Catatan Dokter: Hikmah Kepergian Mita Diran

Meninggalnya copywriter muda Mita Diran (27 tahun) membuat Ketua PAPDI Jaya Dr.dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, ikut bersuara.

oleh Melly Febrida diperbarui 17 Des 2013, 13:15 WIB
Meninggalnya copywriter muda Mita Diran (27 tahun) membuat Ketua PAPDI Jaya Dr.dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, ikut bersuara. Menurutnya, ada hikmah yang dipetik dari kepergian Mita Diran bahwa tubuh juga perlu istirahat.

Berikut Catatan Dokter:

`Lelah obatnya Istirahat: hikmah kepergian Mita Diran (@mitdoq)`.

Tweet terakhir dari Mita Diran, copy writer yang diduga meninggal karena dicetuskan oleh kelelahan menjadi pembicaraan di jejaring sosial @mitdoq “30 hours of working and still going strooong”.

Peristiwa meninggalnya Mita Diran menjadi pelajaran buat kita agar jangan tertipu dengan perasaan dan semangat.  Kuat secara psikis belum tentu kuat secara fisik. Bicara soal manajemen waktu, kita selalu diminta untuk mengatur waktu agar tetap hidup sehat. Secara umum waktu 24 jam sebaiknya dibagi 3, 8 jam untuk bekerja keras, 8 jam untuk bekerja ringan dan 8 jam untuk tidur.

Kenyataanmnya, waktu ini bisa bergeser sesuai kebutuhan. Misalnya tidur hanya 6 jam, bekerja keras 10 jam. Namun, jika bergesernya terlalu ekstrim misalnya 24 jam bahkan 30 jam tidak tidur, pasti kondisi ini akan mengganggu keseimbangan tubuh.

Kenapa kita perlu istirahat dan tidur? Tubuh manusia bukan mesin, perlu istirahat dan harus diberi kesempatan  regenerasi. Tubuh harus diberi kesempatan untuk memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan. Apabila kondisi ini tidak terjaga pasti akan terjadi gangguan. Apalagi ada suplemen yang dikonsumsi untuk mempertahankan semangat agar tetap ”alert” atau melek.


Dampak buruk kelelahan

Kerja tubuh ada batasnya. Jika terus dipaksa untuk beraktivitas, tubuh akan kelelahan. Dampak kelelahan ini berupa gangguan kesehatan umum, kambuhnya berbagai penyakit kronis dan menurunnya daya tahan tubuh. Kelelahan serta stres yang tinggi juga sangat mengganggu proses metabolisme dan hormon tubuh.

Kelelahan terjadi karena dipaksanya fisik dan mental untuk bekerja terus-menerus tanpa istirahat cukup. Selain itu, kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat seperti bising, suhu ruangan yang panas, serta asap rokok dalam ruangan memperburuk kelelahan yang terjadi.

Dampak kelelahan ini dapat berakibat serius dan akan makin buruk jika seseorang yang kurang tidur istirahat tetap mengonsumsi rokok terus-menerus disertai konsumsi suplemen dan minuman berenergi yang umumnya mengandung ginseng dan kafein.

Kafein memang bisa membuat kita tetap `bangun`, tetapi juga mempunyai efek samping ke jantung. Penggunaan kafein yang tinggi bisa membuat jantung berdebar-debar, tekanan darah meninggi. Asam lambung juga bisa meningkat. Kafein juga memicu buang air kecil  yang berlebihan sehingga membuat kita kekurangan cairan (dehidrasi). Apalagi jika kita bekerja di ruangan dengan AC, cenderung kita tidak haus dan kurang minum.

Jadi, menurut saya, tidak bijaksana kalau memaksa tubuh bekerja dengan konsumsi suplemen yang mengandung kafein dan karbohidrat.      

Kelelahan berhubungan dengan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem jantung, dan pembuluh darah termasuk pembuluh darah otak serta penurunan daya tahan tubuh. Apalagi pada seseorang yang memang sudah mempunyai masalah pada sistem pembuluh darahnya baik di otak maupun di jantung.

Kelelahan yang `sangat`disertai konsumsi suplemen yang mengandung kafein dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak apalagi yang kebetulan sudah ada kelainan pembuluh darah otak yang tidak terdeteksi sebelumnya.


Kenali alarm tubuh untuk beristirahat

Jika kita identifikasi, beberapa hal bisa memicu kelelahan. Antara lain, kerja yang terus menerus dalam beberapa hari terakhir disertai kurang tidur bahkan tidak tidur, waktu kerja yang terus menerus tanpa henti untuk mencapai  deadline yang telah ditentukan. Apalagi  untuk mencapai target kerja tersebut, harus bekerja sampai larut malam sehingga kondisi memperparah kelelahan. Pada umumnya makan juga tidak teratur. Ini semua akan memperburuk kelelahan yang terjadi.

Gangguan pencernaan merupakan hal utama yang terjadi jika seseorang mengalami kelelahan. Keluhan pencernaan yang timbul antara lain nafsu makan berkurang. Hal ini akan memperparah kondisi fisik yang sedang mengalami kelelahan tersebut. Mual bahkan muntah serta nyeri di uluhati juga bisa terjadi.

Mereka yang  mengalami kelelahan sebenarnya sudah tidak konsentrasi dan bekerja dengan baik. Selain itu emosi juga menjadi tinggi. Mereka yang kurang tidur mudah mengalami vertigo (pusing tujuh keliling) atau migren (sakit kepala hanya satu sisi). Kecelakaan lalu lintas sering terjadi pada pengendara yang sedang mengalami kelelahan tersebut.

Berbagai penyakit kronis dapat menjadi kambuh jika seseorang mengalami kelelahan antara lain sakit maag, gangguan kejiwaan, asma, kencing manis (Diabetes Mellitus), hipertensi, stroke, dan serangan jantung.

Kelelahan fisik dan psikis juga akan memperburuk daya tahan tubuh. Mereka akan mudah terkena infeksi virus seperti virus flu, mudah terjadi infeksi usus berupa diare mereka juga rentan terkena infeksi virus hepatitis, deman thypoid dan virus demam berdarah.


Apabila sudah ditemukan adanya gangguan kesehatan seperti mual muntah dan sakit kepala serta nyeri dada, ini merupakan peringatan agar kita berhenti beraktivitas dan berisitirahat. Keluhan ini biasanya akan tertutupi jika kita mengonsumsi suplemen. Tentu ini akan membahayakan kesehatan.

Makan dan minum juga harus tetap diperhatikan. Tetap memperhatikan waktu makan minimal tiap 6 jam, sebaiknya di sela waktu makan ada makanan yang dikonsumsi terutama makanan sehat yang tidak mengandung cokelat, keju, berlemak dan mengurangi goreng-gorengan.

Minum air putih harus tetap dipertahankan sebanyak minimal 2 liter per hari. Lebih banyak menonsumsi buah dan sayur-sayuran. Di waktu antara makan baik juga untuk selalu menonsumsi buah. Kurangi mengisap rokok, minuman bersoda, minum kopi jangan berlebih-lebihan. Maksimal 2 gelas sehari. Suplemen yang mengandung kafein sebaiknya dihindari, karena sebenarnya yang dibutuhkan tubuh saat itu adalah istirahat.

Dengan memperhatikan hal-hal ini dan mengantisipasi kemungkinan kelelahan yang terjadi serta dampak kelelahan tersebut, mudah-mudahan kita bisa selalu produktif untuk sesama.

Salam Sehat,

Penulis
Dr.dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB  (@DokterAri)


Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
Ketua PAPDI Jaya

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya