Penerjemah bahasa isyarat saat misa mendiang Nelson Mandela yang disebut-sebut ngawur dan palsu itu kini masuk rumah sakit jiwa. Apa sebab?
"Ia (Thamsanqa Jantjie) telah dirawat di rumah sakit jiwa," demikian ditulis media Afrika Selatan yang dikutip Liputan6.com dari BBC, Sabtu (21/12/2013).
Menurut surat kabar The Star dari penuturan istri Jantjie, Siziwe, awalnya ia hanya mengajak sang suami untuk check-up di rumah sakit jiwa di dekat Johannesburg pada Selasa 17 Desember. Namun ternyata pihak rumah sakit menyarankan agar Jantjie menjalani rawat inap.
"Beberapa hari terakhir ini sangat berat dilewatinya. Kami telah memberikan dukungan untuknya yang mulai terlihat mengalami mental breakdown," kata Siziwe.
Sebenarnya Jantjie telah dijadwalkan untuk check-up di Rumah Sakit Jiwa Sterkfontein di Krugersdorp, di barat Johannesburg, pada 10 Desember lalu. Namun ia tak bisa melakukan check-up karena ditawari pekerjaan untuk menjadi penerjemah bahasa isyarat di acara misa penghormatan terakhir tokoh anti-apartheid di hari yang sama. Akhirnya, jadwal pemeriksaan tersebut pun dipindahkan ke waktu lain.
Jantjie mengaku telah memenuhi syarat untuk menjadi penerjemah bagi kaum tunanetra dan tunarungu, tapi saat sedang menerjemahkan tiba-tiba saja ia ngawur. Ia mengaku terserang skizofrenia yang sedang dalam pengobatan.
"Saya melihat malaikat jatuh di stadion. Aku mendengar suara-suara dan kehilangan konsentrasi," akunya.
Karena membentuk gerakan yang aneh dan tak biasa, aksi menerjemahkan bahasa isyarat Jantjie untuk kaum bisu-tuli diragukan dan disebut-sebut palsu. Aksinya juga disebut menghina kaum itu. Hal itu dikemukan oleh Komunitas penyandang bisu-tuli yang geram melihat aksi si penerjemah itu di misa penghormatan terkhir Nelson Mandela pada 12 Desember lalu. Akhirnya, penyelidikan pun digelar.
Banyak pemberitaan muncul setelahnya. Jantjie dikabarkan menderita gangguan jiwa skizofrenia yang menyebabkan dirinya ngawur saat sedang beraksi.
Malah belakangan dilaporkan, ia memiliki masa lalu gelap. Menghadapi sejumlah tuduhan kriminal termasuk pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan penculikan.
Dalam sebuah dokumen dari sumber kepolisian, diketahui Jantjie didakwa dalam kasus pemerkosaan, pencurian, merusak properti antara tahun 1994 dan 2006. Namun, ia akhirnya dinyatakan tak bersalah atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Sementara, kasus perusakan properti dan pencurian pada 1996 ditarik. (Tnt/Mut)
Baca juga:
Masa Lalu Gelap Penerjemah `Palsu` Misa Nelson Mandela
Ngawur, Penerjemah Acara Mandela Mengaku Kena Gangguan Jiwa
Gerakan Aneh, Penerjemah Bahasa Isyarat Saat Misa Mandela Palsu?
"Ia (Thamsanqa Jantjie) telah dirawat di rumah sakit jiwa," demikian ditulis media Afrika Selatan yang dikutip Liputan6.com dari BBC, Sabtu (21/12/2013).
Menurut surat kabar The Star dari penuturan istri Jantjie, Siziwe, awalnya ia hanya mengajak sang suami untuk check-up di rumah sakit jiwa di dekat Johannesburg pada Selasa 17 Desember. Namun ternyata pihak rumah sakit menyarankan agar Jantjie menjalani rawat inap.
"Beberapa hari terakhir ini sangat berat dilewatinya. Kami telah memberikan dukungan untuknya yang mulai terlihat mengalami mental breakdown," kata Siziwe.
Sebenarnya Jantjie telah dijadwalkan untuk check-up di Rumah Sakit Jiwa Sterkfontein di Krugersdorp, di barat Johannesburg, pada 10 Desember lalu. Namun ia tak bisa melakukan check-up karena ditawari pekerjaan untuk menjadi penerjemah bahasa isyarat di acara misa penghormatan terakhir tokoh anti-apartheid di hari yang sama. Akhirnya, jadwal pemeriksaan tersebut pun dipindahkan ke waktu lain.
Jantjie mengaku telah memenuhi syarat untuk menjadi penerjemah bagi kaum tunanetra dan tunarungu, tapi saat sedang menerjemahkan tiba-tiba saja ia ngawur. Ia mengaku terserang skizofrenia yang sedang dalam pengobatan.
"Saya melihat malaikat jatuh di stadion. Aku mendengar suara-suara dan kehilangan konsentrasi," akunya.
Karena membentuk gerakan yang aneh dan tak biasa, aksi menerjemahkan bahasa isyarat Jantjie untuk kaum bisu-tuli diragukan dan disebut-sebut palsu. Aksinya juga disebut menghina kaum itu. Hal itu dikemukan oleh Komunitas penyandang bisu-tuli yang geram melihat aksi si penerjemah itu di misa penghormatan terkhir Nelson Mandela pada 12 Desember lalu. Akhirnya, penyelidikan pun digelar.
Banyak pemberitaan muncul setelahnya. Jantjie dikabarkan menderita gangguan jiwa skizofrenia yang menyebabkan dirinya ngawur saat sedang beraksi.
Malah belakangan dilaporkan, ia memiliki masa lalu gelap. Menghadapi sejumlah tuduhan kriminal termasuk pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan penculikan.
Dalam sebuah dokumen dari sumber kepolisian, diketahui Jantjie didakwa dalam kasus pemerkosaan, pencurian, merusak properti antara tahun 1994 dan 2006. Namun, ia akhirnya dinyatakan tak bersalah atas kasus pemerkosaan dan pembunuhan. Sementara, kasus perusakan properti dan pencurian pada 1996 ditarik. (Tnt/Mut)
Baca juga:
Masa Lalu Gelap Penerjemah `Palsu` Misa Nelson Mandela
Ngawur, Penerjemah Acara Mandela Mengaku Kena Gangguan Jiwa
Gerakan Aneh, Penerjemah Bahasa Isyarat Saat Misa Mandela Palsu?