatakan sudah dihubungi orangtua Fikri dan menyatakan tak menginginkan adanya proses otopsi. "Tadi pagi orangtua Fikri menghubungi saya lagi dan menegaskan tak ingin ada otopsi," kata Nurhadi di kampus ITN Malang.

Meski demikian, pihak keluarga berharap kepolisian dapat mengusut masalah tersebut. Pihak keluarga beranggapan dari keterangan saksi - saksi dan bukti yang sudah dikumpulkan polisi dapat dijadikan dasar untuk mengusut masalah tersebut.

"Kalau jelas indikasi kekerasan yang mengakibatkan kematian Fikri, polisi harus mengusut tuntas masalah ini," tegas Nurhadi. (Eks/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya