TNI Akan Memfasilitasi Pembebasan Sandera GAM

Panglima TNI Jenderal Endriartono akan menyiapkan anggotanya untuk memfasilitasi pembebasan. Ia akan membantu jika pihak GAM tidak mengajukan syarat yang merugikan masyarakat. Sebanyak 1.200 orang pasukan BTP I ditarik dari NAD.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Mei 2004, 10:24 WIB
Liputan6.com, Banda Aceh: TNI menyambut baik rencana Gerakan Aceh Merdeka membebaskan sebagian sanderanya. Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto berjanji akan menyiapkan anggotanya untuk memfasilitasi pembebasan tersebut. Asalkan, pihak GAM tidak mengajukan syarat yang merugikan masyarakat umum. Demikian pernyataan Endiartono di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Senin (11/5).

Endiarto juga mengingatkan kepada pihak yang ingin melibatkan diri dalam proses pembebasan sandera GAM untuk tidak gegabah. "Jangan menjadi pahlawan kesiangan yang justru akan mengacaukan rencana itu," kata Panglima TNI.

GAM memang berencana untuk melepaskan sandera mereka dalam waktu dekat ini. Di antara sandera yang dibebaskan itu adalah juru kamera RCTI Ferry Santoro [baca: Ferry Santoro Akan Dibebaskan]. Kameraman itu ditahan GAM sejak 12 Mei 2003.

Sementara itu, sebanyak 1.200 orang pasukan Marinir ditarik dari NAD setelah bertugas selama setahun. Pasukan Batalyon Tim Pendarat (BTP) I asal Surabaya, Jawa Timur, itu berangkat dari Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Aceh Utara. Pasukan ini pulang dengan menggunakan KRI Teluk Amboina bernomor lambung 503. Sejumlah warga tampak mengiringi kepergian mereka. Pasukan BTP I akan digantikan oleh 650 personel pasukan pengganti yang telah tiba beberapa hari sebelumnya.

BTP I bertugas sejak April 2003. Mereka tergabung dalam Tim Satuan Tugas Muara yang dipimpin Letnan Kolonel Marinir Joko Supranto. Selama masa Darurat Militer, pasukan ini bertugas di wilayah Aceh Utara dan Aceh Timur.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya