Setelah digarap selama tiga tahun, pabrik baja milik perusahaan patungan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan Pohan Iron & Steel Company (Posco) akhirnya mulai beroperasi.
Diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan penyalaan api pertama pada tungku bertanur tinggi, pabrik patungan ini bakal memiliki kapasitas produksi bajak hinga 3 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan K Hakim mengatakan pabrik Krakatau Posco ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
"Di tahun pertamanya, pabrik tersebut diharapkan bisa mencapai utilitas hingga 70-80%, equivalen 3 juta per tahun," ungkap Irvan dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/12/2013).
Pembangunan tahap pertama pabrik PT Krakatau Posco menelan biaya biaya sebesar US$ 2,66 miliar. Pabrik ini akan meliputi pabrik Blast Furnace, 300 T/Ch Basic Oxygen Furnace, mesin Continuous Casting untuk memproduksi slab dengan 1,5 MTPY, Plate Mill untuk memproduksi 1,5 MTPY plate, serta fasilitas dan infrastruktur pendukung lainnya.
Pada pendiriannya pabrik baja PT Krakatau Posco perlu didukung oleh fasilitas pendukung dari beragam sektor usaha di antaranya, energi listrik, kepelabuhanan, dan air baku indistri.
Ketiga unit infrastruktur pendukung ini akan dipenuhi oleh anak-anak perusahaan milik PT Krakatau Steel. Untuk pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera membangug Dermaga 6 dengan kapasitas kapal berbobot 200.000 DWT untuk mendukung alur bahan baku masuk ke Krakatau Posco. Pelabuhan ini dilengkapi dengan conveyor sepanjang 1000 meter.
Pada sektor energi, anak usaha PT KS, PT Krakatau Daya Listrik membangun perusahaan joint venture dengan Posco Energy dengan membangun pembangkit listrik berbahan baku off gas berkapasitas 200 MW.
Sementara pada sektor air industri, PT Krakatau Tirta Industri yang saat ini memiliki kapasitas 1800 L/detik menjadi pemasok air baku industri untuk PTKP.
"Hampir sebagian besar infrastruktur pendukung seperti energi listrik, air baku industri, dan pelabuhan dipenuhi oleh Krakatau Steel melalui anak-anak usahanya", kata Irvan.(Shd)
Baca Juga
Diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan penyalaan api pertama pada tungku bertanur tinggi, pabrik patungan ini bakal memiliki kapasitas produksi bajak hinga 3 juta ton per tahun.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan K Hakim mengatakan pabrik Krakatau Posco ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
"Di tahun pertamanya, pabrik tersebut diharapkan bisa mencapai utilitas hingga 70-80%, equivalen 3 juta per tahun," ungkap Irvan dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/12/2013).
Pembangunan tahap pertama pabrik PT Krakatau Posco menelan biaya biaya sebesar US$ 2,66 miliar. Pabrik ini akan meliputi pabrik Blast Furnace, 300 T/Ch Basic Oxygen Furnace, mesin Continuous Casting untuk memproduksi slab dengan 1,5 MTPY, Plate Mill untuk memproduksi 1,5 MTPY plate, serta fasilitas dan infrastruktur pendukung lainnya.
Pada pendiriannya pabrik baja PT Krakatau Posco perlu didukung oleh fasilitas pendukung dari beragam sektor usaha di antaranya, energi listrik, kepelabuhanan, dan air baku indistri.
Ketiga unit infrastruktur pendukung ini akan dipenuhi oleh anak-anak perusahaan milik PT Krakatau Steel. Untuk pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera membangug Dermaga 6 dengan kapasitas kapal berbobot 200.000 DWT untuk mendukung alur bahan baku masuk ke Krakatau Posco. Pelabuhan ini dilengkapi dengan conveyor sepanjang 1000 meter.
Pada sektor energi, anak usaha PT KS, PT Krakatau Daya Listrik membangun perusahaan joint venture dengan Posco Energy dengan membangun pembangkit listrik berbahan baku off gas berkapasitas 200 MW.
Sementara pada sektor air industri, PT Krakatau Tirta Industri yang saat ini memiliki kapasitas 1800 L/detik menjadi pemasok air baku industri untuk PTKP.
"Hampir sebagian besar infrastruktur pendukung seperti energi listrik, air baku industri, dan pelabuhan dipenuhi oleh Krakatau Steel melalui anak-anak usahanya", kata Irvan.(Shd)
Baca Juga
Krakatau Steel Tambah Pinjaman US$ 200 juta untuk Bangun Pabrik
Pabrik Krakatau Posco Bisa Pasok 8%-9 % Kebutuhan Baja Lokal
Advertisement
Naik Helikopter, Menperin dan Mendag Kunjungi Pabrik Baja KS