Turun 48 Poin, IHSG Galau Jelang Pengumuman The Fed

IHSG menutup perdagangan dengan koreksi 48,87 poin (1,17%) ke level 4.125,95. IHSG ikut terpicu oleh koreksi saham LQ45 sebesar 1,52%.

oleh Syahid Latif diperbarui 16 Des 2013, 16:10 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin galau jelang pengumuman pertemuan The Federal Reserves terkait nasib program stimulus US$ 85 miliar. Indeks semakin terpuruk setelah data indeks manufaktur China tumbuh di bawah prediksi para analis.

Mengawali hari pertama pekan ketiga Desember 2013, Senin, (16/13/2013), IHSG menutup perdagangan dengan koreksi hingga 48,87 poin (1,17%) ke level 4.125,95. Melemahnya IHSG ikut terpicu oleh koreksi saham bluechips (LQ45) yang melemah 1,52%.

IHSG  masih berkutat di zona merah setelah 184 emiten bergerak melemah dan 66 saham lainnya bergerak stagnan. Sementara 95 emiten yang umumnya perusahaan lapis dua masih bisa mampu menguat.

Meski mengalami koreksi, transaksi perdagangan saham cukup fantastis dengan menyentuh nilai Rp 6,55 triliun. Tingginya nilai perdagangan tak lepas dari aksi crossing saham TBIG di pasar negosiasi dengan nilai mencapai Rp 2,9 triliun.  

Sementara transaksi perdagangan saham terbilang sepi dengan frekuensi sebanyak 93.909 kali yang menyebabkan beralihnya 5,03 miliar saham.

Pasar modal Indonesia awal pekan ini memang bergerak di tengah tekanan sejumlah sentimen negatif yang berasal dari regional dan domestik. IHSG langsung membuka perdagangan di zona merah setelah bertengger di level 4.157,76.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar disuguhi data indeks manufaktur China yang ternyata tumbuh di bawah prediksi. Sentimen ini muncul di tengah gerak saham Amerika Serikat (AS) yang pekan lalu ditutup variatif.

IHSG semakin tertekan setelah pelaku pasar ikut terseret pelemahan kurs rupiah yang belum beranjak dari level 12.000 per dolar AS. Bahkan  data kurs Bloomberg mencatat, rupiah sudah bertengger di level 12.100 per dolar AS.

Seluruh sentimen tersebut muncul di tengah sikap pelaku pasar yang mulai waspada terhadap pengumuman hasil pertemuan The Fed. pasar masih menanti kepastian kelanjutan dari program stimulus The Fed bernilai US$ 85 miliar per bulan.

Belum lagi aksi pemodal asing yang masih terus melakukan aksi jual saham. Pada perdagangan hari ini, asing melepas saham senilai Rp 200 miliar.

Tak tercapainya proyeksi pertumbuhan manufaktur China memaksa indeks saham sektor pertanian turun paling tajam sebesar 2,94%. Pelemahan juga dialami saham di sektor industri dasar sebesar 1,95%, keuangan 1,76%, dan konstruksi 1,3%.

Emiten bluechips kembali menjadi sasaran aksi jual saham para pelaku pasar. Top losser dihuni oleh emiten HMSP yang melemah Rp 1.900, AALI Rp 1.250, GGRM Rp 800, dan ITMG Rp 550. Satu saham lainnya berasal dari emiten lapis dua yaitu TCID yang melemah Rp 1.500 per saham.

Sementara saham raksasa batubara Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kali ini masuk dalam daftar pencetak untung saham setelah menguat 75 poin (27.27%).

Daftar top gainer saham hari ini dihuni oleh GMTD yang menguat Rp 1.200, AIMS Rp 220, LPPF, AMFG, ABMM yang masing-masing turun Rp 100 per saham. (Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya