Akhir tahun biasanya kerap dimanfaatkan beberapa vendor untuk menawarkan berbagai promosi menarik pada pelanggan. Namun lain halnya dengan apa yang dilakukan operator selular.
Menjelang momen alih tahun, biasanya operator selular justru melakukan 'bersih-bersih' atau pengurangan jumlah pelanggan di akhir tahun.
Aktivitas 'bersih-bersih' yang dilakukan operator itu diakui untuk menjaga kapasitas dan server yang mereka miliki. Hal ini diungkap oleh Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren.
"Pembersihan biasa kami lakukan untuk menjaring pelanggan yang memang potensial. Tolak ukur tentu dari seberapa produktif penggunaanya oleh pelanggan," kata Djoko di Exodus Resto, Jakarta.
Menurut Djoko, hasil pembersihan itu akan mengurangi di bawah 1% dari total jumlah pelanggan yang kini mereka (Smartfren) miliki. "Itu kan dampak churn rate (pelanggan yang keluar dari jaringan) atau tidak lagi aktif, angka itu wajar kok," tambah Djoko.
Dengan begitu, para pengguna kartu Smartfren yang sudah tidak aktif atau dengan tingkat penggunaan yang sangat rendah, nomor kartu SIM-nya akan dinonaktifkan.
Lebih lanjut dijelaskan, churn rate pelanggan Smartfren disebutkan Djoko sekitar 65% berasal dari pelanggan bundling (dengan perangkat) dan 35% dari pelanggan yang membeli kartu perdana.
Saat ini, Smartfren memiliki lebih dari 12,5 juta pelanggan di Indonesia. Perusahaan ini sedang getol menggenjot angka penambahan pelanggan dengan memasuki pasar smartphone melalui brand Andromax. (den/dhi)
Menjelang momen alih tahun, biasanya operator selular justru melakukan 'bersih-bersih' atau pengurangan jumlah pelanggan di akhir tahun.
Aktivitas 'bersih-bersih' yang dilakukan operator itu diakui untuk menjaga kapasitas dan server yang mereka miliki. Hal ini diungkap oleh Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Smartfren.
"Pembersihan biasa kami lakukan untuk menjaring pelanggan yang memang potensial. Tolak ukur tentu dari seberapa produktif penggunaanya oleh pelanggan," kata Djoko di Exodus Resto, Jakarta.
Menurut Djoko, hasil pembersihan itu akan mengurangi di bawah 1% dari total jumlah pelanggan yang kini mereka (Smartfren) miliki. "Itu kan dampak churn rate (pelanggan yang keluar dari jaringan) atau tidak lagi aktif, angka itu wajar kok," tambah Djoko.
Dengan begitu, para pengguna kartu Smartfren yang sudah tidak aktif atau dengan tingkat penggunaan yang sangat rendah, nomor kartu SIM-nya akan dinonaktifkan.
Lebih lanjut dijelaskan, churn rate pelanggan Smartfren disebutkan Djoko sekitar 65% berasal dari pelanggan bundling (dengan perangkat) dan 35% dari pelanggan yang membeli kartu perdana.
Saat ini, Smartfren memiliki lebih dari 12,5 juta pelanggan di Indonesia. Perusahaan ini sedang getol menggenjot angka penambahan pelanggan dengan memasuki pasar smartphone melalui brand Andromax. (den/dhi)