Institusi pendidikan akan dilibatkan dalam mengusut dugaan kekerasan kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur. Rencananya, kepolisian akan meminta keterangan saksi ahli di bidang pendidikan guna mengusut kasus kekerasan hingga menewaskan mahasiswa, baru Fikri Dolasmantya Surya.
"Kita akan koordinasi dengan instansi pendidikan untuk minta pendapat. Tapi sekarang kita selesaikan pemeriksaan ke saksi dulu," kata Kapolres Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Adi Deriyan di kampus ITN Malang, Malang, Jawa Timur, Senin (16/12/2013).
Menurut Adi, pakar pendidikan yang dilibatkan bisa berasal dari jajaran Dinas Pendidikan atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya, untuk mencocokkan pola yang digunakan dalam Kemah Bakti Desa (KBD) Planologi ITN.
"Apakah hukuman push up, merayap dan sejenisnya itu sesuai dengan kurikulum pendidikan atau pembinaan. Itu yang ingin kita ketahui," tambah dia.
Setelah meminta keterangan seluruh mahasiswa baru peserta KBD Jurusan Planologi, kepolisian berencana meminta keterangan tambahan dari panitia. "Mungkin besok untuk semua panitia, sekarang pesertanya dulu," jelas Adi.
Meski sudah meminta keterangan sejumlah saksi, sejauh ini polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Fikri. Lantaran sejumlah saksi yang diperiksa sebelumnya hanya menjelaskan kronologis kegiatan.
Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Jurusan Planologi Teknologi Nasional (ITN) Malang meninggal dunia saat pelaksanaan KBD di Kawasan Pantai Goa China, Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada 13 Oktober lalu. Keluarga Fikri menuntut agar kasus tersebut diusut tuntas. (Rmn/Ism)
Baca juga:
Ospek Maut ITN Malang, 1 Mahasiswa Baru Hadapi Seorang Penyidik
"Kita akan koordinasi dengan instansi pendidikan untuk minta pendapat. Tapi sekarang kita selesaikan pemeriksaan ke saksi dulu," kata Kapolres Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Adi Deriyan di kampus ITN Malang, Malang, Jawa Timur, Senin (16/12/2013).
Menurut Adi, pakar pendidikan yang dilibatkan bisa berasal dari jajaran Dinas Pendidikan atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya, untuk mencocokkan pola yang digunakan dalam Kemah Bakti Desa (KBD) Planologi ITN.
"Apakah hukuman push up, merayap dan sejenisnya itu sesuai dengan kurikulum pendidikan atau pembinaan. Itu yang ingin kita ketahui," tambah dia.
Setelah meminta keterangan seluruh mahasiswa baru peserta KBD Jurusan Planologi, kepolisian berencana meminta keterangan tambahan dari panitia. "Mungkin besok untuk semua panitia, sekarang pesertanya dulu," jelas Adi.
Meski sudah meminta keterangan sejumlah saksi, sejauh ini polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Fikri. Lantaran sejumlah saksi yang diperiksa sebelumnya hanya menjelaskan kronologis kegiatan.
Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Jurusan Planologi Teknologi Nasional (ITN) Malang meninggal dunia saat pelaksanaan KBD di Kawasan Pantai Goa China, Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada 13 Oktober lalu. Keluarga Fikri menuntut agar kasus tersebut diusut tuntas. (Rmn/Ism)
Baca juga:
Ospek Maut ITN Malang, 1 Mahasiswa Baru Hadapi Seorang Penyidik