Perusahaan gerai ritel 7 Eleven, PT Modern Internasional Tbk tak gentar menghadapi persaingan bisnis convenience store yang semakin seksi di kota-kota metropolitan, terutama Jakarta.
Strategi perseroan menapaki persaingan tersebut dengan menggandeng perusahaan asing untuk mencontek ilmu mengolah makanan berteknologi Jepang.
Direktur Keuangan PT Modern Internasional Tbk, Donny Sutanto mengaku, perseroan telah mempunyai ragam strategi untuk melibas kompetitor di bisnis convenience store, di antaranya Lawson, Indomart Point, Circle K dan lainnya.
"Kami tidak bisa menghentikan kompetisi, tapi kami tetap fokus kepada konsumen dan mengawasi mereka (kompetitor). Kami juga sudah menyiapkan inovasi di makanan cepat saji sebagai langkah menghadapi persaingan," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Emiten berkode MDRN ini, tambah Donny, akan melakukan sejumlah langkah pengembangan, meliputi, pengembangan format gerai baru dan inovasi memberikan variasi makanan serta minuman lebih banyak setelah 4 tahun beroperasi. Misalnya meluncurkan produk baru fresh noodle, penambangan lini produk ayam goreng, es krim, dan sebagainya.
"Ekspansi 96 gerai baru di tahun depan dengan format yang lebih kecil, termasuk di stasiun kereta api, apartemen, dan mal. Juga fokus menyelesaikan pembangunan gudang dan pabrik makanan untuk menunjang gerai-gerai baru itu," ujarnya.
Selain itu, perseroan pun akan mengembangkan pusat pelatihan guna mendukung rekrutmen dan pelatihan karyawan 7 Eleven, pengembangan infrastruktur teknologi serta melakukan pemasaran secara massif.
Langkah krusial lain, tambah Donny, perseroan telah melakukan penandatanganan kerja sama membuat satu perusahaan patungan (joint venture) dengan vendor makanan Jepang, Warabeya Nichiyo Co Ltd.
Penandatanganan MoU sudah berlangsung 25 Okober lalu. Kini, dia bilang, tengah menyelesaikan JV agreement yang diharapkan bisa selesai pada akhir tahun depan.
"Kami akan alih fungsikan pabrik film dan kamera menjadi pabrik makanan dan minuman di Cakung seluas 5 hektare (ha). Pabrik ini akan memproduksi makanan dan minuman lokal mengadopsi dari keahlian Warabeya," terang dia.
Kerja sama dengan porsi kepemilikan saham 65% Modern Internasional dan Warabeya 35% dari total investasi itu, diharapkan mampu mendorong pengembangan produk makanan segar. Diikuti dengan penambahan variasi, peningkatan kualitas, perbaikan kemasan dan daya tahan dari makanan itu tanpa mengurangi kualitas. (Fik/Ahm)
Baca Juga:
Induk Usaha 7 Eleven Masih Pertimbangkan Naikkan Harga Jual
7 Eleven Cari Mitra untuk Waralabakan Tokonya
Induk Usaha 7 Eleven, Labanya Naik Tipis
Strategi perseroan menapaki persaingan tersebut dengan menggandeng perusahaan asing untuk mencontek ilmu mengolah makanan berteknologi Jepang.
Direktur Keuangan PT Modern Internasional Tbk, Donny Sutanto mengaku, perseroan telah mempunyai ragam strategi untuk melibas kompetitor di bisnis convenience store, di antaranya Lawson, Indomart Point, Circle K dan lainnya.
"Kami tidak bisa menghentikan kompetisi, tapi kami tetap fokus kepada konsumen dan mengawasi mereka (kompetitor). Kami juga sudah menyiapkan inovasi di makanan cepat saji sebagai langkah menghadapi persaingan," kata dia di kantornya, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Emiten berkode MDRN ini, tambah Donny, akan melakukan sejumlah langkah pengembangan, meliputi, pengembangan format gerai baru dan inovasi memberikan variasi makanan serta minuman lebih banyak setelah 4 tahun beroperasi. Misalnya meluncurkan produk baru fresh noodle, penambangan lini produk ayam goreng, es krim, dan sebagainya.
"Ekspansi 96 gerai baru di tahun depan dengan format yang lebih kecil, termasuk di stasiun kereta api, apartemen, dan mal. Juga fokus menyelesaikan pembangunan gudang dan pabrik makanan untuk menunjang gerai-gerai baru itu," ujarnya.
Selain itu, perseroan pun akan mengembangkan pusat pelatihan guna mendukung rekrutmen dan pelatihan karyawan 7 Eleven, pengembangan infrastruktur teknologi serta melakukan pemasaran secara massif.
Langkah krusial lain, tambah Donny, perseroan telah melakukan penandatanganan kerja sama membuat satu perusahaan patungan (joint venture) dengan vendor makanan Jepang, Warabeya Nichiyo Co Ltd.
Penandatanganan MoU sudah berlangsung 25 Okober lalu. Kini, dia bilang, tengah menyelesaikan JV agreement yang diharapkan bisa selesai pada akhir tahun depan.
"Kami akan alih fungsikan pabrik film dan kamera menjadi pabrik makanan dan minuman di Cakung seluas 5 hektare (ha). Pabrik ini akan memproduksi makanan dan minuman lokal mengadopsi dari keahlian Warabeya," terang dia.
Kerja sama dengan porsi kepemilikan saham 65% Modern Internasional dan Warabeya 35% dari total investasi itu, diharapkan mampu mendorong pengembangan produk makanan segar. Diikuti dengan penambahan variasi, peningkatan kualitas, perbaikan kemasan dan daya tahan dari makanan itu tanpa mengurangi kualitas. (Fik/Ahm)
Baca Juga:
Induk Usaha 7 Eleven Masih Pertimbangkan Naikkan Harga Jual
7 Eleven Cari Mitra untuk Waralabakan Tokonya
Induk Usaha 7 Eleven, Labanya Naik Tipis