Aura libur akhir tahun tampakya mulai menghinggapi pasar modal Indonesia. Transaksi yang sepi serta sejumlah sentimen negatif membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal pekan.
Masih melemahnya rupiah di level 12 ribu per dolar AS juga membuat pelaku pasar cukup khawatir dengan kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia.
Pada penutupan perdagangan Senin (23/12/2013), IHSG ditutup melemah tipis 5,94 poin (0,14%) ke level 4.189,6. Pelemahan juga dialami emiten bluechips yang turun 0,17%.
Transaksi perdagangan saham terbilang sepi karena hanya mencapai frekuensi sebanyak 103.404 kali. Perpindahan 4,76 miliar saham membuat nilai transaksi perdagangan jelang libur Natal ini hanya mencapai Rp 3,52 triliun.
Pelemahan IHSG dipicu turunnya harga saham dari 176 emiten sementara 84 saham lainnya bergerak stagnan. Meski IHSG melemah, sebanyak 77 emiten masih mampu bergerak menguat.
Pemodal asing kembali melakukan aksi jual saham namun dengan nilai relatif kecil. Nett sell asing diperkirakan mencapai sekitar Rp 100 miliar.
IHSG sebetulnya memulai perdagangan dengan baik setelah menguat ke level 4.201,7 pada sesi pre-opening. Namun indeks hanya mampu bertahan sesaat di zona hijau setelah pelaku pasar mulai menanggapi negatif sentimen-sentimen dari domestik dan global.
Tren pelemahan IHSG terus terjadi hingga penutupan perdagangan sesi pertama. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya di level 4.154,11.
Tanda-tanda bangkitnya IHSG mulai terlihat pada perdagangan sesi kedua. Meski masih di zona merah, IHSG mulai memperbaiki posisinya setelah melihat penguatan indeks bursa saham regional.
Bahkan jelang penutupan perdagangan, volume transaksi perdagangan mulai meningkat meski belum cukup kuat mengangkatnya ke zona hijau.
Laju sektor saham kali ini dominasi pelemahan yang dipimpin emiten pertambangan sebesar 1,03%. Koreksi juga dialami emiten sektor infrastruktur 0,76%, barang konsumsi 0,66%, konstruksi 0,61%, dan industri dasar 0,57%.
Sektor saham industri aneka, keuangan, dan perdagangan cukup beruntung karena mampu bergerak menguat masing-masing 0,53%, 0,55%, dan 0,28%.
Top gainer di perdagangan awal pekan ini dihuni oleh sejumlah saham sektor keuangan seperti BBCA dan BFI yang masing-masing menguat Rp 250, dan Rp 175. Tiga top gainer lainnya adalah HMSP yang menguat Rp 500, SCMA Rp 225, dan HERO Rp 150 per saham.
Di daftar top losser bertengger sejumlah saham bluechips seperti ITMG yang melemah paling dalam hingga Rp 1.200 per saham. Top losser lainnya adalah UNVR yang turun Rp 450, GGRM Rp 350, MYOR Rp 300, dan PTBA Rp 250 per saham. (Shd)
Masih melemahnya rupiah di level 12 ribu per dolar AS juga membuat pelaku pasar cukup khawatir dengan kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia.
Pada penutupan perdagangan Senin (23/12/2013), IHSG ditutup melemah tipis 5,94 poin (0,14%) ke level 4.189,6. Pelemahan juga dialami emiten bluechips yang turun 0,17%.
Transaksi perdagangan saham terbilang sepi karena hanya mencapai frekuensi sebanyak 103.404 kali. Perpindahan 4,76 miliar saham membuat nilai transaksi perdagangan jelang libur Natal ini hanya mencapai Rp 3,52 triliun.
Pelemahan IHSG dipicu turunnya harga saham dari 176 emiten sementara 84 saham lainnya bergerak stagnan. Meski IHSG melemah, sebanyak 77 emiten masih mampu bergerak menguat.
Pemodal asing kembali melakukan aksi jual saham namun dengan nilai relatif kecil. Nett sell asing diperkirakan mencapai sekitar Rp 100 miliar.
IHSG sebetulnya memulai perdagangan dengan baik setelah menguat ke level 4.201,7 pada sesi pre-opening. Namun indeks hanya mampu bertahan sesaat di zona hijau setelah pelaku pasar mulai menanggapi negatif sentimen-sentimen dari domestik dan global.
Tren pelemahan IHSG terus terjadi hingga penutupan perdagangan sesi pertama. IHSG bahkan sempat menyentuh level terendahnya di level 4.154,11.
Tanda-tanda bangkitnya IHSG mulai terlihat pada perdagangan sesi kedua. Meski masih di zona merah, IHSG mulai memperbaiki posisinya setelah melihat penguatan indeks bursa saham regional.
Bahkan jelang penutupan perdagangan, volume transaksi perdagangan mulai meningkat meski belum cukup kuat mengangkatnya ke zona hijau.
Laju sektor saham kali ini dominasi pelemahan yang dipimpin emiten pertambangan sebesar 1,03%. Koreksi juga dialami emiten sektor infrastruktur 0,76%, barang konsumsi 0,66%, konstruksi 0,61%, dan industri dasar 0,57%.
Sektor saham industri aneka, keuangan, dan perdagangan cukup beruntung karena mampu bergerak menguat masing-masing 0,53%, 0,55%, dan 0,28%.
Top gainer di perdagangan awal pekan ini dihuni oleh sejumlah saham sektor keuangan seperti BBCA dan BFI yang masing-masing menguat Rp 250, dan Rp 175. Tiga top gainer lainnya adalah HMSP yang menguat Rp 500, SCMA Rp 225, dan HERO Rp 150 per saham.
Di daftar top losser bertengger sejumlah saham bluechips seperti ITMG yang melemah paling dalam hingga Rp 1.200 per saham. Top losser lainnya adalah UNVR yang turun Rp 450, GGRM Rp 350, MYOR Rp 300, dan PTBA Rp 250 per saham. (Shd)