Pada 15 April 2013, terjadi peristiwa yang menggemparkan dunia, khususnya warga Amerika Serikat. Dua bom meledak saat pergelaran tahunan 'Boston Marathon' di Massachusetts, Amerika Serikat untuk memperingati Hari Patriot.
Ledakan terjadi berselang beberapa detik, terpisah di sisi berlawanan dari jalan. Sekitar pukul 14.45 waktu setempat, dua jam setelah pelari pertama menyentuh garis finish, bom langsung meledak. Tiga korban dilaporkan tewas dan lebih dari seratus orang luka-luka.
Setelah kejadian itu, pihak berwenang Amerika Serikat langsung mengacak jaringan telepon di wilayah Boston untuk menghindari penggunaan ponsel sebagai detonator. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi, terutama bagi para korban selamat yang ingin memberi kabar pada keluarga di rumah.
Namun untungnya, layanan SMS dan internet masih berjalan. Maka dari itu media sosial kerap digunakan untuk mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga dan teman-teman.
Ledakan terjadi berselang beberapa detik, terpisah di sisi berlawanan dari jalan. Sekitar pukul 14.45 waktu setempat, dua jam setelah pelari pertama menyentuh garis finish, bom langsung meledak. Tiga korban dilaporkan tewas dan lebih dari seratus orang luka-luka.
Setelah kejadian itu, pihak berwenang Amerika Serikat langsung mengacak jaringan telepon di wilayah Boston untuk menghindari penggunaan ponsel sebagai detonator. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi, terutama bagi para korban selamat yang ingin memberi kabar pada keluarga di rumah.
Namun untungnya, layanan SMS dan internet masih berjalan. Maka dari itu media sosial kerap digunakan untuk mengabarkan kondisi mereka kepada keluarga dan teman-teman.
Twitter Jadi Sarana Komunikasi Efektif
Salah satu media sosial yang digunakan oleh para korban selamat untuk berkomunikasi dengan orang terdekat adalah Twitter. Sejumlah update kejadian juga marak dilakukan via Twitter.
Misalnya, CEO Foursquare Dennis Crowley yang ikut lomba maraton pun men-tweet bahwa kondisinya baik-baik saja. "I'm ok. about 20k of us in corral just before mi 26. marker. @chelsa ok too," tulis Crowley.
Tak hanya bisa mengirim tweet, Crowley bahkan bisa mengirim foto via Twitter atau twitpic, yang menggambarkan situasi di mil 26.
Bukan itu saja, beberapa instansi terkait seperti Massachussetts Emergency Management Agency dan Kepolisian Boston juga memanfaatkan situs jejaring sosial ini.
Kepolisian Boston menggunakan Twitter untuk mencari bukti tambahan. Salah satunya adalah untuk mencari orang yang memiliki rekaman video di dekat garis finish. "Boston Police looking for video of the finish line #tweetfromthebeat," tulis Kepolisian Boston.
Bahkan, tersangka pengeboman Dzhokhar Tsarnaev juga kerap berkicau di Twitter. Beberapa jam sebelum terjadi aksi pengeboman, Dzhokhar sempat berkicau pada pukul 08.04 malam waktu setempat. “Tidak ada cinta di jantung kota ini, jaga diri Anda baik-baik,” tulisnya.
Advertisement
Facebook Bantu Kenali Korban
Menurut yang dilanisr Techcrunch, setelah kejadian naas tersebut Facebook menyarankan para penggunanya memanfaatkan fitur Graph Search untuk mencari informasi kerabat yang tinggal di wilayah Boston.
Melalui fitur itu, dengan kata kunci "Friends in Boston" pengguna dapat memeriksa siapa saja kerabat yang sedang berada di wilayah Boston. Juga bisa digunakan untuk mencari tahu bagaimana status mereka dan mengirim pesan untuk mereka.
Graph Search sendiri diciptakan untuk membantu pengguna Facebook guna menemukan data orang, foto, tempat, dan minat dari semua pengguna Facebook. Ini bisa dilakukan dengan memasukan kata kunci yang sangat spesifik seperti hobi dan lokasi.
Youtube Siarkan Detik-detik Ledakan
Bahkan untuk mengundang simpati banyak pihak, situs berbagi video YouTube kemudian merangkum berbagai video berkenaan dengan peristiwa yang terjadi di lomba maraton internasional tersebut dalam saluran khusus.
Dikutip dari Huffington Post, saluran ini berisi kumpulan video yang di-post dari berbagai akun. Video yang dikumpulkan berupa rekaman detik-detik terjadinya ledakan bom yang di-post dari berbagai media online maupun televisi.
Selain itu ada juga video yang berisi keterangan polisi dan pihak terkait, hingga pernyataan Presiden AS Barack Obama. Masih ingin melihat bagaimana ledakan bom Boston terjadi? Lihat kumpulan videonya di sini.
Advertisement
Google Hadirkan Layanan Khusus
Sebagai upaya membantu keluarga menemukan korban bom di Boston, Google menghadirkan layanan khusus Google Person Finder. Layanan ini merupakan bagian dari proyek Google Crisis Response yang pernah dibuat sebelumnya.
Layanan serupa sebenarnya sudah dirlis saat terjadi bencana gempa bumi di Haiti pada 12 Januari 2010. Mengutip laman Mashable, sesaat setelah layanan ini kembali dihadirkan, ada sekitar 800 rekaman pencarian korban ledakan bom Marathon Boston.
Informasi terakhir menyebut, Google Person Finder sudah berhasil melacak keberadaan 4.900 nama yang diduga berada di lokasi ledakan. Untuk mencari dan memberikan informasi mengenai keberadaan korban, pengguna cukup mengetik nama lengkap di kotak yang telah disediakan. (isk)