Kenapa Kesurupan Banyak Terjadi di Jawa atau Bali?

Psikolog Nunki Suwardi bahwa banyaknya anak sekolah yang kesurupan masal itu ada penjelasannya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 16 Des 2013, 18:00 WIB
Selalu ada penjelasan ilmiah dibalik fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita. Seperti diungkapkan psikolog sekaligus pendiri pusat studi psikologi komunikasi bawah sadar, Nunki Suwardi bahwa banyaknya anak sekolah yang kesurupan masal dalam satu periode di wilayah Jawa atau Bali bukannya tanpa penjelasannya. Semua ada penjelasan ilmiahnya.

"Anak yang kesurupan itu juga terkait dengan budaya yang berkembang di masyarakat. Kenapa kebanyakan anak yang kesurupan kita dengar terjadi di wilayah Jawa dan Bali? Karena selain orang Jawa dan Bali percaya bahwa alam gaib itu ada, budaya memendam sesuatu di hati saat mengalami hal yang tidak menyenangkan biasa terjadi pada anak-anak remaja. Akibatnya mereka mudah dirasuki," kata Nunki saat berkunnjung ke redaksi Liputan6.com dan ditulis Senin (16/12/2013).

Menurut Nunki, berbeda dengan karakter orang Sumatera yang cenderung blak-blakan atau jarang memendam pikiran dan perasaannya. Sehingga ketika mengalami konflik batin, kebanyakan orang Sumetera tak bisa dengan mudah menyelesaikannya secara terbuka dan tidak menimbulkan tekanan batin.

"Lain halnya dengan orang Jawa. Secara budaya, mereka masih kuat dengan budaya memendam perasaan atau tidak mengumbar perasaan saat mengalami goncangan. Akibatnya, tekanan batin kerap muncul. Tak heran juga, ini terjadi di antara para remaja," ujar Nunki.

Selain itu, dalam sistem kepercayaan orang Jawa atau bali, kehidupan di dunia atau dimensi lain itu memang diyakini adanya. Kebanyakan dari mereka yakin bahwa makhluk-makhluk ini bisa mendekati manusia. Maka, jadilah yang disebut dengan kesurupan.

(Fit/Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya